Daftar Isi:
  • Pengambilan keputusan biasanya berkaitan dengan suatu atau serangkaian jalannya tindakan dari sejumlah alternatif yang akan menuju pencapaian beberapa tujuan petani (Makeham, 1991). Pengambilan keputusan merupakan tindakan alternatif, dimana setiap alternatif memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda dan sekaligus mengandung ketidakpastian, sehingga sulit sekali menentukan keputusan. Padahal perkembangan lingkungan terus terjadi dan petani harus mampu merespon perubahan tersebut dengan keputusan yang tepat. Seiring dengan perkembangan lingkungan, petani sebagai manajer harus siap untuk mengidentifikasi dan merespon dengan tepat suatu perubahan baru, karena tanpa respon yang cepat dan tepat petani tidak akan dapat bertahan dalam perkembangan ekonomi. Desa kucur merupakan salah satu desa yang membudidayakan bawang merah pada lahan tegalan/ladang milik petani. Penanaman bawang merah yang dilakukan petani di desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada awal musim hujan. Petani melakukan kegiatan budidaya bawang merah pada saat musim hujan karena dianggap lebih menguntungkan dalam jumlah produksinya. Usahatani bawang merah dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat petani karena memberikan keuntungan yang cukup besar dalam pemasarannya, namun disisi lain usahatani bawang merah memiliki resiko kegagalan tinggi karena banyaknya kendala yang dihadapi pada saat budidaya. Masalah yang timbul seperti harga bibit yang semakin mahal dan tingginya intensitas serangan hama dan penyakit yang tidak jarang menggagalkan panen. Hal tersebut mengakibatkan turunnya motivasi petani dalam berusahatani bawang merah. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan yang ingin dilakukan peneliti adalah untuk: (1) Mendeskripsikan kegiatan dalam program pengembangan usahatani bawang merah pada aspek hulu, usahatani, dan hilir. (2) Menganalisis faktor intrinsik dan ekstrinsik yang memotivasi petani dalam program pengembangan usahatani bawang merah. (3) Menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat petani dalam pengambilan keputusan untuk program pengembangan usahatani bawang merah. (4) Menganalisis hubungan faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap tingkat motivasi petani dalam mengembangkan bawang merah di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (5) 5. Menganalisis keputusan petani terhadap tingkat pendapatan dalam program pengembangan usahatani bawang merah. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam kegiatan penelitian ini: Metode penentuan lokasi yang digunakan menggunakan metode purpossive atau dengan beberapa pertimbangan; metode penentuan responden yang digunakan ialah sensus karena jumlah petani responden bawang merah dibawah dari 30 orang; metode pengumpulan data yang digunakan peneliti berupa data primer dan data sekunder; serta metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat dilihat bahwa kegiatan agribisnis bawang merah yang dilakukan oleh petani masih dapat berjalan dengan baik mulai dari aspek hulu, usahatani, dan hilir. Motivasi petani dalam melakukan kegiatan usahatani bawang merah sangat dipengaruhi oleh pendapatan, kebutuhan, dan kegiatan pemasaran yang mudah dilakukan. Pengambilan keputusan untuk tetap melanjutkan usahatani bawang merah yang dilakukan oleh petani sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman usahatani dan faktor peran pemerintah/stakeholder/penyuluh. Faktor yang paling mendukung petani untuk tetap melanjutkan usahatani bawang merah adalah ketersediaan modal, namun disisi lain petani yang mengurangi jumlah tanaman bawang merah dan bahkan tidak melanjutkan usahatani bawang merah sangat dipengaruhi oleh tidak adanya peran pemerintah/stakeholde/penyuluh. Namun disisi lain masih terdapat beberapa petani yang tetap melanjutkan usahatani bawang merah karena dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan tercukupinya modal untuk berusahatani selanjutnya. Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dianjurkan beberapa saran agar komoditas bawang merah bisa meningkat seperti sebelumnya. Bagi petani-petani bawang merah harus lebih aktif dalam kegiatan usahatani bawang merah khususnya dalam penyediaan bibit. Hal yang dapat dilakukan bermitra dengan penangkar/penjual bibit agar dalam penyediaan bibit selalu tersedia. Diharapkan adanya peran pemerintah dalam hal subsidi bibit bawang merah agar tetap menjamin produksi bawang merah yang dihasilkan khususnya di Desa Kucur dan jumlah produksi dapat berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga tidak perlu mengimpor dari negara lain. Bagi penyuluh diharapkan mampu membantu dan memotivasi petani dalam melanjutkan usahatani bawang merah. Hal yang dapat dilakukan mengajari petani untuk melakukan penangkaran benih agar dalam kegiatan penyediaan bibit atau benih petani tidak terkendala karena melihat harga bibit bawang yang semakin mahal.