Pengaruh Naungan Terhadap Perubahan Arsitektur Tajuk Berbagai Jenis Famili Maranta
Main Author: | AuliviaOneNDessy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131694/1/Dessy_Aulivia_One_Naranakubar%28125040201111074%29.pdf http://repository.ub.ac.id/131694/2/FIX_SKRIPSI_DESSY.pdf http://repository.ub.ac.id/131694/ |
Daftar Isi:
- Keberadaan tanaman hias dalam suatu tatanan taman memiliki nilai fungsional dan keindahan. Penggunaan tanaman di median jalan yang memanjang, berupa pohon semak, dan ground cover. Pada kenyataanya Ctenanthe, Maranta, dan Calathea merupakan kelompok ground cover yang sering digunakan pada median jalan. Tanaman tersebut merupakan tanaman naungan, apabila terkena sinar matahari yang berlebih maka akan mempengaruhi penampilan tanaman menjadi kurang baik (daun menggulung, sudut daun mengecil, ujung daun mengering dan warna daun pucat), sehingga mengakibatkan tampilan taman yang kurang menarik. Tanaman hias daun Ctenanthe, Calathea dan Maranta dikenal sebagai tanaman hias dengan naungan rendah, namun sampai saat ini belum diketahui naungan yang optimal untuk mendapatkan arsitektur tajuk yang memiliki nilai estetis yang tinggi untuk 3 jenis famili Maranta. Naungan yang diterima dapat memberikan perubahan pada morfologi tanaman. Widiastoety, Prasetyo, dan Salvina (2000), menyatakan bahwa tanaman anggrek yang dihadapkan pada intensitas cahaya 55% lebar daun tertinggi. Penelitian bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui intensitas cahaya yang optimum terhadap tanaman hias daun Ctenanthe, Calathea dan Maranta. (2) Mengetahui perubahan arsitektur tajuk (sudut daun, sudut tangkai daun, dan warna daun) Ctenanthe, Calathea, dan Maranta pada tingkat naungan yang berbeda. Hipotesis dari penelitian ini adalah naungan dapat mempengaruhi arsitektur tajuk (sudut daun, sudut tangkai daun, dan warna daun) pada Ctenanthe, Calathea, dan Maranta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai April 2016 yang berlokasi di Jalan Puncak Joyoagung, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Tersarang dengan dua faktor perlakuan naungan sebagai faktor pertama dan jenis famili Maranta sebagai faktor kedua (jenis tersarang dalam intensitas) diulang sebanyak 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah tingkat Naungan dengan empat taraf yakni N0=Kontrol (Naungan 0%), N1=25%, N2=50%, dan I3=75%. Faktor kedua adalah jenis Maranta dengan tiga jenis yaitu Ctenanthe oppenheimiana (J1), Calathea ‘fushion white’ (J2) dan Maranta leuconiura (J3). Analisa data menggunakan analisis ragam (ANOVA) apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa Peningkatan naungan pada jenis Ctenanthe, Calathea dan Maranta mempunyai permukaan daun yang lebih luas dan tipis. Ctenanthe dan Maranta dapat tahan pada lingkungan dengan tingkat naungan 50% dan 75%. Calathea dapat tahan pada lingkungan dengan tingkat naungan 75% dibandingkan tanpa naungan dengan intensitas cahaya 294.5 gram kal/cm2/bulan. Peningkatan naungan pada jenis Ctenanthe, Calathea, dan Maranta memiliki arsitektur daun yang ideal dengan sudut daun Ctenanthe (110°-120°), Calathea (100°-130°), Maranta (90°-110°) dan sudut tangkai daun <45°-70° dibandingkan dengan cahaya penuh.