Partisipasi Petani Dan Strategi Komunikasi Dalam Kegiatan Gp-Ptt (Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu) Pada Program Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Kedelai (Studi Kasus Di Desa Sa
Daftar Isi:
- UPSUS (Upaya Khusus) merupakan program pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian. Program UPSUS dilakukan guna meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai demi terciptanya swasembada berkelanjutan tahun 2017. Program UPSUS merupakan suatu program yang tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama dan partisipasi beberapa pihak. Patisipasi merupakan keterlibatan individu, kelompok maupun suatu lembaga pada suatu kegiatan, sehingga partisipasi beberapa pihak terutama petani sebagai pelaku utama diperlukan guna mendukung keberhasilan program. Penelitian tentang partisipasi petani tehadap program Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi kedelai di Tulugagung dilakukan setelah terlaksananya program UPSUS. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mendiskripsikan implementasi kegiatan GP-PTT (Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu) pada program UPSUS peningkatan produksi kedelai di Desa Sanan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. 2. Menganalisis partisipasi petani pada program UPSUS peningkatan produksi kedelai di desa tersebut. 3. Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal penentu partisipasi petani pada program UPSUS peningkatan produksi kedelai di desa tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan probability sampling secara simple random sampling dan nonprobability sampling secara purposive sampling. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan untuk menjawab keempat tujuan dibantu dengan analisis deskriptif skala Likert. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi kegiatan GP-PTT pada program UPSUS terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap sosialisasi, tahap pelaksanaan dan evaluasi. 2. Partisipasi pada kegiatan GP-PTT kedelai pada program UPSUS tergolong tinggi. Partisiasi petani pada tahap persiapan memiliki presentase sebesar 80%. Partisipasi petani pada tahap sosialisasi memiliki presentase sebesar 99,5%. Partisipasi petani pada tahap pelaksanaan memiliki presentase sebesar 79,7%. Partisipasi petani pada tahap evaluasi memiliki presentase sebesar 61,6%. 3. Faktor internal sebagai penentu partisipasi petani pada program tergolong sedang dengan presentase sebesar 68%. Faktor eksternal yang menjadi faktor penentu juga tergolong sedang dengan presentase 65,6%. 4. Strategi komunikasi yang dilakukan melalui metode SMCR (Source, Media, Channel dan Receiver). Source merupakan pengirim pesan yaitu kemampuan penyuluh pertanian yang sudah bagus dalam penyampaian materinya, bertindak positif terhadap program dan memiliki pengetahuan yang baik pada program. Message adalah pesan yang disampaikan. Selama program, penyuluh mampu memberikan materi yang mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan petani. Channel adalah media yang digunakan oleh penyuluh yaitu kertas flipchart dan handout materi. Receiver merupakan pemehaman petani pada informasi. Selama program, petani dapat bertindak sesuai arahan dan dapat bekerjasama dengan penyuluh pertanian. Saran dari penelitian ini adalah: 1. Implementasi kegiatan diusahakan untuk sesuai dengan ketentuan program dan kebutuhan petani seperti kebutuhan akan perbaikan irigasi dan beberapa jenis sarana produksi. 2. Pemberian informasi terkait tahapan kegiatan, tanggal berkumpul dan lokasi perlu diperjelas agar petani paham. 3. Peran pemangku kepentingan pada program perlu ditingkatkan agar program berjalan maksimal. 4. Penggunaan media pada kegiatan penyuluhan perlu ditingkatkan.