Pengaruh Pergeseran Musim Hujan Pada Fluktuasi Hasil Tebu (Saccharum Officinarum L.) Di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Main Author: | Novitasari, Asmaul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131618/1/ASMAUL_NOVITASARI_SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/131618/2/ASMAUL_NOVITASARI_JURNAL.pdf http://repository.ub.ac.id/131618/ |
Daftar Isi:
- Tebu ialah bahan baku industri gula yang menjadi komoditas unggulan dan dibudidayakan di Indonesia. Kebutuhan gula dalam negeri tahun 2008 adalah 4.640 juta ton. Meningkat pada tahun 2014, kebutuhan gula nasional mencapai 5.700 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan gula tersebut diupayakan melalui Program Swasembada Gula Nasional (Ditjenbun, 2013). Tujuan dari diadakannya penelitian ini untuk mempelajari pola dan dampak dari pergeseran musim hujan pada tanaman tebu yang dapat dilihat dari jumlah produksi tebu, nilai rendemen, nilai pol hingga produksi gula. Hipotesis pada penelitian ini bahwa pola pergeseran musim hujan mempengaruhi hasil kualitas dan kuantitas tebu. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Maret 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dengan ketinggian 56 meter diatas permukaan air laut, dan kemiringan kearah timur berkisar 0-8%. Alat yang digunakan antara lain personal komputer, perangkat lunak yang digunakan meliputi Ms. Office dan SPSS, alat tulis dan alat-alat survey lapang. Bahan yang akan digunakan dalam penelitian antara lain: data curah hujan bulanan periode 2006-2015, data produksi tebu periode 2006-2015, data perhitungan pol, brix dan rendemen tebu dan data produksi gula. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei yang bersifat diskriptif dan eksploratif. Metode analisis data dilakukan dengan analisis data deskriptif, analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata hujan tahunan terendah pada tahun 2014 dengan curah hujan tahunan sebesar 1356 mm/tahun yang terdistribusi dalam 74 hari hujan. curah hujan tahunan tertinggi pada tahun 2010 dengan curah hujan 2741 mm/tahun yang terdistribusi dalam 134 hari hujan. Hujan bulanan di Kabupaten Nganjuk tertinggi pada bulan Januari yaitu 296,9 mm, dan untuk curah hujan bulanan terendah pada bulan September yaitu 0 mm. Hasil kuantitas (produksi ) tebu tertinggi terdapat pada bulan dengan curah hujan tinggi, sedangkan hasil kualitas (brix, pol dan rendemen) tertinggi terdapat pada bulan dengan curah hujan yang rendah, dikarenakan jika curah hujan tinggi pembentukan sukrosa pada tebu tidak berjalan dengan baik dan memperpanjang umur kemasakan tebu. Arah hubungan positif didapat dari nilai korelasi antara unsur hujan (jumlah hujan, hari hujan dan intensitas hujan) terhadap kuantitas dengan nilai berturut-turut 0,81; 0,81 dan 0,86, dan arah hubungan negatif didapat dari nilai korelasi antara unsur hujan terhadap kualitas tebu dengan nilai berturut-turut pada nilai brix 0,80; 0,78; 0,81, nilai pol 0,96; 0,95; 0,88, dan nilai rendemen 0,88; 0,88; 0,64. Keeratan hubungan tiap unsur hujan dengan hasil masuk dalam kriteria sedang hingga sangat kuat dengan nilai antara 0,64 hingga 0,96. Nilai koefisian regresi linier berganda menunjukkan bahwa fluktuasi hasil tanaman tebu tertinggi dipengaruhi oleh banyaknya hari hujan dengan nilai pada produksi +3,44 ton/ha, pol -0,1%, brix -0,049%, dan rendemen -0,12%. Pola pergeseran hujan yang terlihat yaitu pada tahun 2006, 2010, 2013, 2014, 2015. Awal dan akhir hujan pada tahun tersebut mengalami kemunduran. Bahkan pada tahun 2010 bulan basah berturut-turut sebanyak 7 bulan sehingga pada tahun ini hasil tanaman tebu cenderung menurun dari nilai kualitas (brix, pol dan rendemen). Dampak dari semakin bertambah lamanya musim hujan akan meningkatkan kuantitas tebu, sedangkan kualitas akan menurun.