Efikasi Tiga Jenis Herbisida pada Pengendalian Gulma di Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muel. Arg.) Belum Menghasilkan

Main Author: AjiPrasetio, Achmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131740/1/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/131740/2/RINGKASAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/131740/3/Achmad_Aji_Prasetio_125040201111182.pdf
http://repository.ub.ac.id/131740/4/DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/131740/5/ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/131740/
Daftar Isi:
  • Karet adalah komoditas perkebunan yang hasil olahannya berupa getah, banyak dimanfaatkan pada sektor industri khususnya bidang transportasi, kesehatan dan rumah tangga. Namun, produktivitas dan mutu hasil yang rendah adalah masalah umum yang sering terjadi pada perkebunan karet di Indonesia dan salah satu kendalanya adalah adanya persaingan gulma. Kehadiran gulma dapat menyebabkan kompetisi antara tanaman karet dengan gulma dalam pemanfaatan air, unsur hara, cahaya matahari dan menjadi inang hama dan penyakit. Kehadiran gulma juga dapat menghambat, menunda masa produksi tanaman dan menurunkan hasil baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari hal tersebut perlu adanya usaha pengendalian gulma untuk menekan pertumbuhan dan perkembangan gulma pada tanaman karet belum menghasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis yang tepat dan efektifitas tiga jenis herbisida terhadap gulma pada tanaman karet belum menghasilkan. Hipotesis yang diajukan adalah perbedaan dosis herbisida yang diberikan memberikan pengaruh kondisi pertumbuhan gulma. Penelitian ini dilaksanakan di PTPN XII, Kebun Pancursari, Afdeling Pagergunung, Kabupaten Malang pada bulan Maret hingga Juni 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu pengendalian gulma dan 8 taraf perlakuan antara lain (K0) : Kontrol (tanpa disemprot herbisida), (K1) : Herbisida glifosat 310 g.l-1 + triklopir BEE 49 g.l-1 dosis 1 l.ha-1, (K2) : Herbisida glifosat 310 g.l-1 + triklopir BEE 49 g.l-1 dosis 1 l.ha-1, (K3) : Herbisida glifosat 310 g.l-1 + triklopir BEE 49 g.l-1 dosis 2 l.ha-1, (K4) : Herbisida glifosat 240 g.l-1 + 2,4-D 105 g.l-1 dosis 1,3 l.ha-1, (K5): Herbisida glifosat 240 g.l-1 + 2,4-D 105 g.l-1 dosis 2,6 l.ha-1, (K6) : Herbisida glifosat 240 g.l-1 + 2,4-D 105 g.l-1 dosis 3,9 l.ha-1, (K7) : Weed Free (Bebas Gulma). Semua perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi semprotan punggung semi automatik dan nozel T-jet warna biru, gelas ukur, ember, timbangan analitik, tali, label, plastik, pisau cuter, kamera digital, oven dan petak kuadran dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m. Bahan yang digunakan adalah tanaman karet yang berumur ± 4 tahun (TBM), Herbisida GLYTRON 310/49 EC dengan bahan aktif 310 g.l-1 glifosat + 49 g.l-1 triklopir BEE dan POLADO 240/105 SL dengan bahan aktif 240 g.l-1 glifosat + 105 g.l-1 2,4-D. Variabel pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan gulma dan tanaman karet. Pengamatan gulma menggunakan metode kuadrat dengan perhitungan Summed Dominance Ratio (SDR) dan bobot kering gulma total. Pengamatan tanaman karet yaitu pengamatan kualitatif fitotoksisitas. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam atau uji F pada taraf 5% dan apabila terdapat interaksi nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 25 spesies gulma yang ditemukan pada lahan tanaman karet belum menghasilkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan herbisida campuran glifosat + triklopir dan glifosat + 2,4-D pada taraf dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot kering gulma bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa pengendalian gulma atau kontrol. Dosis herbisida yang efektif dalam mengendalikan gulma adalah pada herbisida berbahan aktif glifosat + 2,4-D dengan dosis 2,6 l.ha-1 yang dapat menekan bobot kering gulma hingga 12 Minggu Setelah Aplikasi serta pemberian herbisida campuran glifosat + triklopir dan glifosat + 2,4-D menunjukkan tidak terdapat gejala fitotoksisitas pada tanaman karet belum menghasilkan hingga 12 Minggu Setelah Aplikasi