Hubungan Antara Upah Kerja, Jaminan Sosial, dan Fasilitias Perusahaan dengan Kesejahteraan Rumah Tangga Pemetik Teh Perempuan (Studi pada Pemetik Teh di PTPN XII Kebun Kertowono, Kecamatan Gucialit
Main Author: | QathrunnadaSalzabila, Fanny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131626/1/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/131626/ |
Daftar Isi:
- Setiap pekerja menginginkan sebuah kesejahteraan dalam bekerja, selain mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan memperoleh upah yang setimpal dengan apa yang dilakukan. Keterlibatan perempuan dalam dunia kerja kurang mendapat perlindungan maupun perhatian terutama dalam perlindungan kerja yang juga merupakan kesejahteraannya sebagai pekerja, sehingga tidak sedikit kaum perempuan yang mendapat perlakuan diskriminatif. Hal ini menggambarkan bahwa kebijakan pembangunan di Indonesia yang menjamin hak-hak dasar pekerja dan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, dalam prakteknya masih mengalami hambatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui imbal jasa perusahaan seperti upah kerja, jaminan sosial, dan fasilitas yang diterima pemetik teh, menganalisis hubungan antara faktor-faktor upah dengan tingkat upah pemetik teh, menganalisis persepsi pemetik teh terhadap peranan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemetik teh, mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga pemetik teh perempuan, dan menganalisis hubungan antara imbal jasa perusahaan dengan kesejahteraan pemetik teh. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kertowono, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada bulan April 2016. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survey, sebanyak 32 orang dari 125 pemetik teh Afdeling Puring sebagai responden sampel. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan. Informan yang diambil adalah mandor petik, koordinator petik, juru tulis, dan sinder. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan korelasi. Analisis korelasi menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank-Spearman melalui SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah kerja pemetik teh di PTPN XII Kebun Kertowono sebanyak 71,88 persen adalah rendah yaitu antara Rp 400.000 - 766.667 per bulan yang didominasi oleh pemetik teh perempuan sebanyak 80,95 persen. Sebagian besar pemetik teh memperoleh jaminan sosial dalam bentuk jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja. Sebagian besar pemetik teh merasa cukup dalam memanfaatkan fasilitas pendukung kesejahteraan yang disediakan perusahaan, yaitu balai kesehatan, peribadatan, kamar kecil, transportasi, tempat istirahat, tempat tinggal koperasi. Upah kerja tidak memiliki hubungan dengan frekuensi lolos analisa dan jumlah hari kerja pemetik. Upah kerja memiliki hubungan yang positif dan keeratan yang sangat kuat sebesar 0,834 dengan kuantum petik. Sistem pengupahan pemetik teh dihitung berdasarkan perolehan kuantum petik teh atau jumlah daun teh dalam satuan kilo yang dikalikan dengan harga basis teh basah. Persepsi pemetik diukur berdasarkan skor pada setiap indikator kesejahteraan. Skor yang digunakan adalah skor rataan untuk mengetahui persepsi setiap laki-laki dan perempuan terhadap setiap indikator kesejahteraan. Berdasarkan persepsi pemetik, peranan perusahaan terhadap kesejahteraan pemetik teh adalah cukup baik dari hasil total rata-rata skor 2,13 dari pemetik laki-laki dan 2,07 dari pemetik perempuan, sedangkan total rata-rata skor secara keseluruhan 2,1. Pemetik teh perempuan telah mencapai kesejahteraan sampai dengan tingkat kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan sosial. Sebanyak 47,61 dan 57,14 persen pemetik teh perempuan telah mencapai kebutuhan fisiologis dan keamanan dan keselamatan dengan cukup baik. Sebanyak 38,09 persen responden mencapai kebutuhan sosial dengan baik. Kebutuhan tersebut telah terpenuhi karena perusahaan telah menyediakan upah yang cukup, menyediakan fasilitas pendukung serta jaminan kesehatan dan keselamatan dan pemetik teh perempuan dapat bersosialisasi dengan baik dengan sesama pekerja dan atasannya karena lingkungan perusahaan yang telah dibangun sedemikian rupa. Sedangkan, sebanyak 47,61 persen pemetik teh perempuan masih kurang baik dalam memenuhi kebutuhan keempat, yaitu kebutuhan atas penghargaan. Tingkat kesejahteraan diukur berdasarkan indikator kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan pemetik teh di PTPN XII Kebun Kertowono beragam, 28,13 persen pemetik sejahtera, 43,75 persen pemetik cukup sejahtera dan 28,13 persen pemetik kurang sejahtera. Kesejahteraan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan upah kerja dan fasilitas perusahaan. Kesejahteraan memiliki hubungan yang positif dan keeratan yang sangat kuat sebesar 0,836 dengan jaminan sosial. Jaminan kesehatan dan kecelakaan disediakan oleh perusahaan melalui fasilitas balai kesehatan. Pada jaminan hari tua dan jaminan kematian, hanya diberikan kepada pemetik golongan tetap, namun pemetik golongan lepas masih mendapatkan jaminan kematian tersebut karena kebanyakan keluarga dari pemetik merupakan golongan tetap di perusahaan. Saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian, diantaranya ialah peranan perusahaan terhadap kesejahteraan pemetiknya perlu ditingkatkan, terutama pada imbal jasa berupa upah dengan memperbanyak jumlah pemetik harian tetap. Pendapatan yang diperoleh pemetik dapat meningkat dan stabil. Perusahaan perlu memperbaiki kondisi fasilitas-fasilitas yang ada menjadi lebih baik. Harapannya agar setiap karyawan dapat memenuhi kebutuhan atas pemanfaatan fasilitas perusahaan, begitu pula kesejahteraannya dapat meningkat dengan memanfaatkan fasilitas tersebut.