Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Dengan Sistem Tumpangsari Pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) Dan Tanaman Kubis (Brassica Oleracea Var Capitata L.)
Daftar Isi:
- Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan jenis tanaman hortikultura yang populer saat ini dikarenakan cabai mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan berprospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Sayuran yang mengalami peningkatan permintaan selain cabai adalah sayuran kubis. Perkembangan produktivitas kubis di Indonesia selama periode 2000-2011 cenderung fluktuatif (BPS, 2013). Akan tetapi tingginya permintaan konsumen tidak diimbangi dengan keadaan luas lahan pertanian yang mengalami penurunan. Banyak lahan pertanian yang beralih fungsi sebagai lahan pemukiman dan industri. Data dari Direktorat Pengelolaan Lahan Departemen Pertanian tahun 2005 menunjukkan bahwa setiap tahunnya sekitar 187.720 ha sawah di Jawa telah teralih fungsikan ke penggunaan lain.Untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai dan kubis pada suatu areal lahan pertanian yang semakin terbatas diperlukan suatu usaha dan teknik budidaya yang tepat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menjadikan lahan pertanian lebih efektif adalah dengan menggunakan tumpangsari. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tertinggi tanaman kubis dan cabai dalam sistem tumpangsari (2) Menentukan nilai NKL (Nisbah Kesetaraan Lahan) pada pola tanam tumpangsari dibandingkan dengan pola monokultur. Hipotesis dari penelitian ini saat penanaman kubis yang tepat menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kubis serta cabai yang optimal dan meningkatkan nilai NKL pada pola tanam tumpangsari antara tanaman kubis dan cabai. Penelitian dilaksanakan di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, yang terletak pada ketinggian ± 156 mdpl, mempunyai rata-rata suhu udara± 24°C –34°C dengan jenis tanah alfisol. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni hingga November 2015. Alat yang digunakan selama penelitian meliputi : cangkul, tugal, gembor, ember, knapsack sprayer, timbangan, mulsa, kamera digital, penggaris/meteran, label, dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kubis varietas Grand 22, benih cabai varietas Hibrida F1 Elegance, Pupuk Urea (46% N), SP36 (36% P2O5), ZA (21% N dan24%S), KCl (60% K2O), pupuk kandang sapidanpestisida (Lannate dan Demolish). Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK). Terdapat 7 perlakuan waktu tanam kubis yang diulang 4 kali sehingga terdapat 28 petak.Masing-masing perlakuan tersebutialah : P1 = Tumpangsari kubis dan cabai, kubis ditanam 28 hari sebelum cabai. P2 = Tumpangsari kubis dan cabai, kubis ditanam 14 hari sebelum cabai. P3 = Tumpangsari kubis dan cabai, kubis ditanam bersamaan dengan cabai. P4 = Tumpangsari kubis dan cabai, kubis ditanam 14 hari setelah cabai. P5= Tumpangsari kubis dan cabai, kubis ditanam 28 hari setelah cabai. P6 = Penanaman kubis secara monokultur dan P7 = Penanaman cabai secara monokultur. Pengamatan dilakukan secara non destruktif tanaman cabai meliputi : tinggi tanaman, waktu berbunga, jumlah bunga, fruitset, bobot buah, jumlah buah, diameter tajuk tanaman pada umur pengamatan 14, 28, 42, 56, 70, 84 hst. Pengamatan non destruktif untuk tanaman kubis meliputi : Luas daun, jumlah daun, diameter krop, bobot segar kubis, bobot konsumsi dengan pengamatan dilakukan umur 14, 28, 42, 56, 70 hst. Menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL), Intensitas Radiasi Matahari dan R/C rasio. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F dengantaraf 5%) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan yang diberikan, jika terdapat pengaruh perlakuan yang nyata, dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan waktu tanam kubis tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Tumpangsari tanaman cabai dengan kubis yang ditanam 14-28 hari sebelum dan sesudah tanaman cabai serta tanaman kubis yang ditanam bersamaan dengan tanaman cabai mampu meningkatkan produktivitas lahan. NKL tumpangsari 1,60 - 1,91, NKL dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan waktu tanam kubis 28 hari sebelum cabai, yaitu sebesar 1,91.