Pembentukan Buah dan Benih Cabai Besar (Capsicum annum L.) Pada Perakitan Cabai Hibrida Dengan Optimalisai Waktu dan Tempat Penyimpanan Pollen
Main Author: | Mochtar, Faroki |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131761/5/Bab_I.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/6/Bab_II.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/7/cover.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/7/Bab_V_dan_Lampiran_.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/8/Bab_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/9/Bab_III.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/10/Kata_Pengantar_dan_Daftar_Isi.pdf http://repository.ub.ac.id/131761/ |
Daftar Isi:
- Permintaan cabai besar (Capsicum annuum L.) di Indonesia terus meningkat. Namun, permintaan cabai besar tidak berbanding lurus dengan jumlah produksi cabai besar. Produksi cabai besar di Indonesia tergolong masih rendah yakni rata-rata prosuksi cabai nasional hanya sebesar 5,5 ton ha-1. Menurut pernyataan Duriat et al. (1996) potensi hasil cabai besar di Indonesia dapat mencapai 12-20 ton ha-1. Rendahnya jumlah produksi ini dipengaruhi banyak faktor. Penggunaan benih hibrida merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan produksi cabai. Benih hibrida diperoleh dari persilangan antara dua tetua unggul. Teknik penyerbukan silang dilakukan secara buatan demi efisiensi waktu pembentukan varietas cabai hibrida, caranya dengan mengambil sebuk sari dari tetua jantan dan menyerbukkannya ke stigma bunga betina. Serbuk sari merupakan jaringan hidup yang mengalami kemunduran seiring lamanya waktu penyimpanan. Modifikasi suhu dan kelembaban relatif (RH) rendah, atau salah satu di antaranya, viabilitasnya dapat dipertahankan lebih lama. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor (i) pengaruh lama simpan terhadap viabilitas serbuk sari dengan 5 taraf, 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 30 hai penyimpanan serta (ii) pengaruh tempat penyimpanan serbuk sari terhadap viabilitas serbuk sari 2 taraf, ruangan dan di dalam freezer. Terdapat 10 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulanga. Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 20 bunga, sehingga terdapat 600 bunga yang dipolinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama viabilitas pollen cabai besar dapat dipertahankan, serta mendapatkan tempat yang sesuai untuk menjaga pollen cabai besar supaya viabilitasnya tetap tinggi. Meningkatkan efisiensi pollen, sehingga ketersediaan pollen dengan viabilitaas tinggi dapat terjaga. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat interaksi antara waktu dan di dalampenyimpanan pollen terhadap persentase pembentukan buah dan benih cabai, pada persilangan cabai besar (capsicum annum L.) varietas hibrida. Penelitian dilaksanakan di PT. BISI International Tbk. Jl. Raya Pare Wates Km 9 Desa Kencong Kec. Kepung Kab. Kediri dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian ±125 mdpl dengan suhu rata-rata 22-29o C penelitian dilaksanakan pada bulan Desember –Maret 2016 Alat yang digunakan dalam penelitian pinset, kertas label, benang, cutter, kertas selfing, penggaris, jangka sorong, timbangan analitik, alat tulis, kamera digital. Bahan yang digunakan pada saat dilapang ialah tanaman cabai yang telah berbunga HP 1113 A sebagai tetua betina yang bersifat mandul (steril) dan HP 1113 C sebagai tetua jantan yang bersifat subur (fertile). Penelitian dilakukan dengan mengambil bunga dari suatu populasi yang terdapat di dalam green house dengan ukuran 9 x 43 meter dengan jumlah populasi 820 tanaman yang dibagi menjadi 5 bedeng dengan populasi sebanyak 164 tanaman tiap bedeng. Penerapan perlakuan dilakukan dengan menyilangkan bunga jantan dan betina, bunga betina dipilih yang terbaik dan siap untuk dipolinasi masing-masing 10 bunga dalam satu tanaman. Bunga betina yang akan dipolinasi harus sehat, segar dan tidak terkena penyakit maupun virus. Penelitian ini terdapat 10 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Setiap kombinasi perlakuan terdapat 5 bunga contoh. Setiap ulangan terdiri dai 10 x 20 bunga, sehingga terdapat 600 bunga yang dipolinasi. Parameter yang diamati ialah Presentase bunga jadi buah (%), Persentase buah panen (%), Diameter buah (cm), Panjang buah (cm), Bobot buah segar (g), jumlah biji per buah, Bobot benih kering(g), Rendemen benih(%), Kualitas benih (%), Viabilitas pollen (%) .Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Jika perhitungan analisis ragam menunjukkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan viabilitas pollen merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan polinasi namun masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan polinasi antara lain. Reseptivitas putik, kondisi tanaman, waktu polinasi dan lain-lain. Menurut Herlina, Endah dan Dudin (2014) jika kematangan stigma dan pollen terjadi dalam waktu yang berbeda menyebabkan gagalnya penyerbukan dan pembuahan. Interaksi antara waktu penyimpanan dan tempat penyimpanan ditunjukkan pada parameter panjang buah, jumlah biji per sampel, bobot kering benih, dan rendemen benih dengan perlakuan terbaik 14 hari penyimpanan pollen di dalam freezer. Efisiensi pollen dapat ditingkatkan dengan perlakuan 14 hari penyimpanan pollen di dalam freezer sehingga dapat meningkatkan rata-rata persentase bunga menjadi buah, bobot buah segar, bobot kering benih, dan viabilitas pollen lebih tinggi.