Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir) Dengan Interval Penyiraman Pada Pipa Vertikal
Daftar Isi:
- Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun dan termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesegala arah. Bagian dari tanaman kangkung yang paling penting ialah bagian batang muda dan daunnya sebagai sayur-mayur, selain rasanya yang enak kangkung juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, dalam 100 g kangkung mengandung energi 29 kal, protein 3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 5,4 g, vitamin B1 0,07 mg, dan vitamin C 32 mg. Pentingnya sayuran sebagai sumber gizi dan serat memicu peningkatan kebutuhan masyarakat akan jumlah kesadaran untuk mengkonsumsi sayuran. Kebutuhan masyarakat akan jumlah gizi yang dibutuhkan berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun yang semakin meningkat serta menimbulkan dampak negatif, salah satunya ialah peningkatan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan industri. Semakin sempitnya lahan produktif di daerah perkotaan tentu menuntut adanya suatu cara untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan terbatas tersebut agar tetap produktif. Pertanian kota atau urban agrikultur adalah sistem budidaya tanaman dalam kota. Salah satunya budidaya tanaman dengan sistem vertikultur metode roof garden. Namun sejauh belum diketahui perbandingan jumlah pemberian air yang tepat untuk digunakan pada sistem budidaya vertikultur metode roof garden agar tanaman kangkung dapat tumbuh dan memiliki hasil yang optimal. Air ialah komponen penting dalam pertumbuhan tanaman terlebih pada metode roof garden karena keterbatasan air di atap bangunan. Berdasarkan hal ini maka perlu adanya penelitian mengenai jumlah pemberian air yang tepat agar budidaya tanaman kangkung dengan sistem vertikultur metode roof garden dapat menghasilkan hasil yang optimal. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Juli 2016 di atap Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya Malang. Percobaan yang akan dilakukan merupakan percobaan perlakuan, dengan rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdapat 4 perlakuan dengan 6 ulangan sehingga diperoleh 24 unit vertikultur. Beberapa perlakuan yang akan digunakan ialah penyiraman air 1 hari 2x, penyiraman air 1 hari 1x, penyiraman air 2 hari 1x dan penyiraman air 3 hari 1x. Pengamatan dilakukan dengan 2 cara yaitu pengamatan dengan metode non destruktif dan pengamatan hasil. Pengamatan komponen pertumbuhan dimulai pada saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan interval 5 hari sekali yaitu 15, 20, 25, 30 dan 35. Parameter pengamatan pertumbuhan, hasil panen yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun, bobot segar total per tanaman (g), bobot segar konsumsi per tanaman (g), bobot segar non konsumsi per tanaman (g), panjang akar per tanaman (cm), jumlah cabang akar per tanaman dan luas daun (cm2). Data pengamatan yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam uji F pada taraf 5 %. Apabila terdapat pengaruh maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 %. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakukan interval penyiraman air pada media tanam berpengaruh nyata pada parameter tinggi per tanaman. Beda nyata tinggi tanaman ditunjukkan mulai umur tanaman 20 hst hingga 35 hst, sedangkan pada umur tanaman 15 hst tidak berbeda nyata. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakukan interval penyiraman air pada media tanam berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun per tanaman. Beda nyata jumlah helai daun tanaman ditunjukkan mulai umur tanaman 25 hst hingga 35 hst, sedangkan pada umur tanaman 15 hst dan 20 hst tidak berbeda nyata. Data panen menunjukkan bahwa perlakukan interval penyiraman air pada media tanam berpengaruh nyata pada hasil panen per tanaman pada umur 35 hst. Berdasarkan pengamatan bobot segar total tanaman (g), rata-rata bobot terberat terdapat pada perlakuan P1 sebesar 21,67 g. Berdasarkan pengamatan bobot segar konsumsi per tanaman (g), rata-rata bobot terberat terdapat pada perlakuan P1 sebesar 16,39 g. Berdasarkan pengamatan bobot segar non konsumsi per tanaman (g), rata-rata bobot terberat terdapat pada perlakuan P1 sebesar 5,27 g. Berdasarkan pengamatan panjang akar per tanaman (cm), rata-rata panjang akar terpanjang terdapat pada perlakuan P4 sebesar 39,86 cm. Berdasarkan pengamatan jumlah cabang akar per tanaman, rata-rata jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan P1 sebesar 26,50. Sedangkan pengamatan luas daun per tanaman, rata-rata daun terluas terdapat pada perlakuan P1 sebesar 272,47. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh akibat perlakuan interval penyiraman air yang berbeda-beda pada berbagai macam parameter pengamatan pertumbuhan dan hasil. Perlakuan P1 interval penyiraman air 1 hari 2x, memberikan hasil yang optimal pada berbagai Penyiraman air dengan interval semakin rendah akan semakin mengurangi produksi tanaman kangkung macam parameter pengamatan pertumbuhan dan komponen hasil.