Hambatan Pertumbuhan Akar Kelapa Sawit oleh Aluminium di Lapisan Tanah Bawah. Perbaikan Pertumbuhan Akar dengan Menambahkan Campuran Kapur dan Kompos dalam Percobaan Pot Terbelah

Main Author: Purnamasari, Eka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131752/1/Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/131752/7/Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/131752/
Daftar Isi:
  • Pertumbuhan akar kelapa sawit di tanah masam umumnya terhambat oleh keracunan Al. Uji keracunan Al akar tanaman dalam percobaan pot umumnya dilakukan dalam kondisi homogen, sedangkan kondisi di lapangan kondisi tanah heterogen yang memungkin takar tanaman untuk memilih kondisi yang menguntungkan. Oleh kerena itu, hasil percobaan pot tunggal dengan media homogen sering kali bertentangan dengan kondisi di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat kerusakan akar kelapa sawit oleh adanya keracunan Al, dan upaya perbaikan pertumbuhan akar kelapa sawit dengan menambahkan bahan pembenah tanah (ameliorant) yaitu campuran kapur pertanian (kaptan) dan kompos berdasarkan pada percobaan pot terbelah. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan bibitan Research Center PT. Astra Agro Lestari mulai Januari hingga Mei 2016. Dalam percobaan ini terdapat 8 perlakuan yaitu kontrol, kontrol+top-soil, penambahan AlCl3 (100, 200, dan 400μM) dan campuran kaptan dan kompos (0,5, 1,0, dan 1,5 kali dosis lapangan) yang diaplikasikan ke tanah bawah dengan eksperimen pot terbelah dengan 4 kali ulangan. Berdasarkan uji pot terbelah diketahui bahwa total panjang akar (Lrv) bibit kelapa sawit tumbuh baik pada subpot (+) 100 μM Al dan 200 μM Al, tetapi dengan meningkatnya dosis penambahan Al hingga 400 μM, maka akar kelapa sawit cenderung (0,05<p<0,10) menghindari tanah yang diberi Al. Namun demikian, tanah yang ditambah amelioran, pertumbuhan akar terbaik terdapat pada subpot (+) campuran kaptan 1,5x dosis + kompos. Selain Lrv dilakukan pula pengukuran berat kering akar (Drv), nilai Drv rata-rata seluruh perlakuan adalah 111x10-6 g cm-3. Berdasarkan uji orthogonal kontras terhadap nilai nisbah Drv sub-pot(+):sub-pot(0) antar perlakuan, hasilnya menunjukkan bahwa pemberian Al dan pemberian Kaptan cenderung berpengaruh nyata (0,05<p<0,10) terhadap Drv. Pemberian Al hingga 200 μM mampu meningkatkan berat kering akar, namun pada dosis 400 μM berat kering akar lebih kecil dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan pada perlakuan amelioran mampu meningkatkan berat kering akar. Nisbah berat kering (BK) tajuk:akar bibit sawit berkisar antara 7:1 hingga 10:1, kecuali pada tanah dengan penambahan 200 μM Al dan dalam tanah dengan penambahan campuran Kaptan 1,5x dosis+kompos, diperoleh nisbah tajuk:akar yang lebih tinggi yaitu 15:1. Hasil uji korelasi antara Lrv dengan konsentrasi Al-monomerik menunjukkan hasil yang lemah, hal ini berarti bahwa akar kelapa sawit masih mampu bertahan pada konsentrasi Al-monomerik yang cukup tinggi dengan konsentrasi sekitar 0,008 sampai 0,010 cmol(+) kg-1 atau setara dengan 80 μM sampai 100 μM. Kesimpulan dari percobaan ini bahwa akar kelapa sawit cukup toleran terhadap Al, berarti penghambatan pertumbuhan akar sawit di lapisan bawah bukan disebabkan oleh Al, tetapi mungkin dibatasi oleh kepadatan tanah, atau kondisi jenuh air, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.