Evaluasi Pendugaan Produksi Kelapa Sawit Dengan Model Wanulcas Melalui Analisis Ketersediaan Air Dan Pembungaan Di Pt.Astra Agro Lestari, Tbk

Main Author: ZuliKurnia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131724/1/SKRIPSI_FULL.pdf
http://repository.ub.ac.id/131724/1/artikel_publikasi.pdf
http://repository.ub.ac.id/131724/
Daftar Isi:
  • Tanaman kelapa sawit umumnya membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan produksi. Ketersediaan air merupakan faktor utama yang membatasi tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit. Pada daerah Kalimantan persebaran curah hujan yang tidak merata mengakibatkan terjadi musim kemarau yang nyata. Pada musim hujan ketersediaan air tinggi, akan tetapi sedikit yang terserap ke dalam tanah sehingga mengakibatkan terjadinya aliran permukaan. Dengan demikian mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit terganggu terutama bunga dan buah yang pada akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman kelapa sawit. Sehingga diperlukan kajian menggunakan model WaNuLCAS (Water, Nutrient, and Light Capture in Agroforestry System) sebagai alat bantu dalam memperbaiki strategi pengelolaan jangka panjang pada perkebunan kelapa sawit, agar diperoleh produksi sawit yang optimal dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan biaya produksi perkebunan sawit.Tujuan penelitian ini menguji model WaNuLCAS untuk simulasi potensi ketersediaan air tanah dan produksi TBS pada berbagai umur kelapa sawit, mengkaji hubungan umur tanaman kelapa sawit dengan nisbah bunga betina dibagi total bunga kelapa sawit (sex ratio), dan mengevaluasi nilai nisbah bunga betina dibagi total bunga kelapa sawit (Sex Ratio) dan produksi TBS pada berbagai umur tanaman kelapa sawit. Parameter dalam penelitian ini yaitu pengamatan seks ratio bunga kelapa sawit dan pengambilan sampel tanah dilakukan diberbagai umur tanaman dan satu jenis tekstur tanah clay loam. Lokasi pengamatan ini didasarkan pada umur kelapa sawit yaitu umur 6, 11, 15, 18, dan 20 tahun. Pengamatan tentang pembungaan ini dilakukan menggunakan metode survei secara langsung diberbagai umur tanaman dengan tekstur clay loam. Pengamatan pembungaan ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2016 dengan interval pengamatan 2 minggu sekali. Untuk pengamatan pembungaan yaitu dengan menghitung jumlah bunga betina dan jumlah bunga jantan dalam plot pengamatan. Parameter kedua yaitu pengambilan sampel kadar air tanah dilakukan 3 kali ulangan dalam setiap umur tanaman kelapa sawit diberbagi zona pengambilan yaitu gawangan mati, antar pokok, piringan, dan pasar pikul. Pengambilan sampel tanah dilakukan di empat kedalaman tanah yaitu 0-10 cm, 10-30 cm, 30-70 cm, dan 70-100 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur sawit berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap nilai nisbah bunga betina dibagi total bunga kelapa sawit (sex ratio) bunga kelapa sawit. Pada hasil Model WaNuLCAS versi 4.0 mampu mensimulasikan potensi ketersediaan air tanah dan produksi TBS pada berbagai umur kelapa sawit (jika dilihat dari R2, CD, RMSE, dan CRM). Model WaNuLCAS sudah mempertimbangkan nilai nisbah bunga betina dibagi total bunga (sex ratio) kelapa sawit. Semakin tua umur tanaman maka nilai produksi semakin menurun seiring dengan menurunnya nilai nisbah bunga betina dibagi total bunga (sex ratio) kelapa sawit.