Daftar Isi:
  • Mekanisasi pertanian merupakan introduksi dan penggunaan alat mekanis untuk melaksanakan operasi pertanian. Mekanisasi pertanian sangat diperlukan untuk menuju ke pertanian modern. Program mekanisasi pertanian pemerintah Indonesia adalah dengan memberikan bantuan berupa mesin rice transplanter atau mesin tanam bibit padi ke daerah potensi tanaman padi. Salah satu daerah potensi tanaman padi di Indonesia yang mendapat bantuan mesin rice transplanter adalah Kabupaten Kediri. Dampak mekanisasi pertanian ini sangat dirasakan oleh petani-petani di Kabupaten Kediri yang sudah aktif menggunakan mesin ini dalam kegiatan usahatani padinya. Kecamatan Plemahan adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Kediri yang mendapatkan bantuan teknologi mesin pertanian rice transplanter. Kecamatan Plemahan memiliki kelembagaan kelompok tani yang baik sehingga terdapat 3 Desa di Kecamatan Plemahan yang mendapat mesin rice transplanter diantaranya adalah Desa Payaman, Desa Mojoayau, Desa Plemahan. Desa yang pertama mendapatkan bantuan mesin rice transplanter adalah Desa Payaman pada tahun 2014 karena menjadi salah satu desa yang memiliki produktivitas yang tinggi dan pengorganisasian kelembagaan kelompok tani yang baik. Penggunaan mesin rice transplanter di Desa Payaman sudah mulai aktif dibandingkan 2 Desa yang lain. Hal ini dikarenakan karena pengelolaan kelembagaan kelompok tani dari Gapoktan Tani Jaya yang baik sehingga mesin rice transplanter bisa diaplikasikan di Desa ini. Namun meskipun sudah diaplikasikan ada beberapa petani yang enggan menggunakan mesin rice transplanter ini. Beberapa petani masih enggan menggunakan mesin rice transplanter dikarenakan adanya anggapan bahwa adanya biaya sewa tambahan yang dikeluarkan untuk proses menanam bibit padi dan penggunaan mesin rice transplanter tidak mempengaruhi tingkat keuntungan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani padi dan berapa besarnya pendapatan yang diperoleh dalam usahatani padi dengan menggunakan mesin rice transplanter. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisa data kualitatif dan data kuantitatif. Metode dalam penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive yakni di Desa Payaman, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri yang merupakan desa dengan pengunaan mesin rice transplanter yang belum merata. Metode dalam penentuan responden yaitu dengan metode cluster sampling didapatkan 60 petani diantaranya yang menggunakan mesin rice transplanter ada 27 petani dan yang tidak menggunakan mesin rice transplanter ada 33 petani. Kemudian pemilihan sampel pada tiap stratum menggunakan metode random sederhana dengan undian. Hasil penelitian dengan variabel luas lahan (X1), umur petani (X2), pengalaman usahatani padi (X3), biaya bibit (X4), biaya pupuk (X5), biaya tenaga kerja (X6) serta penggunaan mesin (D1) berupa variabel dummy : 0 jika tidak menggunakan mesin dan 1 jika menggunakan mesin terhadap pendapatan petani padi (Y) bebas dari asumsi klasik. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa hasil pendugaan terhadap model yang digunakan menghasilkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,968. Hal ini berarti bahwa semua variabel (X) yang dimasukkan kedalam model regresi tersebut mampu menjelaskan variabel terikat (Y) sebesar 96,8 % sedangkan sisanya sebesar 3,2 % dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan kedalam model. Hasil Fhitung diketahui sebesar 226,044 atau dengan probabilitas sebesar 0,000. Dimana karena Fhitung (226,044) lebih besar dari Ftabel (2,19) dan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 pada taraf kepercayaan 95%, maka H0 ditolak dan menerima H1. Sehingga artinya semua variabel bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel terikat (Y) dan model tersebut dapat diterima sebagai penduga yang baik dan layak untuk digunakan. Variabel bebas luas lahan (X1) dan penggunaan mesin (D1) memiliki nilai probabilitas 0,000, biaya bibit memiliki nilai probabilitas 0,0014 atau < 0,05 dan biaya pupuk memiliki nilai probabilitas 0,05 jadi secara parsial koefisien regresi variabel luas lahan (X1), biaya bibit (X4), biaya pupuk (X5) dan penggunaan mesin (D1) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap pendapatan usahatani padi. Sedangkan untuk variabel bebas umur petani (X2), pengalaman usahatani padi (X3) dan biaya tenaga kerja (X6) memiliki nilai probabilitas > 0,05 sehingga secara parsial koefisien regresi variabel umur petani (X2) pengalaman usahatani padi (X3) dan biaya tenaga kerja (X6) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani padi. Analisis usahatani menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani padi per Ha yang diperoleh petani padi yang menggunakan mesin Rice Transplanter lebih besar dibandingkan petani padi yang tidak menggunakan mesin Rice Transplanter. Rata-rata pendapatan usahatani dari petani padi yang menggunakan mesin Rice Transplanter sebesar Rp 16.693.169/Ha, sedangkan pendapatan yang diperoleh oleh petani padi yang tidak menggunakan mesin Rice Transplanter sebesar Rp 11.930.117/Ha. Perbedaan pendapatan yang diperoleh ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan biaya total yang dikeluarkan dan total penerimaan yang diperoleh oleh masing-masing petani baik petani pengguna atau tidak pengguna mesin Rice Transplanter. Perbedaan biaya dikarenakan karena adanya perbedaan biaya tenaga kerja petani yang menggunakan dan tidak menggunakan mesin. Kemudian adanya perbedaan produktivitas panen padi yang dihasilkan karena jarak tanam bibit padi yang menggunakan mesin lebih teratur sehingga penyerapan usur hara dan fotosintesis lebih maksimal. Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, pendapatan usahatani padi di Desa Payaman setelah masuknya teknologi mesin Rice Transplanter paling besar dipengaruhi oleh luas lahan (X1), biaya bibit (X4), biaya pupuk (X5) serta penggunaan mesin (D1). Variabel-variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh yang positif terhadap pendapatan usahatani padi di Desa Payaman serta pengaruh tersebut bersifat signifikan atau berpengaruh secara nyata karena hasil analisis menunjukkan signifikansi kesalahan dibawah 5%. Kemudian selisih pendapatan sebesar Rp. 4.763.053 lebih besar petani padi yang menggunakan mesin Rice Transplanter. Dari kesimpulan tersebut terdapat saran yaitu bagi petani yang masih belum menggunakan mesin Rice Transplanter disarankan untuk beralih menggunakan mesin Rice Transplanter dalam proses penanaman benih padi di setiap musim tanamnya karena lebih menghemat biaya dan lebih menguntungkan