Daftar Isi:
  • Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. Kebutuhan akan cabai merah terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan beragamnya kebutuhan. Harga cabai merah pun fluktuatif seiring dengan produktivitas dan ketersediaan cabai merah dikalangan petani. Permintaan cabai besar di Jawa Timur perlu diimbangi dengan hasil panen yang tinggi, sehingga perlu dilakukan teknik budidaya untuk meningkatkan produksi di Jawa Timur. Salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai adalah dengan menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Selain itu, PGPR mampu mensintesis IAA dari prekursor (bahan dasar) yang terdapat dalam eksudat akar maupun dari bahan organik. Oleh karena itu, perlu adanya kombinasi PGPR dengan mulsa organik pada teknik budidaya yang akan dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria dengan mulsa jerami terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Hipotesis penelitian ini yaitu perlakuan perendaman benih oleh PGPR dan PGPR susulan dengan kombinasi mulsa jerami memberikan pertumbuhan dan hasil yang baik pada tanaman cabai. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 – Maret 2015 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah thermometer, soil moisture tester, timbangan analitik, dan meteran. Bahan yang digunakan ialah benih cabai varietas Scarlet, mulsa jerami, Plant Growth Promoting Rhizobacteria, pupuk kandang, pupuk NPK Mutiara, insektisida Actara 25 WG, fungisida Antracol 70 WP, dan perekat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan kombinasi PGPR dengan mulsa jerami yang diulang 4 kali, yaitu: P1: benih direndam dengan air tanpa mulsa jerami, P2 : benih direndam dengan PGPR 10 ml l-1 tanpa mulsa jerami, P3 : benih direndam dengan PGPR 10 ml l-1 + PGPR susulan 15 ml l-1 tanpa mulsa jerami, P4 : benih direndam dengan air + mulsa jerami, P5 : benih direndam dengan PGPR 10 ml l-1 + mulsa jerami, P6 : benih direndam dengan PGPR 10 ml l-1 + PGPR susulan 15 ml l-1 + mulsa jerami. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan secara non destruktif meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, waktu munculnya bunga, jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, jumlah buah panen per tanaman, bobot buah panen per tanaman, hasil ton ha-1. Parameter lingkungan meliputi: kelembaban dan suhu tanah. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf p = 5% dan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf p = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi PGPR dengan mulsa jerami memberikan pengaruh nyata pada variabel pertumbuhan yaitu jumlah daun dan luas daun kecuali tinggi tanaman sedangkan variabel hasil yaitu jumlah bunga, jumlah buah saat panen, bobot segar buah kecuali fruit set, saat bunga pertama muncul, panen pertama dan terakhir. Parameter lingkungan menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban tanah perlakuan mulsa jerami berbeda nyata dengan tanpa mulsa. Jumlah buah saat panen perlakuan benih direndam dengan PGPR 10 ml l-1 + PGPR susulan 15 ml l-1 + mulsa jerami (P6) memiliki hasil yang lebih tinggi (10,09 buah) jika dibandingkan dengan perlakuan benih direndam dengan air tanpa mulsa jerami (P1) dan perlakuan benih direndam dengan air + mulsa jerami (P4). Hasil tersebut berbeda dengan bobot segar buah saat panen, perlakuan benih direndam dengan PGPR 10 ml l-1 + PGPR susulan 15 ml l-1 + mulsa jerami (P6) memiliki hasil yang lebih tinggi (3,25 t ha-1) jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P1, P2, P3, P4, dan P5).