Daftar Isi:
  • Tingginya kebutuhan terhadap energi batubara menyebabkan melimpahnya limbah fly ash dan bottom ash dari hasil pembakaran boiler batubara serta lahan bekas tambang yang membentang. Tahun 2005 Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai Negara pengekspor batubara uap (Gautama, 2007). Kandungan logam didalam fly ash jika dibiarkan dapat menimbulkan pelindian (leaching) yang akan mencemari tanah dan air yang kemungkinan besar akan terakumulasi di dalam organ-organ vegetative maupun generatif tanaman (Sharma and Kalra, 2006). Upaya pemanfaatan fly ash dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik. Proses dekomposisi bahan organic akan menyebabkan reksiantara kation logam dan bahan-bahan organik yang disebut dengan pengkhelatan, sehingga jumlah logam akan berkurang (Hardjowigeno, 1995). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi penambahan fly ash dan bahan organik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai dan sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fly ash batubara dan bokashi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai dan perubahan sifat kimia tanah timbunan bekas tambang batubara. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 - Maret 2016 di Greenhouse kantor pembibitan PT. Bukit Asam, Tanjung Enim, Palembang dan kemudian dilakukan analisis kimia tanah di Laboratorium Kimia, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Contoh tanah diambil pada Lokasi Timbunan Tupak, Tambang Air Laya (TAL) PT. Bukit Asam. Bahan yang digunakan adalah fly ash batubara dan bokashi yang berasal dari lokasi penelitian serta benih kedelai varietas Wilis yang diperoleh dari Balitkabi Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 Perlakuan dan 3 kali ulangan. Variabel pengamatan yang diamati berupa pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, waktu berbunga) dan sifat kimia tanah (pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia, Fe-tersedia, Al-dd). Penelitian dilakukan pada skala polybag dengan dosis perlakuan terdiri dari kombinasi aplikasi bokashi 0 dan 10 ton ha-1, fly ash 0, 10, 20 ton ha-1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan berpengaruh terhadap waktu muncul bunga. Perlakuan bokashi 10 ton ha-1 + fly ash 20 ton ha-1 memberikan waktu muncul tercepat. Hasil analisis ragam pada sifat kimia tanah berbeda nyata terhadap perlakuan bokashi 10 ton ha-1+ fly ash 20 ton ha-1 pada analisa C-organik dan P-tersedia serta perlakuan terbaik dalam peningkatan N-total dari 0,13% menjadi 0,23% meskipun tidak signifikan dengan perlakuan yang lain. Perlakuan bokashi 10 ton ha-1+ fly ash 10 ton ha-1 memberikan peningkatan pH tertinggi dari 4,40 menjadi 5,53. Perlakuan kontrol memberikan nilai Fe-tersedia yang lebih tinggi 10,18 ppm dari 7,56 ppm.