Aksessibilitas Petani Terhadap Kredit Usaha Rakyat Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usahatani Tumpangsari Di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Malang

Main Author: SitiMuntamimah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131649/1/Siti_Muntamimah.pdf
http://repository.ub.ac.id/131649/
Daftar Isi:
  • Salah satu stategi pembangunan pertanian yaitu dengan mengembangkan tanaman hortikultura. Tujuan dari pengembangan tanaman hortikultura adalah untuk meningkatkan pendapatan petani. Dusun Sumberbendo merupakan salah satu dusun di desa Kucur yang mengembangkan tanaman hortikultura. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman sayuran dan jeruk. Salah satu kendala yang dihadapi oleh petani dalam upaya pengembangan tanaman hortikultura adalah kendala permodalan. Pengembangan usahatani hortikultura memerlukan modal yang cukup besar, sehingga banyak petani yang keterbatasan modal, dimana petani memiliki luas lahan rata-rata kurang dari 1 ha. Modal merupakan syarat pelancar dalam kegiatan usahatani. Keterbatasan modal menjadi salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produktivitas hasil pertanian, karena petani tidak dapat mengadopsi teknologi yang berkembang saat ini. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani yaitu dengan meningkatkan akses permodalan. Oleh karena itu, untuk memperlancar usahataninya petani di dusun Sumberbendo melakukan pinjaman modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menambah modal usaha. Salah satu skim kredit dari BRI adalah skim Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR merupakan salah satu program dari pemerintah yang ditujukan untuk masyarakat dalam upaya pengembangan usaha masyarakat. Dengan mengakses KUR diharapkan petani dapat mengatasai permasalahan petani terkait permodalan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1). untuk mendeskripsikan akses petani di Dusun Sumberbendo terhadap KUR ke BRI (2). untuk mendeskripsikan motivasi yang mendorong petani untuk mengakses KUR ke BRI, (3). untuk menganalisis penggunaan pinjaman kredit BRI terhadap penerapan usahatani dan pengaruhnya terhadap pendapatan usahatani tumpangsari. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus, yaitu memfokuskan pada petani yang mengakses KUR dari BRI. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan akses KUR, motivasi yang mendorong petani mengakses kredit dan penerapan usahatani, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung usahatani tumpangsari. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja (purposive). Penentuan sampling menggunakan Snowball Sampling. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif dari Miles and Huberman dan analisis usahatani. Akses kredit yang dilakukan oleh petani di Dusun Sumberbendo yaitu ke BRI, dengan skim KUR. Akses kredit ke BRI persyaratanya mudah tetapi prosesnya cukup panjang dan beberapa kali harus datang ke kantor BRI. Jangka waktu kredit yang diberikan oleh BRI bervariasi, tergantung dari komoditas yang ditanam oleh petani. Apabila petani membudidayakan sayuran maka jangka waktu yang diberikan yaitu 6 bulan sedangkan petani yang membudidayakan jeruk jangka waktu yang diberikan yaitu 9 bulan. Bunga kredit KUR tergolong rendah yaitu 5% per tahun untuk kredit KUR Mikro dan 9% untuk kredit KUR Ritel. Motivasi petani untuk mengakses KUR di BRI adalah kekurangan modal, jaminan ketersediaan modal di BRI, bunga ringan dan jumlah pinjaman besar, hasil panen dapat dijual ke semua juragan, dan apabila hanya mengandalkan juragan, maka modal tidak mencukupi. Modal KUR dari BRI digunakan oleh petani untuk biaya penerapan usahatani yang meliputi biaya untuk bahan tanam, persemaian, pengolahan tanah, pemasangan mulsa, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan panen. Modal KUR dari BRI yang digunakan pada penerapan usahatani berpengaruh terhadap pendapatan usahatani tumpangsari. Semakin banyak petani mengakses jumlah kredit dari BRI, maka petani dapat memaksimalkan usahataninya melalui penerapan usahatani, sehingga petani memperoleh hasil yang baik. Oleh karena itu, penggunaan kredit terhadap penerapan usahatani berpengaruh terhadap pendapatan usahatani tumpangsari. Hal tersebut didasarkan karena petani mendapatkan keuntungan dari usahataninya.