Hubungan Antara Faktor-Faktor Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Keberhasilan Usahatani Padi ( Kasus: Di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang)
Daftar Isi:
- Usahatani padi di Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang masih menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu diantaranya adalah masih menggunakan budidaya padi secara tradisional, serta rendahnya kinerja penyuluh pertanian lapangan. Hal itu mengakibatkan keberhasilan usahatani padi belum sesuai dengan harapan. Kecamatan Megaluh memiliki luasan lahan pertanian yang luas, kondisi tanah yang subur dan pasokan air yang melimpah dari Sungai Brantas. Namun kemajuan pertanian pada wilayah ini masih stagnan atau kurang ada perbaikan. Dengan meningkatnya kinerja penyuluh pertanian lapangan diharapkan akan meningkatkan SDM dari petani, sehingga pengembangan usahatani padi akan sesuai dengan harapan. Menyadari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh sektor pertanian komoditas padi di daerah ini maka kinerja penyuluh pertanian lapangan perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor kinerja penyuluh pertanian lapangan dan keberhasilan petani dalam mengembangan usahatani padi di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Tujuan selanjutnya menganalisis hubungan faktor-faktor antara kinerja penyuluh pertanian lapangan dengan keberhasilan usahatani padi. Penelitian ini dirancang berbentuk survei dengan penjelasan (explanatory research) yaitu menjelaskan hubungan variabel-variabel penelitian yakni hubungan anatara faktor-faktor kinerja penyuluh pertanian dengan keberhasilan usahatani padi. Faktor-faktor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan, ketrampilan, motivasi, sikap, jarak tempat tinggal, fasilitas dan keberhasilan usahatani padi yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, dengan pertimbangan bahwa bahwa Kecamatan Megaluh memiliki luas panen yang tinggi, produktivitas padi tinggi, menjadi rujukan penelitian serta gapoktan dan poktan yang aktif. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, untuk subyek adalah anggota dari Gapoktan Balongsari yaitu kelompok tani Balongsari, Godong, Kedungboto, Kedungsari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan kuesioner yang telah dipersiapkan, termasuk dokumentasi dan observsi. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji korelasi berjenjang (rs). Hasil dari penelitian ini adanya hubungan pada semua variabel kinerja penyuluh pertanian lapangan berupa pengetahuan, ketrampilan, motivasi, sikap, jarak tempat tinggal dan fasilitas. Nilai korelasi variabel pengetahuan dengan keberhasilan usahatani yaitu 0,31, korelasi variabel ketrampilan dengan keberhasilan usahatani 0,81, korelasi variabel motivasi dengan keberhasilan usahatani 0,09, korelasi variabel sikap dengan keberhasilan usahatani 0,41, korelasi variabel jarak tempat tinggal dengan keberhasilan usahatani 0,36, korelasi variabel fasilitas dengan keberhasilan usahatani 0,01. Hubungan korelasi ketrampilan dengan keberhasilan usahatani padi memiliki hubungan yang sangat kuat yaitu 0,81, hal ini merupakan paling kuat diantara variabel yang lain. Beberapa faktor yang membuat ktrampilan penyuluh pertanian lapangan tinggi adalah pendidikan yang tinggi dari penyuluh pertanian lapangan yaitu mayoritas Strata-1, masa kerja yang cukup lama rata-rata 10 tahun. Hubungan korelasi fasilitas dengan keberhasilan usahatani padi memiliki hubungan yang sangat lemah yaitu 0,01. Hal ini merupakan paling lemah diantara variabel yang lain. Ini disebabkan fasilitas yang dimiliki oleh penyuluh pertanian lapangan masih relatif kurang dalam kegiatan penyuluhan maupun untuk menjangkau petani binaan. Upaya-upaya perubahan usahatani yang disampaikan oleh penyuluh pertanian lapangan kepada petani sangat bergantung pada ketersediaan sarana produksi dan peralatan (baru) dalam bentuk jumlah, mutu dan waktu yang tepat. Jika sarana ini tersedia maka akan menjamin keberhasilan petani padi dalam usahatani padi di Desa Balongsari. Dengan latar belakang yang berbeda dari petani binaan, penyuluh pertanian lapangan perlu menambah ketrampilan dalam hal penyuluhan dengan mengikuti pelatihan, membuka informasi terbaru baik itu media cetak maupun elektronik. Penambahan fasilitas perlu ditambah sehingga akan menunjang kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Beberapa fasilitas yang perlu ditambahkan adalah komputer, printer, OHP, slide proyektor, wifi, serta biaya operasional. Studi banding ke daerah sentra padi atau lokasi dimana usahatani padi berhasil perlu diadakan penyuluh pertanian lapangan dengan petani binaan sehingga akan menambah pengalaman dan pengetahuan serta percaya diri.