Pengaruh Konsentrasi dan Interval Pemberian PGPR terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L
Main Author: | Ningsih, YantiFitriah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131895/1/daftar_isi.pdf http://repository.ub.ac.id/131895/2/COVER_.pdf http://repository.ub.ac.id/131895/3/isi.pdf http://repository.ub.ac.id/131895/ |
Daftar Isi:
- Buncis (Phaseolus vulgaris L.) ialah tanaman hortikultura yang tergolong dalam jenis tanaman kacang-kacangan. Menurut Kementan tahun 2012, ketersediaan buncis di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 343.850 ton dan sebanyak 332.950 ton digunakan sebagai bahan makanan. Namun produksi buncis ini masih berfluktuasi, sehingga mengakibatkan Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi buncis dilakukan dengan cara penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacter). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan waktu aplikasi PGPR yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Hipotesis dari penelitian ini adalah pada konsentrasi 15 ml L-1 dengan waktu pengaplikasian yang tepat mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.). Penelitian dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Tanaman Palawija Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Jawa Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 3 taraf diantaranya K1= 5 ml L-1 , K2 = 10 ml L -1 , K3 = 15 ml L -1 . 4 taraf antara lain T1= 0 MST, 1 MST, 3 MST; T2 = 0 MST, 2 MST, 3 MST; T3 = 0 MST, 2 MST, 4 MST; T4 = 0 MST, 3 MST, 4 MST dan terdapat satu perlakuan tanpa PGPR sebagai Kontrol. MST. Parameter yang diamati ialah Tinggi tanaman, Jumlah daun, Jumlah cabang, Jumlah penyakit, Luas daun, Berat kering, Laju pertumbuhan tanaman, Analisis Klorofil, Jumlah polong segar pertanaman, Panjang polong segar (cm), Bobot polong segar (g) per petak panen, Bobot polong segar pertanaman (g), bobot polong segar per ha., Indeks Panen, Analisis tanah. Analisa data menggunakan analisa ragam (uji F) dengan taraf 5% dan menggunakan Uji BNJ pada taraf 5% untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan. Untuk mengetahui pengaruh terhadap kontrol dilakukan uji Ortogonal kontras. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan konsentrasi dan interval pemberian PGPR pada semua parameter, akan tetapi secara terpisah perlakuan konsentrasi PGPR dan perlakuan interval waktu pemberian PGPR berpengaruh nyata pada beberapa parameter. Perlakuan perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman pada umur 35 HST, jumlah penyakit berpengaruh nyata pada umur 35 HST dan luas daun berpengaruh nyata pada umur 42 HST. Sedangkan pada perlakuan interval waktu pemberian PGPR berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang pada umur 28 HST. Pada parameter tinggi tanaman dan luas daun konsentrasi 15 ml menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan konsentrasi 5 ml maupun 10 ml. Sedangkan parameter jumlah penyakit menunjukkan bahwa konsentrasi 5 ml berbeda nyata dengan konsentrasi 10 ml maupun 15 ml. Perlakuan T1 dan T2 menunjukkan jumlah cabang berbeda nyata dengan T3 dan T4. Dari penelitian ini didapatkan bahwa perlakuan pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml memiliki hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain pada parameter tinggi tanaman dan luas daun