Eksplorasi Pisang (Musa Sp.) Sebagai Sumberdaya Genetik Lokal Unggul Di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung

Main Author: Sirait, Ardi Wiranata
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13195/1/ARDI%20WIRANATA%20SIRAIT.pdf
http://repository.ub.ac.id/13195/
Daftar Isi:
  • Pisang (Musa sp.) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan buahnya dan merupakan tanaman asli Indonesia. Pisang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga produksi dan permintaan pisang sering mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 produksi pisang Indonesia mencapai 7.299.275 ton sedangkan di tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 4% menjadi 7.007.125 ton. Salah satu daerah penyumbang produksi pisang Indonesia yaitu Provinsi Lampung sebesar 18,20% menduduki peringkat ke-3 dan salah satu wilayah yang memberikan kontribusi yaitu kabupaten Tanggamus. Kendala dalam produksi pisang yaitu masih kurang optimalnya kualitas dan kuantitas buah pisang yang di hasilkan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pisang dan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pisang yaitu dengan teknik pemuliaan tanaman. Salah satu ruang lingkup pemuliaan tanaman adalah pengelolaan sumberdaya genetik. Pengelolaan sumberdaya genetik dapat dilakukan dengan pengumpulan plasma nutfah dalam kegiatan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi pisang akan memberikan kekayaan materi genetik untuk pemuliaan tanaman pisang sehingga diharapkan materi genetik dari hasil eksplorasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pisang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menghasilkan informasi tentang keanekaragaman pisang yang ada di Kabupaten Tanggamus. (2) menghasilkan informasi tentang penyebaran pisang yang ada di Kabupaten Tanggamus. Serta hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) Pisang yang tumbuh di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi. (2) Penyebaran pisang di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tersebar secara merata pada ketinggian topografi yang berbedabeda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018 di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Daerah pengambilan sampel dibagi menjadi 3 kecamatan yang mewakili dari ketiga ketinggian tempat yang berbeda yaitu Kec. Kota Agung (dataran rendah), Kec. Pulau Agung (dataran menengah) dan Kec. Gisting (dataran tinggi). Metode yang digunakan yaitu metode line transect dengan membuat 3 jalur transek di tiap kecamatan berdasarkan penggunaan lahan yaitu pekarangan, perkebuan dan hutan sehingga nantinya akan terbentuk 9 jalur transek. Tiap transek dibentuk 6 plot pengamatan dengan luas 20 x 20 m dan interval antar plot berjarak antar 2-3 km. Penentuan garis transek dan plot pengamatan berdasarkan atas pertimbangan keberadaan pisang serta aksesibilitas dan keamanan. Pengambilan sampel pisang dilakukan secara acak dan kemudian dilakukan karakterisasi menggunakan buku panduan deskriptor IPGRI tahun 1996. Data dari hasil pengamatan kemudian akan dikelompokkan untuk membedakan macam-macam jenis pisang terhadap beberapa kelompok genom dan dilakukan pengukuran jarak genetik dengan melihat hubungan kekerabatan ii antar jenis pisang serta data sebaran pisang akan disajikan dalam bentuk peta yang dibuat menggunakan aplikasi DIVA-GIS. Hasil eksplorasi di Kabupaten Tanggamus, ditemukan 7 genotipe pisang yaitu pisang Janten, Muli Mas, Kepok, Ambon, Raja, Raja Sereh dan Tanduk. Dari 7 genotipe pisang yang ditemukan, setiap genotipe pisang memiliki beberapa perbedaan karakter morfologi dengan genotipe pisang yang lainnya seperti karakter morfologi batang semu, daun, bunga dan buah. Hasil analisis indeks keanekaragaman diketahhui bahwa dari 3 kecamatan yang diamati memiliki nilai indeks keanekaragaman > 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa di 3 kecamatan tersebut memiliki keanekaragaman spesies pisang yang tinggi atau melimpah. Persebaran tanaman pisang yang ada di Kabupaten Tanggamus tersebar secara merata. Hal tersebut terlihat dari hampir semua genotipe pisang yang ditemukan didapatkan di 3 kecamatan yang berbeda.