Daftar Isi:
  • Terung (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayuran dari famili Solanaceae. Di Indonesia terung dikonsumsi secara segar dan sebagai bahan olahan yang memiliki nilai gizi tinggi, yakni protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi,vitamin A, B dan C (Husni et al., 2003). Data konsumsi terung di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 2,55 kg per kapita hingga pada tahun 2012 konsumsi menjadi sebesar 3,49 kg per kapita (Statistik Konsumsi Pangan, 2012). Pada total produksi terung, di tahun 2004 mencapai 312.351 ton hingga pada tahun 2014 produksi total mencapai 557.053 ton (Badan Pusat Statistik, 2015). Pada budidaya terung sering dijumpai bunga terung yang gugur atau gagal membentuk buah. Diketahui tingkat fruit set pada tanaman terung dan paprika yakni 30% hingga 40% (Quagliotti, 2000). Guna meningkatkan fruit set pada tanaman terung tersebut dibutuhkan teknologi budidaya yang tepat seperti pemupukan, aplikasi mulsa dan kondisi lingkungan yang sesuai. Dengan teknik budidaya yang baik diharapkan hasil tanaman dapat mencapai optimal. Kerontokan bunga dapat dipengaruhi oleh kandungan hormon endogen pada tanaman. Rendahnya konsentrasi auksin dan giberelin menyebabkan sel pada organ bunga mudah mengalami senescene atau penuaan (Taiz dan Zeiger, 2007). Sehingga, dibutuhkan penambahan hormon eksogen atau zat pertumbuhan tanaman seperti GA3 untuk menginduksi pembentukan organ tanaman terutama organ bunga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui interaksi antara konsentrasi GA3 dan varietas terung terhadap pertumbuhan dan hasil terung. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat interaksi antara konsentrasi GA3 dengan varietas terung terhadap pertumbuhan dan hasil, pada konsentrasi GA3 45 ppm meningkatkan fruit set dan hasil terung. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Juli 2016 di desa Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 400 m dpl. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, timbangan analitik, kamera, penggaris, meteran, gembor, gunting, polybag, ajir bambu, gelas ukur 1000 mL, jangka sorong, mortar, penggaris, botol semprot volume 1000 ml, oven. Bahan yang digunakan adalah bibit terong ungu varietas Mustang, terong hijau varietas Milano, GA3 dari tablet Gibgro 20T (20% GA3 dalam 5 g per tablet), pupuk kandang kambing, pupuk nitrogen (Urea), pupuk kalsium (KCl), pupuk fosfor (SP-36) dan pestisida. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi giberelin dengan 3 taraf : G0 (0 ppm), G1 (15 ppm), G2 (30 ppm) dan G3 (45 ppm). Faktor kedua adalah dua varietas terung yakni M1 (Mustang), M2 (Milano). Kombinasi perlakuan yang didapat adalah sebagai berikut : M1G0, M1G1, M1G2, M1G3, M2G0, M2G1, M2G2, M2G3. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 32 unit percobaan.Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan dan komponen panen. Pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga dan jumlah cabang produktif. Pengamatan panen meliputi jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, presentase fruit set, bobot kering total tanaman. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa dengan (Uji F) ragam taraf 5 % yang bertujuan untuk mengetahui nyata atau tidak nyata pengaruh dari perlakuan. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaan yang nyata antar perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi GA3 dan varietas terung pada pengamatan diameter batang dan jumlah daun, yakni pada perlakuan konsentrasi GA3 45 ppm. Varietas Milano lebih respon terhadap GA3 dibanding dengan varietas Mustang Perlakuan konsentrasi GA3 45 ppm berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, luas daun, jumlah cabang produktif, bobot buah per tanaman, panjang buah dan berat kering total tanaman. Pada perlakuan perlakuan varietas, Mustang memilki hasil tertinggi pada tinggi tanaman bobot per buah dan berat kering total tanaman. Pada varietas Milano memilki hasil tertinggi pada diameter batang, luas daun per tanaman, jumlah bunga, jumlah cabang produktif, jumlah buah, bobot buat total per tanaman, panjang buah dan fruit set 17,81% lebih tinggi dibanding varietas Mustang.