Keragaman Karakter Komponen Hasil Beberapa Populasi S4 Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata Sturt)

Main Author: RizkiFirdaos, Erliza
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131706/
Daftar Isi:
  • Jagung ialah tanaman serealia yang produktif untuk dikembangkan sebagai tanaman pangan. Daya adaptasi jagung cukup luas, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu ideal untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 21oC-30oC dengan tingkat keasaman (pH) 5-6. Karbohidrat dalam jagung mencapai 80% sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti beras. Salah satu jenis jagung yang perlu ditingkatkan adalah jagung manis (Zea mays L. saccharata Sturt). Jagung manis memiliki umur panen yang lebih cepat. Panen segar jagung dapat dilakukan pada umur 70-80 hari setelah tanam. Jagung manis yang dikontrol oleh gen su biasa disebut jagung manis normal karena kandungan gulanya 9-16% dan setelah dipanen muda terjadi konversi gula menjadi pati sesudah 24 jam (Sujiprihati et al., 2012). Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan April 2014 di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan ketinggian lokasi ±610 m dpl. Alat yang digunakan pada penelitian terdiri dari alat olah tanah, sprayer, mulsa hitam perak, dan mistar. Bahan yang digunakan adalah 14 populasi jagung manis, pupuk anorganik (pupuk NPK dan ZA), pupuk organik, fungisida berbahan aktif pyraclostrobin 250 g/l, fungisida berbahan aktif dimetomorf 500 g/l, insektisida berbahan aktif profenofos 500 g/l dan perekat berbahan aktif alkilaril poliglikol eter 400 g/l. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan faktor tunggal, yaitu populasi tanaman. Setiap perlakuan menggunakan dua ulangan. Data diperoleh dari pengambilan beberapa tanaman contoh dalam populasi tanaman. Jumlah bedeng percobaan adalah 28 bedeng. Setiap bedeng terdapat 24 tanaman sehingga total populasi tanaman 672 tanaman. Parameter pengamatan tanaman pada karakter kuantitatif. Pengamatan karakter kuantitatif meliputi letak tongkol, tinggi letak tongkol, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tangkai tongkol, panjang tongkol, panjang kelobot dan jumlah baris biji. Hasil pengamatan setiap parameter dapat diketahui keragaman genetik dan heritabilitas melalui perhitungan keragaman genetik dan pendugaan heritabilitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman genetik luas dan sempit pada populasi tanaman. Keragaman genetik pada karakter jumlah daun menunjukkan keragaman sempit pada ke empat belas populasi. Keragaman genetik luas ditunjukkan oleh beberapa populasi pada bebera karakter lainnya. Dalam program pemuliaan tanaman pada kegiatan seleksi, keragaman genetik dipilih sebagai pertimbangan bahan seleksi. Keragaman genetik luas dapat meningkatkan respon seleksi dalam menentukan karakter yang diinginkan pada tahap awal perakitan. Keragaman genetik sempit karakter pada generasi lanjut lebih sesuai sebagai bahan tanam tahap lanjut karena mulai menunjukkan keseragaman dan homozigot. Heritabilitas menunjukkan penampilan karakter tanaman lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan. Karakter tanaman dengan nilai duga heritabilitas tinggi keseluruhan populasi ditunjukkan oleh karakter jumlah daun. Nilai duga heritabilitas yang tinggi pada karakter tanaman menunjukkan bahwa karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan faktor lingkungan. Karakter yang sesuai untuk dipilih dalam perakitan pada generasi berikutnya adalah jumlah daun karena telah menunjukkan keragaman sempit dan heritabilitas yang tinggi pada seluruh populasi. Populasi lain dapat digunakan untuk bahan tanam lanjutan ketika memenuhi syarat keragaman genetik sempit dan heritabilitas tinggi.