Analisis Korelasi Dan Sidik Lintas Antara Karakter Agronomis Dengan Hasil Pada Cabai Rawit (Capsiccum Frutescent)
Main Author: | Idayanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131662/2/JURNALKU.pdf http://repository.ub.ac.id/131662/3/IDAYANTI_125040200111174.pdf http://repository.ub.ac.id/131662/ |
Daftar Isi:
- Cabai rawit merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Suryamin (2014) menyatakan kebutuhan cabai rawit dalam skala industri masih belum tercukupi. Hal ini mengindikasikan rendahnya produktivitas cabai rawit. Rendahnya produktivitas cabai rawit dikarenakan kurang tersedianya benih berdaya hasil tinggi, serangan hama dan penyakit serta teknologi budidaya dan penanganan pasca panen yang masih sederhana.Usaha peningkatan produktivitas cabai rawit terus dilakukan melalui program pemuliaan tanaman, salah satunya melalui seleksi tanaman cabai rawit berdaya hasil tinggi. Menurut Wirnas et al., 2006 karakter daya hasil merupakan karakter pertumbuhan komplek yang dipengaruhi oleh karakter pertumbuhan maupun komponen hasil, sehingga seleksi dapat dilakukan baik secara langsung terhadap daya hasil atau tidak langsung melalui beberapa karakter lain yang terkait dengan daya hasil. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai karakter yang akan dijadikan sebagai sasaran seleksi sangat diperlukan. Menurut Muliarta et al., 2011 karakter kuantitatif sangat menentukan keberhasilan seleksi dan pengetahuan mengenai keeratan hubungan antar sifat-sifat tanaman merupakan hal yang sangat berharga dan dapat digunakan sebagai dasar program seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai korelasi dan sidik lintas antara karakter agronomis dengan hasil pada cabai rawit, guna mengetahui karakter yang dapat digunakan sebagai penciri seleksi, sehingga kegiatan seleksi dapat dilakukan secara efektif. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian di Desa Bunut, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2015 sampai dengan Juni 2016. Bahan yang akan digunakan adalah delapan genotipe cabai rawit hasil seleksi massa yaitu G 1, G 3.10, G 3.3, G 4, G 5, G 8, genotipe Campuran, dan varietas lokal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Setiap satuan percobaan ditanam sebanyak 25 tanaman, dengan sampel yang diamati sebanyak 10 tanaman per satuan percobaan. Karakter yang diamati adalah karakter kuantitatif yaitu tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, luas daun,umur awal berbunga, umur awal panen, panjang buah, diameter buah, jumlah buah, tebal daging, jumlah biji per buah, bobot biji per buah, bobot per buah, bobot buah per tanaman. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis kovarian untuk mengetahui nilai korelasi fenotipe dan genotipe model Singh dan Chaudhary (1979), kemudian nilai korelasi genotipe dan fenotipe diuji menggunakan uji t untuk mengetahui nyata atau tidak. Analisis sidik lintas dihitung dengan menggunakan matrik model Singh dan Chaudhary (1979) untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai korelasi genotipe lebih besar dan searah dengan korelasi secara fenotipe. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap penampilan daripada genetiknya. Karakter yang berkorelasi positif nyata dengan hasil adalah jumlah buah pertanaman (0,97), lebar tajuk (0,74), dan umur panen (0,66), hal ini berarti semakin banyak jumlah buah, semakin luas lebar tajuk dan semakin cepat umur panen maka hasil juga akan meningkat. Sedangkan karakter panjang buah memberikan nilai korelasi negatif nyata (-0,66) sehingga dapat diartikan bahwa semakin meningkat panjang buah maka akan menurunkan hasil. Karakter yang memberikan pengaruh langsung terhadap hasil yaitu jumlah buah per tanaman (1,477) sehingga karakter tersebut dapat dijadikan sebagai karakter seleksi secara langsung. Karakter umur panen dan lebar tajuk memberikan pengaruh yang besar melalui karakter jumlah buah, sehingga karakter umur panen dan lebar tajuk dapat dijadikan karakter seleksi secara tidak langsung melalui jumlah buah. Nilai sisa dari analisis lintasan yaitu sebesar 0,152 menunjukkan terdapat 15,2% pengaruh karakter lain yang belum dapat dijelaskan dari model yang digunakan.