Analisis Pendapatan Usahatani Jagung dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan dalam Penggunaan Kredit Kelompok Petani Makmur (KPM) Di Desa Rawasan Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban

Main Author: Sholikhah, Anisa`atus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131794/1/Skripsi_Analisis_Pendapatan_Usahatani_dan_Faktor-Faktor_yang_Mempengaruhi_Keputusan_Penggunaan_Kr.pdf
http://repository.ub.ac.id/131794/
Daftar Isi:
  • Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomis. Selain itu jagung mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber karbohidrat dan protein setelah beras. Kebutuhan jagung baik sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan baku industri semakin meningkat. Untuk mengimbangi hal tersebut maka produksi jagung di Indonesia juga harus ditingkatkan agar dapat mengimbangi kebutuhan dalam negeri. Kendala usahatani yang dihadapi di Desa Rawasan, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban adalah rendahnya pendapatan yang diterima petani. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan dari usahatani yaitu untuk memperoleh pendapatan tinggi. Rendahnya pendapatan petani disebabkan oleh kurangnya modal yang dimiliki oleh petani untuk melakukan kegiatan usahatani. Oleh karena itu petani membutuhkan bantuan berupa modal dari pemerintah supaya dapat meningkatkan pendapatannya. Bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah berupa kredit pinjaman kepada kelompok tani. KPM merupakan salah satu kredit pertanian yang ditawarkan di Kabupaten Tuban. KPM dijembatani oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Tuban dengan Bank UMKM Jatim sebagai bank pelaksana untuk peminjaman modal. Syarat untuk mendapatkan kredit adalah petani harus menjadi anggota dari Kelompok Petani Makmur. Namun banyak petani yang belum memanfaatkan pinjaman modal tersebut. Rendahnya pengguna kredit KPM dikarenakan terdapat beberapa faktor-faktor yang menyebabkan petani memiliki respon berbeda terhadap kredit KPM tersebut. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam penggunaan kredit KPM meliputi umur petani, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman berusahatani. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis pendapatan usahatani jagung dan membandingkan pendapatan yang diterima oleh petani kredit KPM dan petani non kredit KPM di desa Rawasan Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Lebih lanjut analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam keputusan petani menggunakan kredit KPM. Responden yang diambil dalam penelitian ada dua kelompok, kelompok yang pertama adalah kelompok petani non kredit KPM sebanyak 22 responden dan kelompok kedua adalah kelompok petani kredit KPM sebanyak 18 responden. Penentuan responden pada kelompok pertama menggunakan rumus Slovin dengan taraf kepercayaan α = 20%, sedangkan untuk penentuan responden kelompok kedua dengan menggunakan metode sensus. Metode pengumpulan data yang digunakan selama penelitian yaitu metode wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan yaitu uji beda rata-rata dengan menggunakan independent sample T test dan uji regresi logistik. Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui perbedaan pendapatan yang diterima oleh petani jagung kredit KPM dan petani non kredit KPM. Sedangkan uji regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempegaruhi keputusan dalam penggunaan kredit KPM. Sebelum uji regresi logistik terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan model, uji Omnibus serta uji Hosmer and Lemeshow untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan layak atau tidak. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diterima petani kredit KPM lebih rendah dari rata-rata pendapatan petani non KPM. Setelah dilakukan uji beda rata-rata dengan menggunakan Independent samples T test diperoleh hasil bahwa rata-rata pendapatan petani jagung KPM dengan rata-rata pendapatan petani jagung non KPM tidak berbeda nyata. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai signifikansi F sebesar 0,130 atau lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 1,615 lebih kecil dari nilai t tabel = 2,024. Realita dilapang, hasil produksi kelompok petani KPM tidak berbeda jauh dengan hasil produksi kelompok petani non KPM. Total biaya yang dikeluarkan oleh kedua kelompok petani mempunyai selisih Rp. 315.353, sehingga pendapatan tidak jauh berbeda. Lebih lanjut pada uji regresi logistik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam penggunaan kredit KPM diperoleh hasil bahwa variabel luas lahan dan lama usahatani berpengaruh negatif terhadap keputusan penggunaan kredit KPM dan berpengaruh secara nyata. Dilihat dari nilai signifikansi variabel luas lahan dan lama usahatani yang lebih kecil dari nilai alpha 5% (0,05). Sedangkan variabel umur petani jagung tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan penggunaan kredit KPM. Sama halnya dengan variabel lama pendidikan dan jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani tidak berpengaruh nyata. Sehingga disarankan untuk meningkatkan produktivitas jagung dengan cara menggunakan benih unggul dan menerapkan teknologi berupa cara budidaya jagung sesuai dengan kondisi lahan pertanaman jagung di Desa Rawasan yang sangat kering dan menggunakan sistem tadah hujan. Lebih lanjut diperlukan pembinaan serta pengarahan berupa sosialisasi yang lebih intensif tentang kredit KPM kepada petani di Desa Rawasan, Kecamatan Jenu agar pelaksanaan program kredit KPM tepat pada sasaran.