Daftar Isi:
  • Buncis (Phaseolus vulgaris L.) memiliki potensi yang cukup besar sebagai sayuran untuk dikembangkan karena berperan memenuhi kebutuhan konsumsi nasional dan komoditas ekspor. Luas areal penanaman tanaman buncis di Indonesia tiap tahun terus meningkat, tetapi produktivitasnya masih rendah. Hal ini dikarenakan skala usahatani yang dikelola oleh petani masih kecil dan belum intensif dalam pemeliharaannya. Teknologi yang mampu meningkatkan produksi yaitu pemangkasan pucuk. Pemangkasan pucuk bertujuan untuk menghentikan dominansi apikal dan memfokuskan hasil asimilat pada perkembangan organ-organ generatif seperti bunga dan polong. Pemangkasan pucuk ini diduga dapat meningkatkan kualitas hasil secara nyata apabila diberi rangsangan pupuk kalium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pupuk kalium dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis apabila dilakukan pemangkasan pucuk. Penelitian dilaksanakan di screenhouse STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian), Tanjung, Malang pada bulan Februari – Mei 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah pemangkasan pucuk dengan dua taraf, yaitu tanpa pemangkasan pucuk (P0) dan pemangkasan pucuk pada saat memasuki fase generatif awal (P1). Faktor kedua adalah dosis pupuk KCl dengan empat taraf, yaitu 0 kg/ha (P1), 50 kg/ha (P2), 100 kg/ha (P3), dan 150 kg/ha (P4). Jadi terdapat 8 kombinasi perlakuan yang masing-masing kombinasi diulang tiga kali sehingga total berjumlah 24 satuan percobaan. Setiap plot percobaan (kombinasi perlakuan) terdapat 8 tanaman sehingga total populasi tanaman dalam percobaan ini adalah 192 tanaman. Variabel-variabel yang diamati adalah luas daun (dm2 tan-1), umur mulai berbunga (HST), jumlah bunga (buah tan-1), umur mulai panen (HST), Laju Pertumbuhan Tanaman (LPR), jumlah polong (buah tan-1), panjang polong (cm), diameter polong (cm), dan bobot segar polong (g tan-1). Semua data hasil pengamatan selanjutnya ditabulasikan kemudian dianalisa menggunakan Analisa Varian. Dari hasil Analisa Varian jika menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan melakukan pengujian Uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan pucuk memberikan pengaruh nyata pada luas daun (dm2 tan-1), jumlah bunga (buah tan-1), LPR, jumlah polong (buah tan-1), dan bobot segar polong (g tan-1). Perlakuan pemangkasan pucuk memberikan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa pemangkasan pucuk. Perlakuan pupuk KCl memberikan pengaruh pada semua parameter pengamatan, kecuali panjang polong (cm) dan diameter polong (cm). Terdapat interaksi antara perlakuan pemangkasan pucuk dan dosis pupuk KCl terhadap LPR dan bobot segar polong (g tan-1). Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis optimum pupuk KCl apabila dilakukan pemangkasan pucuk adalah 147,6 kg KCl ha-1 dan apabila tanpa dilakukan pemangkasan pucuk adalah 121,9 kg KCl ha-1.