Analisis Integrasi Pasar Bawang Merah (Allium Ascolanium L) Di Jawa Timur

Main Author: RiccoDiaztianto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131863/1/Skripsi_Cover_-_Daftar_Lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/131863/2/Skripsi_I_-_Lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/131863/
Daftar Isi:
  • Disparitas harga bawang merah antara produsen, pedagang besar dan pedagang pengecer di Jawa Timur mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Mengingat bawang merah merupakan komoditas yang potensial maka seharusnya kebijakan pemerintah mampu melindungi kepentingan produsen, pedagang besar dan pedagang pengecer. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan pemerintah untuk perbaikan kondisi bawang merah di Jawa Timur pada masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis integrasi pasar bawang merah antara produsen dan pedagang besar, menganalisis integrasi pasar bawang merah antara pedagang besar dan pedagang pengecer dan menganalisis integrasi pasar bawang merah antara produsen dan pedagang pengecer. Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif meliputi tahap uji stasioneritas data, uji kointegrasi, uji ECM (Error Correction Model) dan uji Kausalitas Engle – Granger antara data harga bawang merah pada tingkat produsen, pedagang besar dan pedagang pengecer dilakukan untuk menjelaskan tingkat integrasi pasar bawang merah di Jawa Timur. Data harga tersebut adalah data bulanan rentang waktu (time series) mulai tahun 2011 sampai tahun 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi integrasi pasar dalam jangka panjang dan jangka pendek pada tingkat produsen dan pedagang besar, pedagang besar dan pedagang pengecer, dan produsen dan pedagang pengecer di Jawa Timur. Pada tingkat produsen dan pedagang besar, jika harga bawang merah pada tingkat produsen naik Rp 1,00 per kilogram maka harga bawang merah pada tingkat pedagang besar juga akan ikut naik sebesar Rp 0,93 per kilogram pada jangka panjang. Pada jangka pendek, keofisien ECT yang bernilai – 0,61 menunjukkan bahwa harga semakin menjauhi keseimbangan, artinya saat harga bawang merah pada tingkat pedagang besar naik maka harga pada tingkat produsen belum tentu ikut naik. Pada tingkat pedagang besar dan pedagang pengecer, jika harga bawang merah pada tingkat pedagang besar naik Rp 1,00 per kilogram maka harga bawang merah pada tingkat pedagang pengecer juga akan ikut naik sebesar Rp 1,13 per kilogram pada jangka panjang. Pada jangka pendek, keofisien ECT yang bernilai – 0,31 menunjukkan bahwa harga semakin menjauhi keseimbangan, artinya saat harga bawang merah pada tingkat pedagang pengecer naik maka harga pada tingkat pedagang besar belum tentu ikut naik. Pada tingkat produsen dan pedagang pengecer, jika harga bawang merah pada tingkat produsen naik Rp 1,00 per kilogram maka harga bawang merah pada tingkat pedagang pengecer juga akan ikut naik sebesar Rp 0,97 per kilogram pada jangka panjang. Pada jangka pendek, keofisien ECT yang bernilai – 0,31 menunjukkan bahwa harga semakin menjauhi keseimbangan, artinya saat harga bawang merah pada tingkat pedagang pengecer naik maka harga pada tingkat produsen belum tentu ikut naik. Transmisi harga bawang merah pada tingkat produsen dan pedagang besar, pedagang besar dan pedagang pengecer, produsen dan pedagang pengecer di Jawa Timur telah terintegrasi pada pada jangka panjang dan jangka pendek. Pada jangka panjang harga bergerak secara bersama–sama. Tetapi, pada jangka pendek harga semakin menjauhi keseimbangan. Hal tersebut disebabkan oleh informasi harga yang kurang ditransmisikan ke pelaku pemasaran. Provinsi Jawa Timur mempunyai beberapa pekerjaan dalam memperkuat implementasi peraturan pemerintah untuk meningkatkan sistem informasi harga yang dapat diakses semua pihak, pengembangan infrasturkur serta mengawasi harga bawang merah. Pemikiran peneliti mengenai perbaikan sistem informasi harga ini terdapat dalam saran-saran pada penelitian ini. Pemerintah dihapkan dapat membuat implikasi kebijakan yang dapat memperbaiki kondisi pasar bawang merah dengan pertimbangan dari seluruh pelaku pasar, meliputi produsen, pedagang dan konsumen bawang merah.