Daftar Isi:
  • Pangan merupakan kebutuhan paling primer yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat dan sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi pada tahun 2015 diperkirakan naik sebesar 5,85% dibandingkan produksi tahun 2014. Produksi padi diperkirakan naik 4,15 juta ton dibandingkan tahun 2014. Secara total, produksi padi berdasarkan ARAM II diperkirakan sebesar 74,99 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Terjadi koreksi penurunan dibandingkan ARAM I, yang sebesar 75,5 juta ton yang mencapai hampir 600.000 ton. Seiring dengan pencapaian prestasi tersebut, muncul masalah dan tantangan baru. Tantangan dan permasalahan mendasar pembangunan sektor pertanian berkaitan dengan sarana prasarana, permodalan, pasar, teknologi, dan kelembagaan petani, yang masih memerlukan penanganan yang berkelanjutan disamping munculnya persoalan-persoalan baru. Salah satu gerakan yang meningkatan produksi tanaman pangan dengan program mitra adalah Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). Program ini dilaksanakan dalam penguatan ketahanan pangan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 14 tahun 2011 oleh Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan visinya sebagai alat untuk kesejahteraan melalui sistem kemitraan. Tujuan program ini yaitu mendorong produktivitas padi, petani pada tingkat frontier (terdepan) melalui penyediaan paket teknologi, modal, saprodi sesuai dengan kalender tanam dan jaminan harga. Salah satu anak perusahaan BUMN yang melaksanakan GP3K adalah PT Pertani (PERSERO), bergerak di bidang usaha yang berhubungan sektor pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis pola kemitraan antara PT Pertani dengan petani mitra, (2) Mengidentifikasi sosialisasi dari PT Pertani kepada petani mitra mengenai program kemitraan Gerakan Penguatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K), (3) Mendeskripsikan pelaksanaan kemitraan antara PT Pertani dengan petani mitra dengan dukungan dari semua pihak yang terkait, (4) Mendeskripsikan produktivitas dan pendapatan usahatani padi pada petani mitra. Lokasi penelitian ini di dua daerah, yaitu Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (description research). Metode penentuan informan yang digunakan adalah teknik sensus. Informan adalah PPL Dinas Pertanian 1 orang, Spot Worker 2 orang, petani 14 orang. Metode pengumpulan data menggunakan data primer yaitu wawancara, observasi, dokumen dan data sekunder yaitu buku-buku literatur, internet, maupun data-data yang diperoleh di lokasi penelitian. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis usahatani. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kemitraan antara petani dan PT Pertani termasuk pada pola kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas pertanian. 2. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pelaksanaan program kemitraan GP3K dengan petani mitra mendapatkan jumlah skor maksimal 28 atau persentase 92,21% dengan rata-rata skor di lapang 25,5, dan termasuk dalam kategori tinggi. 3. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa implementasi program GP3K mendapat skor maksimal 29 atau persentasae 93,27% dengan rata-rata skor di lapang 26,78 dan termasuk dalam kategori tinggi. 4. (a) Pendapatan usahatani pada masing-masing kelompok tani mitra setelah bermitra yang tertinggi terdapat pada kelompok tani Tani Mulyo III menggunakan lahan milik sendiri dengan pendapatan usahatani sebesar Rp. 26.973.000,00/ha, sedangkan pendapatan usahatani terendah terdapat pada kelompok tani Bina Tirta I dengan pendapatan usahatani sebesar Rp. 21.310.500,00/ha. Sedangkan untuk kelompok tani Tani Mulyo III yang menggunakan sewa lahan pendapatan usahatani yang didapat sebesar Rp. 25.973.000,00/ha. Pendapatan yang diterima oleh kelompok tani Tani Mulyo III lebih besar daripada Bina Tirta I dikarenakan adanya perbedaan jumlah tenaga kerja yang digunakan beserta upah yang lebih mahal di Bina Tirta I. Lalu harga padi yang diterima juga lebih mahal di Tani Mulyo III daripada Bina Tirta I dikarenakan kualitas yang lebih baik ada pada padi Tani Mulyo III, (b) Terjadi peningkatan produktivitas padi pada kelompok Tani Mulyo III dan kelompok tani Bina Tirta I. Walaupun hasilnya tidak sesignifikan pada Tani Mulyo III, setidaknya harapan dari petani dan PT Pertani dalam penguatan produksi padi dapat tercapai. Dari hasil penelitian ini, disarankan bagi petani mitra dapat mempertahankan produktivitas padi sesuai ilmu yang diberikan oleh Spot Worker. Untuk kelompok tani Bina Tirta I, lebih baik menjalin komunikasi lebih aktif dengan program selanjutnya agar kerjasama yang terjalin lebih menguntungkan dan tidak sia-sia. Peranan PT Pertani dalam membimbing kelompok tani Bina Tirta I lebih ditingkatkan lagi misalnya diskusi umum mengenai kesulitan bermitra selama ini. Selain itu, Spot Worker harus lebih aktif mendekati petani dan diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih baik terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh petani sehingga petani tetap menjalin kerjasama dengan baik dan dapat meningkatkan produksi padi dan memaksimalkan keuntungan.