Daftar Isi:
  • Pariwisata merupakan salah satu dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya berupa kesenangan hati, karena kegiatannya banyak mendatangkan keuntungan pada daerah atau Negara yang berusaha mengembangkan kegiatan pariwisata. Salah satu pengembangan objek wisata yang mulai banyak berkembang saat ini adalah wisata pertanian atau agrowisata. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pengembangan agrowisata, salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pengembangan agrowisata adalah tata letak fasilitas pada agrowisata serta kenyamanan wisatawan ketika berada di lokasi agrowisata. Tata letak fasilitas yang tertata dengan pertimbangan yang matang dapat berdampak pada tingkat kenyamanan wisatawan, selain faktor pelayanan yang diberikan oleh pihak agrowisata. Berdasarkan upaya pengembangan yang dilaksanakan oleh agrowisata “Agro Belimbing Mulyono” Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, maka tujuan dari penelitian yang telah dilaksanakan ialah untuk menganalisis tata letak fasilitas pada agrowisata “Agro Belimbing Mulyono” dan menganalisis pengaruh tata letak fasilitas dan pelayanan pada agrowisata terhadap kenyamanan wisatawan. Responden pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, dimana setiap unsur atau anggota populasi tidak memiliki peluang untuk dipilih sebab pengambilan sampel yang tidak direncanakan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif untuk mendeskripsikan penerapan tata letak fasilitas yang ada pada agrowisata dan analisis kuantitatif dengan menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan software AMOS 20.0 untuk mengetahui pengaruh tata letak fasilitas dan pelayanan terhadap kenyamanan wisatawan di agrowisata Agro Belimbing Mulyono. Hasil penelitian menunjukkan penentuan lokasi serta desain tampilan tata letak fasilitas yang hanya berdasarkan pemikiran bahwa fasilitas ini dibutuhkan sehingga harus tersedia menjadikan tata letak fasilitas pada agrowisata belum tertata dengan baik dengan pertimbangan yang matang. Hal ini dibuktikan dengan adanya alur kunjungan wisatawan yang berulang antar fasilitas sehingga memperpanjang jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan antar fasilitas yang dikunjungi. Dari hasil analisis Structural Equation Modeling (SEM) diperoleh bahwa kedua variabel berupa tata letak fasilitas dan pelayanan memiliki hubungan langsung dengan kenyamanan dengan nilai koefisien sebesar masing-masing 0,512 dan 0,509. Variabel pembentuk tata letak fasilitas berupa akses jalur antar fasilitas memiliki nilai koefisien hubungan sebesar 0,59 lebih rendah dibandingkan dengan variabel pembentuk yang lain seperti kelayakan dan kebersihan fasilitas, penataan fasilitas, jarak antar fasilitas, tampilan tata letak fasilitas (estetika) dan kebersihan dan kerapian lokasi agrowisata karena adanya akses alur perjalanan wisatawan yang berulang atau tidak berpola. Sedangkan pada variabel pembentuk pelayanan, variabel pembentuk berupa jam operasional memiliki nilai koefisien sebesar 0,24 lebih rendah dibandingkan dengan variabel pembentuk yang lain yaitu pelayanan secara individu, kesungguhan dalam merespon, pelayanan yang sama, sikap sopan santun karyawan dan keramahan karyawan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan jam buka kunjungan oleh pihak agrowisata tidak sesuai dengan jam operasional yang sudah ditentukan dan diketahui masyarakat. Saran yang diberikan dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu penataan letak fasilitas supaya lebih mempertimbangkan jarak antar fasilitas, ases jalan atau jalur antar fasilitas serta nilai estetika (keindahan) tampilan tata letak fasilitas yang disediakan. Adanya perbaikan tata letak fasilitas dengan penataan yang lebih menarik, rapi dan bersih serta alur kunjungan yang teratur atau berpola dengan desain yang menarik maka akan lebih banyak menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga dalam jangka panjang mampu meningkatkan pendapatan agrowisata. Untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan pada saat berkunjung, maka pelayanan terkait jam operasional agrowisata diperbaiki dengan cara mendisiplinkan kembali terkait jam buka agrowisata atau bisa mungkin dengan penetapan jam operasional baru dengan pertimbangan yang lebih matang dan fleksibel sesuai dengan harapan wisatawan. Sehingga kenyamanan wisatawan ketika berada di area agrowisata bisa tercapai.