Analisis Nilai Tambah Kedelai Pada Agroindustri Tahu (Studi Kasus di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo)
Daftar Isi:
- Indonesia sebagai negara yang berada pada garis khatulistiwa dengan iklim tropis menjadikannya negara agraris dengan berbagai sektor pembangunan perekonomian negara, salah satunya sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura. Pembangunan pertanian sebagai salah satu sub sistem pembangunan nasional mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Pembangunan perekonomian nasional melalui sektor pertanian dalam arti luas mencakup penyediaan pangan dan pakan, penyediaan bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, perbaikan pendapatan masyarakat. Akan tetapi, sektor pertanian tidak dapat berdiri sendiri dalam menopang pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian memiliki hubungan yang erat dengan sektor industri (Soekartawi, 1993). Agroindustri tahu selain sebagai lapangan pekerjaan juga sebagai motivasi bagi masyarakat yang ingin mendirikan usaha karena industrialisasi di Indonesia sekarang semakin berkembang dengan semakin banyaknya para pelaku usaha, baik usaha mikro, kecil maupun menengah. Hal itu menuntut kreatifitas para pelaku usaha untuk mengembangkan produknya. Seperti banyak diusahakan oleh masyarakat pada desa Tropodo kecamatan Krian kabupaten Sidoarjo, sebagian besar masyarakatnya berperan sebagai pengrajin agroindustri tahu. Pentingnya mengetahui nilai tambah memberikan informasi tentang seberapa besar keuntungan yang diperoleh pengerajin dan seberapa besar imbal jasa yang diberikan kepada karyawan. Karena nilai tambah merupakan imbalan bagi tenaga kerja dan keuntungan bagi pengolah. Sehingga diharapkan para pengrajin dapat mengetahui secara detail berapa besaran nilai tambah yang didapat setelah melewati proses produksi dan ditambah dengan adanya biaya bagi tenaga kerja sehingga bisa menjadi acuan untuk meningkatkan pendapatan para pengrajin agroindustri tahu. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus. Menurut Wirartha (2006), penentuan responden dengan metode sensus dilakukan dengan pengambilan responden dari keseluruhan populasi yang ada. Dalam hal ini populasi pengrajin agroindustri tahu mencapai 10 orang, oleh sebab itu dengan metode sensus maka 10 pengrajin tersebut dijadikan sebagai responden yang akan diteliti. Metode analisis data yang digunakan untuk melihat besar nilai tambah yang dihasilkan dari kedelai menjadi tahu putih adalah analisis nilai tambah Metode Hayami, sedangkan untuk melihat biaya dan pendapatan yang diperoleh pengrajin agroindustri tahu adalah analisis biaya, penerimaan dan pendapatan serta ditambah analisis BEP (Break Event Point) untuk melihat titik impas dari suatu usaha dimana usaha tersebut tidak mengalami rugi dan juga tidak untung, dan metode analisis terakhir adalah R/C Ratio untuk melihat perbandingan antara penerimaan total dengan biaya totalnya. Hasil dari penelitian ini adalah agroindustri tahu mampu menghasilkan nilai tambah dalam kategori persentase nilai tambah tinggi yaitu dengan nilai tambah sebesar Rp 4.593 dan persentase nilai tambah 42,55%. Agroindustri tahu mampu menghasilkan penerimaan rata-rata dalam sehari sebesar Rp. 7.557.000. Sedangkan dari total biaya rata-rata sebesar Rp. 5.275.735, itu berasal dari penjumlahan biaya tetap sebesar Rp. 791.101 dengan biaya tidak tetap sebesar Rp. 4.484.634. Sehingga diketahui pendapatan rata-rata sebesar Rp. 2.281.265. Nilai R/C Ratio yang diperoleh rata-rata adalah sebesar 1,43. Nilai R/C Ratio rata-rata yang diperoleh tersebut termasuk dalam kategori menguntungkan karena nilainya lebih besar dari satu. Sedangkan rata-rata nilai BEPunit agroindustri tahu di desa Tropodo yaitu sebesar 5.151 Proses Produksi/Tahun, hal ini berarti pengrajin agroindustri tahu telah mencapai titik impas saat memproduksi tahu sebanyak 5.151 Proses Produksi. Sedangkan nilai BEPharga yang diperoleh adalah sebesar Rp 840.878.881/Tahun. Hal ini artinya pengrajin agroindustri tahu mengalami titik impas saat menjual produknya dengan harga Rp 840.878.881.