Pengaruh Luas Tanam Skala Kecil dan Petani Skala Besar Terhadap Kelayakan Usahatani Tembakau (studi kasus di Desa Sumberagung Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan)

Main Author: Muhsin, Ahmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Lainnya
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131747/2/SKRIPSI_PDF.PDF
http://repository.ub.ac.id/131747/
Daftar Isi:
  • Tembakau (Nicotiana spp. L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam pembangunan sub sektor perkebunan antara lain untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun sebagai komoditi ekspor penghasil devisa negara. Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara. Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan. Sumberagung adalah merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Brondong yang berpotensi berkembangnya tembakau rajangan atau yang lazim dalam bahasa daerah menyebutnya sebagai tembakau jawa, yang secara umum diusahakan oleh petani secara turun menurun dengan budidaya yang konvensional serta hasilnya diolah menjadi tembakau rajangan. Ditinjau dari pengembangan areal serta total produksi tembakau di Sumberagung pada tahun-tahun terakhir ini cenderung meningkat. Ini menunjukkan bahwa animo petani dalam usahatani tembakau masih cukup besar. Di sisi lain, dalam pengembangan tembakau rakyat menghadapi permasalahan yaitu produktivitas menurun, harga faktor produksi (upah tenaga kerja, harga bibit, harga pupuk, harga pestisida) yang setiap tahun hampir dipastikan naik dan cuaca yang tidak menentu menyebabkan kualitas tembakau menurut kadang inilah yang menyebabkan harga tembakau turun, serta terbatasnya penguasaan lahan garapan usahatani yang tersedia yang sudah beralih fungsi menjadi rumah penduduk. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Membandingkan pengunaan input dan produksi tembakau antara petani skala besar dan petani skala kecil (2) Menganalisis perbedaan biaya, penerimaan dan keuntungan usahatani tembakau antara petani skala besar dan petani skala kecil (3) Menganalisis perbedaan kelayakan usahatani tembakau antara petani skala besar dan petani skala kecil. Metode penelitian yang digunakan meliputi metode penentuan lokasi, penentuan sampel, pengumpulan data, dan analisis data. Metode penentuan lokasi ditentukan secara sengaja (Purposive), yaitu di desa Sumberagung, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Penentuan sampel petani tembakau menggunakan metode sensus dengan jumlah populasi sebanyak 50 petani. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, studi literature mengenai hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif (meliputi kondisi umum usahatani di daerah penelitian).dan analisis kuantitatif (meliputi menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan dan kelayakan menggunakan analisis R/C ratio. Hasil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1) Penggunaan input usahatani tembakau bahwa petani skala besar penggunaan sarana produksinya perhektar lebih baik dibandingkan dengan petani skala kecil, dalam hal ini bibit, pupuk kandang, pupuk Za petani skala besar lebih tinggi dibanding petani skala kecil, sedangkan pupuk sp36 petani skala kecil tinggi dibanding petani skala besar. Penggunaan tenaga kerja petani skala besar lebih tinggi dibanding petani skala kecil.2). biaya, penerimaan dan keuntunganpenggunaan biaya petani skala besar lebih tinggi dibanding petani skala kecil, petani skala besar TFC Rp 319.265, TVC Rp 18.952.173, dan TC Rp19.271.438 sedangkan petani skala kecil TFC Rp 332.013, TVC Rp 12.033.206, dan Rp 12.353.341, Penerimaan dan keuntungan petani skala besar lebih unggul dibanding petani skala kecil, petani skala besar TR Rp 54.514.180,67 dan π Rp35.242.742,29 sedangan petani skala kecil TR Rp 40.323.784,97 dan π Rp27.970.443,37. Penerimaan dan keuntungan petani skala besar lebih tinggi dibanding petani skala kecil diakibatkan petani skala besar perawatannya lebih baik dari petani kecil bisa dilihat dari TC yang lebih tinggi dibanding petani skala kecil. 3). kelayakan usahatani tembakau petani skala kecil R/C ratio lebih tinggi dibanding petani skala kecil, R/C ratio petani skala besar sebesar 7.61 sedangkan petani skala kecil 17,74. Semakin tinggi R/C ratio maka semakin layak usahatani tersebut dibudidayakan, Jadi dapat disimpulkan bahwa petani skala kecil lebih layak dibandingkan dengan petani skala besar, hal ini disebabkan penggunaan input produksi dan tenaga kerja petani skala kecil lebih efisien dibanding petani skala besar.