Efektivitas Program Peningkatan Produksi Kedelai dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun)
Main Author: | Sari, YulianingTyas |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131678/1/SKRIPSI_Yulianing_Tyas_Sari_%28115040100111172%29.pdf http://repository.ub.ac.id/131678/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini didasarkan pada diselenggarakannya Program Peningkatan Produksi Kedelai yang tujuan utamanya adalah peningkatan produksi dalam upaya pencapaian swasembada kedelai pada tahun 2014. Program tersebut memberikan bantuan dana bagi kelompok tani yang telah lolos seleksi penerima program dengan nilai sebesar Rp 1.532.500,- untuk setiap hektar lahan dan selanjutnya digunakan untuk pembelian sarana produksi (benih unggul, pupuk organik/anorganik, pestisida dan herbisida). Kabupaten Madiun termasuk dalam daerah penerima Program Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2014 yang salah satunya adalah Desa Kenongorejo. Wilayah ini memiliki potensi luas lahan yang sangat mendukung budidaya pertanian, khususnya tanaman pangan seperti padi dan kedelai. Hal ini terlihat dari penggunaan lahan di desa ini yang sebagian besar adalah lahan persawahan dengan luas 231,61 ha (45,71 %) dari total luas wilayahnya (Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2012). Komoditas kedelai merupakan komoditas unggulan pertama di desa ini karena luas tanam kedelai paling banyak yaitu sebesar 272 ha dengan produktivitas sebesar 1,5 ton/ha (Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2012). Potensi ini diharapkan mampu mendukung tercapainya peningkatan produksi kedelai. Meskipun komoditas kedelai merupakan unggulan dari desa Kenongorejo, pendapatan petani yang diperoleh dari usahatani kedelai relatif rendah. Hal ini akan berimbas pada permodalan yang melemah sehingga penggunaan sarana produksi akan dikurangi. Penggunaan sarana produksi yang tidak tepat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, akan berdampak pada hasil panen kedelai yang diperoleh. Program Peningkatan Produksi Kedelai dilaksanakan untuk meningkatkan produksi kedelai yang diharapkan dapat berdampak positif pada pencapaian swasembada dan meningkatnya pendapatan usahatani. Oleh karena itu, tingkat keberhasilan dari program ini penting untuk dikaji supaya perumus program (pemerintah) dan pelaksana program (petani/ kelompok sasaran) serta pihak-pihak terkait dapat mengetahui seberapa besar program telah mampu mencapai target yang diharapkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauh mana pelaksanaan program peningkatan produksi kedelai dapat meningkatkan pendapatan petani”. Secara lebih rinci, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Kedelai di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun; (2) Bagaimana tingkat produksi kedelai dan pendapatan petani di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun; (3) Bagaimana efektivitas Program Peningkatan Produksi Kedelai di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun; dan (4) Bagaimana pengaruh Program Peningkatan Produksi Kedelai terhadap produksi kedelai dan pendapatan petani di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Penelitian ini dilakukan di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Populasi dalam penelitian ini adalah petani kedelai di Desa Kenongorejo, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu petani peserta program dan petani non peserta program. Sampel peserta program diambil dan sampel non peserta program diambil dengan menggunakan metode Simple Random Sampling menggunakan rumus Parel, et.al. (1973). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk mengetahui pelaksanaan program, dianalisis dengan cara membandingkan pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Kedelai di daerah penelitian dengan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2014. Untuk mengetahui tingkat produksi dan pendapatan petani peserta dan non peserta program dianalisis dengan membandingkan rata-rata produksi dan pendapatan petani peserta dan non peserta program. Untuk mengetahui efektivitas program, dianalisis dengan membandingkan realita dan target dari masing-masing indikator program; dan untuk mengetahui pengaruh program terhadap produksi dan pendapatan petani, dianalisis dengan fungsi respon produksi Cobb-Douglas dan fungsi respon pendapatan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Kedelai di daerah penelitian secara umum telah sesuai dengan pedoman pelaksanaan program, akan tetapi terdapat kendala masih adanya keterlambatan datangnya bantuan sarana produksi; (2) Rata-rata tingkat produksi dan pendapatan usahatani peserta Program Peningkatan Produksi Kedelai tidak berbeda dengan non peserta program, karena tidak adanya perbedaan fasilitas peserta dan non peserta untuk melakukan usahatani. Rata-rata produksi peserta program sebesar 1,9279 kg/ha, sedangkan non peserta program sebesar 1,8679 kg/ha. Rata-rata pendapatan peserta program sebesar Rp 4.137.288/ha, sedangkan non peserta program sebesar Rp 4.677.090/ha; (3) Efektivitas Program Peningkatan Produksi Kedelai dalam meningkatkan produksi kedelai dan pendapatan petani di daerah penelitian mencapai 78,66%. Artinya, 78,66 % dari targetnya sudah mampu terealisasi. Akan tetapi, sebagian besar petani di daerah penelitian belum menggunakan benih bantuan dan pupuk sesuai anjuran; (4) Analisis regresi yang digunakan dalam penelitan ini belum dapat menyimpulkan pengaruh variabel keikutsertaan program terhadap produksi kedelai dan pendapatan usahatani, dikarenakan koefisien regresinya tidak signifikan. Variabel lain yang tidak signifikan adalah benih, pestisida, pupuk cair dan tenaga kerja, sedangkan yang berpengaruh nyata terhadap produksi hanyalah pupuk padat. Variabel lain yang tidak signifikan koefisien regresinya untuk analisis pendapatan usahatani adalah biaya benih, biaya pupuk padat, biaya pupuk cair dan biaya pestisida, sedangkan variabel yang berpengaruh nyata adalah biaya lahan, biaya penggilingan, dan biaya tenaga kerja. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: (1) Agar bantuan sarana produksi dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh petani, diperlukan ketepatan waktu pengiriman bantuan sarana produksi dengan waktu kegiatan usahatani dilakukan; (2) Agar Program Peningkatan Produksi Kedelai efektif dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani, diperlukan penekanan agar penggunaan benih bantuan dapat dilakukan sesuai dengan anjuran; (3) Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait variabel-variabel yang belum dapat disimpulkan pengaruhnya terhadap produksi dan pendapatan.