Pendugaan Heritabilitas Populasi F4 Tanaman Cabai Besar (Capsicum annuum L.)
Daftar Isi:
- Cabai besar merupakan tanaman Solanaceae yang berasal dari dunia tropika dan subtropik Benua Amerika. Tanaman ini berkembang pada Negara Kolombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin hingga Benua Asia. Di Indonesia Tanaman cabai besar telah dibudidayakan oleh masyarakat secara luas. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400 m di atas permukaan laut, tetapi pertumbuhannya di dataran tinggi lebih lambat. Direktorat Jenderal Hortikultura (2014) mencatat bahwa produksi cabai besar dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami peningkatan produktivitas dengan tingkat produksi 117.178, 122.755, 121.063, 120.275, 124.110 ton ha-1. Produktivitas cabai besar di Indonesia tergolong sedikit mengalami peningkatan produksi dalam 5 tahun belakangan. Adapun Salah satu kegiatan atau usaha untuk memperoleh hasil produktivitas tanaman cabai yang lebih baik dan optimal yaitu dengan menggunakan benih bermutu. Benih bermutu dari varietas unggul merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi di bidang pertanian, tidak terkecuali cabai. daya hasil atau keberhasilan produksi merupakan sifat kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak gen sehingga diperlukan seleksi pada karakter yang mendukung perbaikan produktivitas cabai. Pada penelitian sebelumnya yaitu generasi F3 terdapat individu yang terseleksi berdasarkan karakter yang memiliki nilai heritabilitas tinggi pada semua karakter kuantitatif kecuali karakter tinggi tanaman, diameter buah, bobot buah jelek, panjang buah, panjang tangkai buah dan jumlah buah jelek. Hasil individuindividu tersebut akan digunakan sebagai famili pada populasi F4. Seleksi dan kajian genetik perlu dilakukan pada populasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai heritabilitas populasi F4 tanaman cabai besar. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat nilai heritabilitas yang tinggi terhadap tanaman cabai besar (Capsicum annuum L.) pada populasi F4. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 – Maret 2015 di Desa Gesingan, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, yang terletak pada ketinggian ± 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Alat yang digunakan pada penelitian ialah rak tray untuk semai, plastik semai, meteran, timbangan analitik, alat tulis, jangka sorong dan mulsa. Bahan yang digunakan pupuk ayam, NPK Mutiara, insektisida dan fungisida sedangkan bahan tanam yang digunakan adalah benih populasi famili F4 (Famili A dan Famili B), populasi tetua (TW2, PBC 473, Jatilaba). Penelitian disusun menggunakan metode single plant yaitu menanam setiap individu tanaman. Metode seleksi yang digunakan adalah metode seleksi silsilah (pedigree) yaitu dengan memilih individu-individu tanaman yang terbaik dalam baris tanaman yang berdaya hasil tinggi dan memiliki nilai heritabilitas serta kemajuan genetik tinggi. Pengamatan yang dilakukan adalah karakter kuantitatif yaitu umur berbunga (HST), jumlah bunga, umur panen (HST), diameter buah (cm), panjang buah (cm), tebal daging buah (mm), panjang tangkai buah (cm), bobot per buah (g), bobot buah total (g) dan bobot buah total. Karakter kualitatif yaitu tipe pertumbuhan tanaman, posisi bunga cabai besar, warna mahkota bunga, warna benang sari, warna putik, warna buah mentah, warna buah masak, permukaan buah, bentuk ujung buah dan bentuk buah. Prosedur pengamatan mengacu pada Descriptor for Capsicum (IPGRI, 1995). Data hasil pengamatan kuantitatif dianalisis dengan melakukan pendugaan nilai heritabilitas arti luas dan Kemajuan Genetik Harapan (KGH). Hasil penelitian menunjukkan nilai Heritabilitas pada beberapa karakter memiliki nilai yang tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, diameter buah, bobot buah baik, bobot buah jelek, bobot buah total, jumlah bunga pertanaman, jumlah buah baik dan jumlah buah total. Nilai duga heritabilitas tiap karakter berbeda pada masing – masing famili. Pada tiap famili memiliki nilai duga heritabilitas yang bervariasi antara rendah sampai tinggi yaitu berkisar antara 0 – 97%. Nilai kemajuan genetik harapan pada beberapa karakter memiliki nilai tinggi antara lain tinggi tanaman, umur berbunga, diameter buah, panjang buah,bobot perbuah, bobot buah baik, bobot buah jelek, bobot buah total, jumlah bunga pertanaman, jumlah buah baik dan jumlah buah total. Seleksi dilakukan pada delapan karakter penting yang digunakan untuk menyeleksi famili yang akan dievaluasi lebih lanjut pada F5. Karakter ini terdiri dari tipe pertumbuhan, posisi bunga, warna mahkota, warna benang sari, posisi putik, warna buah muda, warna buah masak dan bentuk buah. Proses penentuan delapan karakter tersebut berdasarkan sifat karakter kualitatif yang memiliki keseragaman 100 %. Berdasarkan dari hasil seleksi diperoleh famili terpilih yaitu A1 8 4, A1 13 2, A1 31 1, A1 33 1, B2 46 1 dan B2 58 4.