Inokulasi Rhizobium Dan Perimbangan Pemupukan Nitrogen Pada Tanaman Kedelai ( Glycine Max (L.) Merrill). Varietas Wilis

Main Author: AfidhaDwiMeitasari
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131735/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberikan manfaat, tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Pengembangan kedelai telah memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional, meskipun nilainya masih relatif kecil dibandingkan dengan komoditi lainnya. Biji kedelai yang mengandung protein cukup tinggi, sekitar 40 persen, mempunyai beragam manfaat, baik untuk keperluan industri. Beragamnya pemanfaatan kedelai tersebut menyebabkan permintaan kedelai terus meningkat setiap tahun dan hingga saat ini belum seluruhnya dapat dipenuhi oleh produksi kedelai nasional dan belum dapat memenuhi kebutuhan serta produktivitas pada tingkat petani masih rendah. Upaya perbaikan mutu intensifikasi pada kedelai dapat dilakukan dengan cara perbaikan penanaman kedelai, termasuk di dalamnya yaitu penggunaan unsur hara tanaman sebagai unsur pendukung kesuburan tanah. Salah satu unsur hara essensial bagi tanaman adalah nitrogen. Kebutuhan nitrogen pada kedelai juga dapat dipenuhi oleh fiksasi nitrogen simbiotik yang melibatkan bakteri Rhizobium. Bakteri Rhizobium memanfaatkan nitrogen yang tersedia di udara dan hidup bersimbiosis pada akar kacang-kacangan dengan membentuk bintil akar pada tanaman inangnya. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh rekomendasi pupuk urea dan inokulasi rhizobium pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini ialah diduga terdapat interaksi antara inokulasi rhizobium japonicum dengan berbagai level nitrogen pada tanaman kedelai varietas wilis. Penelitian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang, Jawa Timur dengan ketinggian ± 300 mdpl dengan suhu rata-rata harian 31oC dan menggunakan jenis tanah alfisol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul,cetok, timbangan, alat tulis, penggaris, papan nama, kalkulator, handsprayer, gelas ukur, ajir/bambu, tali raffia, oven, gunting, ember dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini. Bahan yang digunakan adalah polybag dengan ukuran 40x40, benih kedelai varietas wilis, plastik 5 kg, Aquades, pupuk anorganik (KCL, Urea, SP36), Furadan 3GR, Marshal 200 EC dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan RALF (Rancangan Acak Lengkap Faktorial) dan memiliki dua faktor. Masing-masing faktor mempunyai 4 taraf. Penelitian ini menggunakan 16 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga didapatkan 48 petak perlakuan. Faktor pertama adalah rekomendasi pupuk urea yang terdiri 4 taraf yaitu: (I1) control (tanpa pemberian nitrogen), (I2) pengurangan dosis 50%, (I3) pengurangan dosis 75%, (I4) pengurangan dosis 100%. Sedangkan inokulasi rhizobium sebagai faktor kedua yang terdiri dari 4 taraf yaitu: (R1) dosis 10 ml L-1, (R2) dosis 20 ml L-1, (R3) dosis 25 ml L-1, (R4) dosis 30 ml L-1. Pengamatan tanaman kedelai terdiri dari pengamatan pertumbuhan dan hasil. Pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, berat kering tanaman, luas daun, dan N total tanaman. Pengamatan hasil terdiri dari polong isi, polong hampa, bobot 100 biji, berat kering brangkasan, berat kering biji dan jumlah bintil. Analisis hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan uji F taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan BNJ taraf 5%. Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. BNJ taraf 5% untuk mengetahui interaksi antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara tingkat inokulasi rhizobium japonicum dan pengurangan dosis nitrogen. Interaksi tersebut memberikan pengaruh yang nyata berbagai variabel pengamatan antara lain tinggi tanaman, jumlah bunga, luas daun, polong hampa, berat kering brangkasan, dan bobot 100 biji. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada perlakuan pengurangan dosis nitrogen umumnya berpengaruh nyata pada tingkat pengurangan 100% pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tanaman, polong isi, berat kering brangkasan, dan bobot 100 biji. Menurut Adisarwanto (2005) menjelaskan bahwa nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun klorofil sebagai mesin bagi proses fotosintesis dan mempengaruhi laju fotosintesis. Unsur nitrogen yang cukup, akan menambah pertumbuhan daun, jumlah unsur nitrogen yang tinggi mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein yang kemudian diubah menjadi protoplasma. Air juga berperan penting bagi tanaman untuk translokasi hara dan fotosintesis. Perlakuan inokulasi rhizobium japonicum berpengaruh nyata terhadap variabel polong isi, jumlah bintil, dan bobot 100 biji. Menurut Ridho (1998) rhizobium berperan dalam merangsang terbentuknya nodul, nodul akan membantu penyediaan unsur nitrogen dan unsur ini memacu pembentukan protein dan protoplasma serta klorofil yang pada akhirnya mampu membantu proses pembentukan polong. Jumlah daun,berat kering tanaman dan polong isi menunjukkan perlakuan terbaik pada tingkat pengurangan nitrogen 100% serta pada perlakuan inokulasi rhizobium menunjukkan hasil terbaik pada pemberian 30 ml L-1 pada variebel polong isi dan jumlah bintil. Dari hasil penelitian ini, dapat disarankan bahwa untuk meningkatkan hasil dari tanaman kedelai perlu memberikan inokulasi rhizobium dan tingkat pemberian nitrogen yang tepat terhadap hasil tanaman kedelai.