Pengaruh Pemberian Agens Hayati Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum)
Main Author: | GibranMaulanaFirdaus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131841/1/Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/131841/2/Bab_1-Lampiran.pdf http://repository.ub.ac.id/131841/3/Ringkasan_dan_Daftar.pdf http://repository.ub.ac.id/131841/ |
Daftar Isi:
- Tebu menyerap antara 50-500 kg N ha-1, 40-80 kg P ha-1 dan 100-300 kg K ha-1 (Yukamgo dan Yuwono, 2007). Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman tebu membutuhkan hara N, P dan K dalam jumlah yang sangat besar. Ketersediaan unsur hara bagi tanaman mutlak diperlukan untuk membantu tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Namun aplikasi pupuk yang berlebihan dapat berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan terutama tanah, sehingga diperlukan solusi yang tepat agar kebutuhan unsur hara tanaman tebu tetap dapat tercukupi tanpa merusak lingkungan. Penambahan aplikasi pupuk hayati diharapkan dapat meningkatkan nilai efisiensi pemupukan. Suwahyono (2011) menyatakan pupuk hayati memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan asupan nutrisi dan air pada kondisi tanah yang kritis. Penggunaan pupuk hayati efektif dalam memperkaya nilai ekonomi tanah dengan biaya yang murah dibandingkan pupuk kimia sintetis yang membahayakan lingkungan dan tergantung pada sumber energi tak terbarukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari fungsi dari mikroba yang terkandung di dalam pupuk hayati terhadap pertumbuhan vegetatif tebu, mengetahui pengaruh penggunaan kombinasi pupuk hayati dan pupuk anorganik majemuk pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu dan mendapatkan dosis yang tepat dari kombinasi pupuk anorganik dan pupuk hayati untuk pertumbuhan vegetatif tebu yang optimal. Hipotesis penelitian ini adalah kombinasi dari pupuk anorganik dan agen hayati mampu menurunkan dosis pupuk standart dengan tetap mempertahankan pertumbuhan optimal pada fase vegetatif tanaman tebu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai bulan April 2016 di lahan Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 7 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali sehingga menghasilkan 28 petak perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu P0: kontrol; P1: NPK 400 kg ha-1 +ZA 600 kg ha-1 ; P2: Pupuk Hayati 30 L ha-1; P3: NPK 100 kg ha-1 + ZA 150 kg ha-1 + Pupuk Hayati 30 L ha-1 + PH 30 L ha-1; P4: NPK 200 kg ha-1 + ZA 300 kg ha-1 + Pupuk Hayati 30 L ha-1; P5: NPK 300 kg ha-1 + ZA 400 kg ha-1 + Pupuk Hayati 30 L ha-1; P6: NPK 200 kg ha-1+ ZA 300 kg ha-1 + Pupuk Hayati 15 L ha-1. Pengamatan dilakukan mulai umur 90 hst atau 3 bulan setelah tanam hingga umur 181 hst dengan interval pengamatan 2 minggu sekali. Parameter pengamatan meliputi parameter pertumbuhan tebu, yaitu tinggi tanaman, panjang batang, panjang ruas, jumlah ruas, diameter batang dan jumlah anakan. Parameter tambahan yaitu analisis kandungan hara tanah awal, tanah akhir, kandungan mikroba pupuk hayati dan kandungan mikroba pada tanah akhir. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan tabel anova. Apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5% untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada parameter tinggi tanaman, panjang batang, jumlah ruas, jumlah anakan, panjang ruas dan diameter batang. Perlakuan P5 (NPK 300 kg ha-1 + ZA 400 kg ha-1 + Pupuk Hayati 30 L ha-1) diketahui tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 (NPK 400 kg ha-1 + ZA 600 kg ha-1) dan memberikan pengaruh paling baik bagi pertumbuhan vegetatif tebu dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa P5 (NPK 300 kg ha-1 + ZA 400 kg ha-1 + Pupuk Hayati 30 L ha-1) dapat menurunkan dosis pupuk kimia. Pengaplikasian pupuk hayati yang mengandung bakteri penambat N dan jamur pelarut P dapat menyediakan kebutuhan unsur hara N dan P dalam fase vegetatif tebu sehingga dapat menurunkan dosis pupuk anorganik.