Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Kedelai (Studi Kasus Di Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan)
Daftar Isi:
- Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama di Indonesia. Permintaan atau konsumsi kedelai impor untuk konsumsi individu atau industri lebih banyak dibandingkan dengan produksi lokal kedelai. Hanani (2011), menyebutkan kebutuhan konsumsi kedelai nasional sebanyak 2.600.000 ton per tahun, tidak sebanding dengan jumlah produksi kedelai nasional yang hanya 800.000 ton per tahun. Tahun 2007, sebesar 70,6 persen kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor, sebagian kecil sisanya, yaitu: 29,4 persen berasal dari produksi dalam negeri. Tanaman kedelai cocok ditanam pada berbagai jenis tanah asalkan drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-4000 mm/bulan, suhu udara 23-30 derajat celcius, kelembapan 60-70 persen, PH tanah 5 sampai 7 dan ketinggian kurang dari 600 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu, tanaman kedelai cocok ditanam di Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan karena Desa Pencol terletak pada ketinggian 100-135 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kartoharjo merupakan salah satu kecamatan dengan tingkat produktivitas tertinggi di Kabupaten Magetan, yaitu sebanyak 2,83 ton per ha (BPS Kabupaten Magetan, 2014). Desa Pencol merupakan desa dengan tingkat produktivitas kedelai tertinggi di Kecamatan Kartoharjo, yaitu sebanyak 1,80 ton per ha. Oleh karena itu petani kedelai di Desa Pencol masih bisa meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kedelai dengan penggunaan segala faktor produksi secara efisien, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Meskipun produktivitas kedelai di Desa Pencol lebih tinggi dibandingkan dengan desa lain, namun produktivitas kedelai di Desa Pencol masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan produktivitas kedelai di Banyuwangi yang mencapai 3 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat selisih produksi hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani di Banyuwangi dengan hasil kedelai dari petani di Kabupaten Magetan, khususnya di Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan teknologi, luasan dan jenis tanah yang digunakan sebagai tempat usahatani kedelai. Selain itu petani kedelai di Desa Pencol tidak menggunakan faktor produksi yang dimiliki sesuai pedoman budidaya sehingga terdapat kelebihan atau kekurangan dalam penggunaan faktor produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai. (2) Untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi kedelai oleh petani kedelai di daerah penelitian. (3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis masing-masing petani kedelai di daerah penelitian. Penggunaan faktor produksi yang efisien diharapakan dapat meningkatkan produksi kedelai sehingga pendapatan petani meningkat. Populasi dari penelitian ini adalah petani kedelai di Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan pada Kelompok Tani Sumber Rejeki yang berjumlah 252 orang. Jumlah responden adalah 38 petani kedelai setelah dihitung menggunakan rumus Slovin dengan metode simple random sampling. Aplikasi yang digunakan sebagai alat analisis data dalam penelitian ini adalah Frontier 4.1 dengan fungsi produksi stocastic frontier. Fungsi atau model produksi Frontier dipilih karena dimungkinkan menduga atau memperkirakan efisiensi relatif suatu kelompok atau usahatani tertentu yang didapatkan dari hubungan antara produksi yang didapatkan dengan produksi kedelai yang seharusnya bisa dicapai. Kesimpulan dari penelitian yang diperoleh adalah: (1) Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadapa produksi kedelai adalah luas lahan, benih, pestisida dan tenaga kerja. Sedangkan faktor produksi pupuk tidak berpengaruh secara nyata pada produksi kedelai. (2) Rata-rata tingkat efisiensi teknis petani kedelai di Desa Pencol yang dicapai adalah 0,62. Petani kedelai di Desa Pencol masih bisa menaikkan tingkat efisiensi teknisnya sampai sebesar 38 persen lagi untuk mencapai potensial produksi kedelainya dengan mengkombinasikan berbagai faktor produksi secara optimal. Tingkat fisiensi teknis maksimum yang dapat dicapai oleh petani kedelai di Desa Pencol adalah 0,99. Artinya, petani kedelai tersebut mampu menggunakan dan mengkombinasikan faktor produksi yang ada dengan sangat efisien. Masih terdapat kesempatan bagi petani sebesar 1 persen untuk meningkatkan produksi kedelai. Tingkat efisiensi teknis minimum yang dicapai oleh petani adalah 0,17. Petani dalam hal ini sangat tidak efisien. Masih terdapat kesempatan sebesar 83 persen untuk mencapai produksi kedelai tertinggi. (3) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis petani kedelai di daerah penelitian adalah umur. Semakin tua umur seseorang maka pekerjaan yang dia lakukan semakin tidak efisien karena kekuatan fisik yang semakin melemah. Kekuatan fisik yang melemah akan mengakibatkan kurang aktifnya petani dalam menerima informasi teknologi baru dan menerapakannya. Sedangkan variabel pendidikan dan luas lahan yang dikelola tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis produksi kedelai. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai adalah luas lahan, benih, pestisida dan tenaga kerja. Pupuk tidak berpengaruh nyata, maka disarankan agar petani mengalokasikan pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh balai-balai pemerintah. (2) Rendahnya rata-rata efisiensi teknis yang dicapai oleh petani kedelai, sebesar 0.62, dapat diatasi dengan penerapan berbagai faktor produksi yang ada secara efisien atau optimal. Selain itu, petani kedelai dapat membudidayakan kedelainya sesuai dengan anjuran dalam teknis budidaya kedelai yang dikeluarkan oleh dinas pertanian agar mencapai full efficiency. (3) Petani muda diharapkan terlibat secara aktif dalam kegiatan usahatani kedelai karena umur berpengaruh terhadap efisiensi teknis petani kedelai. Selain itu diharapkan penyuluh membuat program yang menarik minat petani muda agar terlibat secara aktif dalam kegiatan usahatani kedelai. (4) Perlu adanya penelitian tentang kesuburan tanah sawah di Desa Pencol karena hasil analisis menunjukkan pupuk tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi kedelai.