Pengaruh Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (Pgpr) Terhadap Infeksi Cucumber Mosaic Virus (Cmv) Serta Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens Linn.)

Main Author: Nasution, Yaman Udayef
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13176/1/YAMAN%20UDAYEF%20NASUTION.pdf
http://repository.ub.ac.id/13176/
Daftar Isi:
  • Virus Cucumber Mosaic Virus (CMV) merupakan virus utama pada tanaman cabai dan telah menyebar di berbagai daerah Indonesia. Serangan CMV pada tanaman menyebabkan nekrosis dan tanaman menjadi kerdil. Infeksi CMV memiliki berbagai gejala tergantung pada jenis spesies dan inang virus, namun gejala khas pada tanaman terinfeksi CMV adalah deformasi daun (yakni daun yang menyerupai tali sepatu) dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. PGPR dalam meningkatkan ketahanan tanaman bekerja melalui mekanisme ketahanan tanaman terinduksi Induced Systemic Resistance (ISR) yakni suatu proses stimulasi ketahanan tanaman inang tidak secara langsung menghambat perkembangan virus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan mengetahui pengaruh pemberian aplikasi jenis PGPR Azotobacter sp., Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorecens secara tunggal atau kombinasi berpengaruh optimal dalam intensitas serangan Cucumber Mosaic Virus (CMV) serta pertumbuhan dan produksi pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens). Metodologi penelitian dilakukan dengan melalui percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan yang dilaksanakan di Rumah Kawat Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Variebel yang diamati dalam penelitian ini adalah masa inkubasi virus CMV terhadap tanaman indikator, intensitas serrangan CMV pada tanaman cabai rawit, tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman dan produksi tanaman meliputi jumlah buah dan berat buah pertanaman. Hasil pengamatan yang didapat selanjutnya dianalisis keragaman data dengan uji F pada taraf 5%. Selanjutnya data yang signifikan dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf kesalahan 5%. Hasil yang didapatkan dari penelitian tanaman indikator pada daun Chenopodium amaranticolor adalah lesio lokal, pada daun tanaman Gomphrena globosa. Gejala yang muncul malformasi dan Dahlia pinnata pada bagian daun tanaman yang diinokulasikan virus CMV tidak menunjukan gejala. Perlakuan pemberian isolat tunggal menunjukkan rerata masa inkubasi CMV paling tinggi yakni isolat P. fluorecens selama 15 hsi dan isolat tunggal B. subtilis sebesar 14 hsi. intensitas serangan CMV pada tanaman cabai rawit paling tinggi yaitu tanpa perlakuan PGPR yakni sebesar 23,28%. Tanaman cabai rawit dengan intensitas serangan yang paling terendah pada perlakuan PGPR isolat campuran B. subtilis, P. fluorecens dan Azetobacter sp sebesar 13.68%. tinggi tanaman cabai rawit dengan perlakuan PGPR Azetobacter sp dengan nilai tertinggi yakni 53,85 cm. Pada jumlah daun tanaman cabai menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh berbeda nyata terhadap pemberian PGPR pada tanaman cabai rawit. Perlakuan kombinasi PGPR P. fluorecens + Azetobacter sp lebih memberikan pengaruh terhadap jumlah buah pada tanaman cabai rawit sebesar 27.33 pertanaman. Pada rerata bobot buah cabai rawit dengan dengan perlakuan PGPR P. fluorecens dan Azetobacter sp sebesar 24.57 gr dengan hasil tertinggi.