Daftar Isi:
  • Sansevieria trifasciata atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama pedang-pedangan merupakan tanaman hias yang mempunyai keanekaragaman warna dan bentuk daun, serta mudah tumbuh di halaman rumah tanpa banyak perawatan. Dengan bentuk, warna, ukuran dan corak daun yang bervariasi menyebabkan tanaman ini bernilai ekonomi tinggi (Dewatisari, 2009). Penyakit yang dapat menyerang tanaman S. trifasciata adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Colletotrichum adalah satu dari sekian banyak genus jamur yang penting, menyebabkan antraknosa pada tanaman inang, terutama tanaman tropis dan subtropis. Colletotrichum merupakan jamur patogen penting pada berbagai komoditas tanaman pangan dan tanaman hias (Hyde dan Cai, 2009). Dilaporkan terdapat spesies baru Colletotrichum yang menyerang tanaman Sansevieria yaitu sebagai Colletotrichum sansevieriae pada tahun 2006 (Nakamura et al., 2006). Penelitian ini dilakukan di sub laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang sejak bulan April 2015 hingga bulan Oktober 2015. Pelaksanaan penelitian diantaranya identifikasi jamur patogen, eksplorasi jamur filoplane, uji patogenisitas jamur filoplane dan uji antagonisme. Parameter pengamatan dalam penelitian ini meliputi gejala infeksi jamur yang muncul pada daun S. trifasciata dan persentase penghambatan jamur filoplane terhadap jamur patogen C. sansevieriae. Data hasil uji patogenisitas dibandingkan secara deskriptif, sedangkan data hasil uji antagonisme dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap, apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan pada uji Duncan pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patogen yang menyebabkan penyakit antraknosa pada tanaman S. trifasciata adalah jamur C. sansevieriae. Berdasarkan hasil eksplorasi diperoleh delapan jamur filoplane yang setelah diuji patogenisitas tidak menimbulkan gejala penyakit pada daun S. trifasciata. Hasil uji antagonisme menunjukkan bahwa semua jamur filoplane yang ditemukan tersebut dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen C. sansevieriae hingga di atas 50%. Jamur filoplane yang memiliki daya hambat tertinggi adalah jamur Trichoderma isolat 2 dan Trichoderma isolat 1 dengan persentase daya hambat mencapai 69% dan 68%. Berdasarkan hasil pengamatan mekanisme antagonisme, jamur Trichoderma isolat 2 memiliki mekanisme antagonisme kompetisi dan parasitisme, sedangkan jamur Trichoderma isolat 1 memiliki ketiga mekanisme antagonisme, yaitu kompetisi, antibiosis dan parasitisme.