Studi Karakter Daun, Buah Dan Identifikasi Ploidi Tanaman F1 Hasil Fusi Protoplasma Jeruk Siam Madu Dengan Mandarin Satsuma
Main Author: | FitraAnnisa, Lailil |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131791/1/7_isi_skripsi_%28Repaired%29.pdf http://repository.ub.ac.id/131791/2/1_cover.pdf http://repository.ub.ac.id/131791/3/3_ringkasan.pdf http://repository.ub.ac.id/131791/4/6_daftar_isi.pdf http://repository.ub.ac.id/131791/ |
Daftar Isi:
- Potensi pengembangan usaha tani jeruk dapat memberikan keuntungan maksimal bagi petani karena jeruk memiliki nilai ekonomis tinggi.Potensi pengembangan jeruk lokal perlu mendapat perhatian khusus.Salah satu jenis jeruk lokal yang potensial untuk dikembangkan ialah Siam Madu. Siam Madu memilki kulit yang tipis sekitar 2 mm, permukaannya halus dan licin, mengkilap serta kulit menempel lebih lekat dengan dagingnya serta memiliki rasa yang manis. Pengembangan potensi jeruk Siam Madu masih memilki beberapa kendala yaitu jumlah biji pada jeruk Siam Madu cukup tinggi antara 10-15 biji per buah.Untuk memperoleh jumlah biji yang sedikit pada jeruk Siam Madu, dibutuhkan teknologi seperti pemindahan sifat tanpa biji (seedless) dari jeruk lain seperti jeruk Mandarin Satsuma. Perbaikan sifat terhadap jeruk lokal Siam Madu perlu dilakukan agarmendapatkan karakter yang sesuai. Perbaikan sifat dilakukan dengan teknologi fusi protoplas.Fusi protoplas ialah fenomena fisik pada waktu penggabungan dua atau lebih protoplas yang bersentuhan dan melekat satu sama lain (Verma et al. , 2004). Idiotipe tanaman yang diharapkan ialah jeruk Siam yang berdaya saing tinggi dengan karakter tanpa biji, rasa manis, kulit mudah dikupas dan memiliki warna yang menarik. Tujuan penelitian ini ialah mendapatkan tanaman fusan dengan sifat seedless. Mendapatkan suatu karakter morfologi fisik buah dan dauntanaman fusan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah terdapat tanaman fusan dengan sifat seedless. Diduga terdapat karakter yang berbeda pada tanaman fusan dengan tetuanya berdasarkan karakter morfologi buah dan daun. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Sub Tropik (BALIJESTRO) terletak di desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu, Jawa Timur yang bekerjasama dengan Balai Besar Biogen Bogor. Perbaikan varietas telah dimulai sejak tahun 2006 di BALIJESTRO. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai September 2013. Adapun metode yang digunakan ialah karakterisasi tanaman hasil fusi protoplas. Jumlah tanaman yang diamati yaitu 48 tanaman. Karakter yang diamati ialah karakter kualitatif dan kuantitatif. Pada pengamatan karakter kualitatif, beberapa karakter hasilnya akan di klasterkan. Hasil skoring dalam bentuk data biner. Data biner selanjutnya akan dibuat dendogram dengan bantuan software NTSYS 2.1. Kondisi sitogenetik tanaman hasil fusi protoplas jeruk Siam Madu dengan Mandarin Satsuma belum diketahui sehingga perlu adanya pengamatan perubahan sitologi sebagai indikasi keberhasilan pemuliaan. Pengamatan sitologi dilakukan pada tingkat ploidi.Sampel daun muda tiap tanaman hasil fusil protoplas diambil dan daun muda diiris menjadi berukuran lebih kurang 1mm dan ditambahkan 100μl buffer ekstraksi. Irisan potongan daun dimasukkan dalam 400μl larutan pewarna 4,6-Diamidino-2-phenylindol (DAPI). Kemudian Suspensi disaring dengan miliopore filter 30μm dan dianalisis menggunakan alat flowcytometry. Hasil analisis akan muncul dalam bentuk histogram. Flowcytometry berfungsi untuk menganalisa tingkat ploidi. Dari hasil pengamatan ploidi, terdapat tanaman fusan yang poliploidi yaitu FS69 tetraploid dan FS14 tetraploid. Pada hasil pengamatan, tanaman fusan yang tergolong seedless yaitu FS 58 (3 biji), FS 41 (4 biji), FS7(1 biji) dan FS 96 (3 biji). Berdasarkan karakter morflogi buah dan daun, kombinasi antara Siam Madu dan Satsuma Mandarin yang paling terlihat yaitu pada FS 41 dengan kriteria warna buah orange, keeratan epicarp pada mesocarp lemah, daun seperti Siam Madu, diameter buah, panjang daun, lebar daun. Karakter tersebut meliputi warna orange, kerekatan antar juring tidak rekat, keeratan epicarp pada mesocarp lemah, axis buah berlubang, tampak melintang axis tidak beraturan, keseragaman warna seragam, warna daun hijau tua, tipe daun tunggal, sayap daun tidak ada, bentuk anak tulang daun lurus, diameter buah 5,42 cm, panjang daun termasuk tipe Satsuma (4,14 cm), lebar daun termasuk tidak di kedua golongan 2,33 cm. Salah satu faktor untuk meningkatkan nilai jual yaitu karakter warna buah. Warna buah orange dianggap lebih menarik. Menurut Soesono (1983), jeruk Satsuma Mandarin memiliki warna kulit buah kuning jingga atau orange. Pada pengamatan juga ditemui kombinasi antara Siam Madu dengan Satsuma Mandarin. Kombinasi tersebut dapat diakibatkan dari sifat fusi protoplas yang beragam. Menurut Bhojwani and Razdan,(1996) dalam Rostiana,O., (2006)fusi protoplas dari genotipe yang berbeda dapat menghasilkan hibrida somatik dengan tiga kategori yaitu,1. hibrida simetris dimana kedua inti dari dua tetua tergabung secara sempurna 2. hibrida asimetris, dimana hanya sebagian saja inti dari salah satu tetua bergabung dengan inti tetua lainnya. 3. Cybrid, dimana inti dari salah satu tetua terakumulasi di dalam gabungan protoplas kedua tetua. Oleh karena itu, variasi rekombinan sifat genetik di dalam tanaman hasil fusi akan sangat beragam dalam frekuensi yang berbeda.