Analisis Indikator Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Studi Kasus di Kecamatan Bancar, Senori, Jatirogo, Bangilan dan Kenduruan Kabupaten Tuban)

Main Author: Fahmi, RizalLuqmana
Format: Thesis NonPeerReviewed Lainnya
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131966/1/Rizal_Luqmana_Fahmi_125040100111173.PDF
http://repository.ub.ac.id/131966/
Daftar Isi:
  • Ketahanan pangan merupakan keadaan dimana tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya harus terjamin serta dengan harga yang stabil sepanjang waktu. Kondisi ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan beraktivitas dengan baik dapat menimbulkan kondisi rawan pangan. Pada wilayah penelitian di Kecamatan Bancar, Senori, Jatirogo, Bangilan dan Kenduruan Kabupaten Tuban dapat dijadikan contoh untuk masalah rawan pangan. Kondisi tersebut sebabkan karena jumlah keluarga miskin yang banyak sehingga kemampuan untuk mengakses persediaan pangan terhambat. Perlu dilakukan penanganan untuk permasalahan kerawanan pangan salah satu caranya dengan mengidentifikasi masalah kerawanan pangan terlebih dahulu dengan menggunakan indikator-indikator yang digunakan untuk menilai ketahanan pangan pada desa-desa yang berada di Kecamatan Bancar, Senori, Jatirogo, Bangilan dan Kenduruan Kabupaten Tuban. Sebelum menilai kondisi ketahanan pangan di wilayah penelitian perlu dilakukan seleksi indikatorindikator yang digunakan agar indikator tersebut merupakan indikator yang sesuai. Seleksi indikator tersebut menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) yang bertujuan untuk menseleksi indikator yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu untuk menganalisis indikator - indikator yang digunakan dan untuk menentukan kondisi ketahanan pangan tingkat desa di wilayah Kabupaten Tuban yaitu Kecamatan Bancar, Jatirogo, Kenduruan, Bangilan dan Senori. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperlukan di masing-masing indikator. Analisis tersebut dilakukan pada indikator ketahanan pangan yang telah didapat yaitu sejumlah 15 indikator. 15 indikator yang di analisis menggunakan PCA didapat 7 indikator yang telah terseleksi dan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama dengan diwakili 4 indikator penilaian yaitu persentase rumah tangga dengan rumah bambu, persentase balita kurang gizi, persentase penduduk buta huruf dan persentase lahan tidak beririgasi. Faktor kedua dengan diwakili 3 indikator yaitu persentase rumah tangga miskin, tingkat kematian bayi (IMR) dan persentase penduduk tanpa akses air bersih. Hasil yang didapat dari nilai komposit pada 77 desa yang berada di wilayah penelitian didapatkan hasil 4 desa dengan kondisi sangat tahan pangan atau 5,19% dari seluruh desa yang diteliti, 26 desa dengan kondisi tahan pangan atau 33,77%, 13 desa dengan kondisi cukup tahan pangan atau 16,88%, 12 desa dengan kondisi agak rawan pangan atau 15,58%, 17 desa dengan kondisi rawan pangan atau 22,08% dan 5 desa dengan kondisi sangat rawan pangan atau 6,49%.