Daftar Isi:
  • Sektor Pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam perekonomian nasional. Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi sejak Juli 1997 yang telah melumpuhkan sebagian besar perekonomian Indonesia. Sub sektor perkebunan menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal ini karena hasil dari sub sektor perkebunan mengalami peningkatan harga sebagai dampak dari perbedaan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Peranan positif sektor perkebunan yang harusnya sangat mensejahterakan para buruh perkebunan rupanya berbanding terbalik dengan kondisi para buruh. Golongan buruh tidak berdaya meskipun telah ada peraturan tentang tenaga kerja, namun peraturan ini ternyata lebih melindungi dan menjamin kepentingan pengusaha akan penyediaan tenaga kerja dan tidak melindungi kepentingan kaum buruh. Kenyataan lain yaitu hubungan antara perusahaan dengan buruh perkebunan tidak harmonis padahal kehidupan buruh sangat tergantung pada perusahaan, dalam arti buruh tidak dapat keluar dari perusahaan walau buruh diupah rendah dengan jaminan kerja yang tidak lengkap. Terdapat ketidak adilan gender dalam perkebunan. Perempuan dianggap sebagai kaum lemah sehingga mendapat tanggung jawab pekerjaan yang mudah, namun tidak mendapat jaminan kesehatan yang memadai. Pada pengolahan karet menggunakan bahan kimia seperti asam semut sehingga alat pelindung diri sangat lah diperlukan. Buruh wajib menggunakan alat pelindung diri guna melindungi dirinya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi kerja buruh perempuan di Pabrik Pengolahan Karet wilayah Kalirejo. Kedua, menganalisis faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja buruh perempuan di Pabrik Pengolahan Karet wilayah Kalirejo. Ketiga, menganalisis hubungan kondisi kerja terhadap kesejahteraan keluarga buruh perempuan di Pabrik Pengolahan Karet karet di wilayah Kalirejo. Penelitian dilaksanakan pada April 2016 di Pabrik Pengolahan Karet PTPN XII Kalirejo, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang dilengkapi dengan analisis data secara kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survai dan pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara terstuktur. Responden dipilih secara cluster sampling yaitu berdasarkan kelompok buruh pabrik dari populasi 108 orang hanya 36 orang menjadi responden. Teknik analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan korelasi. Analisis korelasi menggunakan uji statistik yaitu uji korelasi. Analisis korelasi menggunakan uji korelasi Rank-Spearman melalui SPSS 20,00 for windows. Kondisi kerja buruh pabrik di PTPN XII Kalirejo wilayah kebun karet secara umum digambarkan sudah membuat para buruh pabrik nyaman. Buruh pabrik laki-laki dan buruh pabrik perempuan di PTPN XII wilayah kebun karet Kalirejo beberapa telah menempati golongan karir. Tetapi, buruh laki-laki lebih mendominasi menempati golongan karir dibanding dengan buruh perempuan yang sama sekali tidak menempati golongan karir karena buruh pabrik karet sebagian besar termasuk pekerja skill. Terdapat golongan karir atau tidak sangat berdampak pada perolehan jaminan kerja dan jaminan keluarga buruh perempuan maupun laki-laki. Selain itu, sebagian besar juga telah mengaku mendapatkan alat pelindung diri meskipun sedikit yang mengaku tidak mendapatkan APD. Perusahaan sangat mementingkan kebersihan, secara umum buruh memang diharuskan membersihkan kawasan tempat kerjanya sendiri sehingga terus bersih dan sehat. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja ialah umur, pendidikan dan lama bekerja. Pertama ialah umur, umur mempunyai derajat korelasi sebesar 0.402 yaitu bahwa umur mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kondisi kerja. Kedua ialah pendidikan, derajat korelasi yang didapatkan dari hasil pengujian statistic sebesar 0,401 yang berarti terdapat hubungan yang berarti pada pendidikan dengan kondisi kerja. Ketiga, lama bekerja dengan kondisi kerja juga terdapat hubungan yang berarti dengan derajat korelasi sebesar 0,497. Pada hasil uji dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi spearman bernilai positif yaitu 0.713 yang artinya saat variabel X (Kondisi kerja semakin baik, maka Variabel Y (Kesejahteraan Keluarga) akan semakin meningkat. Nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu Kondisi kerja dengan variabel terikat yaitu Kesejahteraan Keluarga termasuk kategori yang kuat. Hubungan variabel Kondisi kerja dengan Kesejahteraan Keluarga memiliki hubungan yang signifikan karena memiliki p-value (0,000) < 0,05 (5%). Sebagian buruh sudah merasakan aman dan bahagia bekerja di PTPN XII karena perusahaan juga peduli dengan kehidupan para buruh. Saran yang diberikan yaitu diharapkan dapat menghilangkan pandangan stereotype bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga yang menajdi pencari nafkah utama. Kedua, meningkatkan komunikasi antara perusahaan dan buruh dalam pemakaian Alat Pelindung Diri yang seharusnya wajib digunakan oleh para buruh saat mengolah karet. Ketiga, membangkitkan motivasi anak-anak buruh untuk mau meneruskan sekolahnya dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.