Pengaruh Pengambilan Keputusan Petani Pada Sistem Penjualan Padi (Oryza Sativa L.) Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Usahatani (Studi Kasus Di Desa Watugede Kecamatan Singosari Kabupaten Malang)
Main Author: | Ulfa, DewiMardia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131942/1/DEWI_MARDIA_ULFA_125040101111170.pdf http://repository.ub.ac.id/131942/ |
Daftar Isi:
- Pendapatan petani harus lebih ditingkatkan dengan berbagai cara dan strategi baik dari sistem usahatani yang dilakukan sampai dengan sistem penjualan. Sumber pendapatan utama di Desa Watugede yaitu berasal dari budidaya padi. Sistem budidaya padi yang dilakukan oleh petani secara konvensional dengan pemeliharaan yang seadanya dan tidak menggunakan teknologi yang modern. Pendapatan diluar usahatani seperti sistem penjualan merupakan mata rantai yang sangat penting dan mempunyai peranan yang luas dan besar pengaruhnya terhadap pendapatan petani. Di Desa Watugede telah ditemukan praktek jual beli secara tebasan dalam sistem penjualan padi. Tebasan adalah suatu cara penjualan hasil suatu jenis produk pertanian sebelum produk tersebut dipanen, di mana produk tersebut hasilnya sudah siap dipanen. Sistem tebasan tersebut telah berkembang secara luas dan sudah lama diterapkan di Desa Watugede hingga sekarang. Adanya sistem tebasan yang telah diterapkan muncul persepsi sisi positif dan juga sisi negatif. Sisi positif dari sistem penjualan dengan menggunakan tebasan yaitu petani tidak perlu mengeluarkan biaya panen, biaya tenaga kerja, dan juga petani mendapatkankan hasil produksinya dalam bentuk uang secara langsung. Sedangkan untuk sisi negatifnya petani tidak mengetahui berapa hasil produksi, tidak mengetahui berapa keuntungan yang diterima, dan harga yang dipatok berasal dari tengkulak bukan dari harga pasar. Dalam sistem tebasan tersebut sebenarnya petani banyak mengalami kerugian dan pendapatan menurun, tetapi petani di Desa Watugede masih melakukan sistem tebasan karena sudah menjadi tradisi juga sebagai modal usahatani dan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Pendapatan petani harus lebih ditingkatkan dengan berbagai cara dan strategi baik dari sistem usahatani yang dilakukan sampai dengan sistem penjualan. Sistem penjualan padi yang diterapkan oleh petani padi di Desa Watugede masih belum dapat memberikan pendapatan yang maksimal dikarenakan sikap petani terhadap pemilihan atau pengambilan keputusan terhadap sistem penjualan padi tersebut. Berdasarkan uraian diatas, diperlukan kajian mengenai pengaruh pengambilan keputusan petani pada sistem penjualan padi dengan tebasan dan juga tidak tebasan untuk memperoleh masukan dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani padi di Desa Watugede. Berdasarkan latar belakang tersebut maka secara umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai: Sejauh mana Sistem penjualan yang dipilih petani mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani padi Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut: (1). Mendeskripsikan sistem penjualan padi yang berlaku di daerah penelitian. (2). Menganalisis tingkat pendapatan usahatani padi dengan sistem penjualan tebasan dan bukan tebasan di daerah penelitian. (3). Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam memilih sistem penjualan padi di daerah penelitian. (4). Menganalisis pengaruh pengambilan keputusan petani dalam memilih sistem penjualan padi terhadap pendapatan usahatani. Empat hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagi berikut: (1). Sebagaimana sistem penjualan padi yang banyak dilakukan petani pada umumnya, dihipotesiskan bahwa petani di daerah penelitian cenderung melakukan sistem penjualan tebasan daripada sistem penjualan bukan tebasan. (2). Atas dasar penelitian terdahulu di wilayah Jawa Timur, dihipotesiskan bahwa pendapatan usahatani padi dengan sistem penjualan bukan tebasan lebih tinggi daripada sistem tebasan. (3). Umur petani, tingkat pendidikan petani, luas penguasaan lahan, dan frekuensi kehadiran dalam pertemuan kelompok tani berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan petani pada sistem penjualan padi. (4) Pengambilan keputusan petani dalam memilih sistem penjualan padi berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani. Metode pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan Cluster Random Sampling Sampling dengan mengelompokkan petani menjadi dua kelompok yaitu kelompok petani yang melakukan sistem tebasan dan tidak tebasan. Selanjutnya sampel pada masing-masing kelompok dilakukan secara Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dari suatu populasi yang telah terbagi menjadi beberapa lapisan (strata) luas penguasaan lahan dengan didapatkan total responden petani tebasan sebesar 29 petani dan petani bukan tebasan sebesar 11 petani. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Sebagian besar petani melakukan sistem penjualan padi dengan tebasan (72% petani) dikarenakan petani menganggap sistem tebasan lebih praktis dan cepat mendapatkan keuntungan. (2) Tingkat pendapatan petani yang melakukan sistem penjualan bukan tebasan lebih besar dibandingkan dengan petani yang melakukan sistem tebasan. Hal tersebut dikarenakan harga padi yang ditaksir dalam sistem penjualan tebasan dengan bukan tebasan berbeda. Harga padi yang menggunakan sistem tebasan lebih rendah dibandingkan sistem bukan tebasan.(3) Umur petani, tingkat pendidikan, luas penguasaan lahan dan juga frekuensi kehadiran kelompok tani berpengaruh positif terhadap keputusan petani. Sementara itu, jumlah tanggungan keluarga dan juga pendapatan berepengaruh negatif. Oleh karena itu, setiap peningkatan umur petani, tingkat pendidikan, luas penguasaan lahan dan juga frekuensi kehadiran kelompok tani dapat meningkatkan keputusan petani terhadap sistem penjualan tebasan. Sementara itu, peningkatan jumlah tanggungan keluarga dan juga pendapatan akan mengurangi keputusan petani terhadap sistem penjualan ktebasan. Variabel umur, luas kepenguasaan lahan, pendapatan, frekuensi kehadiran kelompok tani berpengaruh nyata pada keputusan petani dalam sistem penjualan. Sedangkan variabel tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga belum dapat memberikan pengaruh nyata. (4) Keputusan petani memilih sistem penjualan tebasan berpengaruh negatif terhadap pendapatan yang artinya pendapatan petani yang melakukan sistem tebasan lebih rendah dibandingkan yang tidak melakukan sistem tebasan.