Bioaktivitas Ekstrak Sereh Wangi Cymbopogon nardus Terhadap Kumbang Tembakau Lasioderma serricorne Fabricius (Coleoptera: Anobiidae)
Main Author: | Indrawati, Iin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131531/1/abstrak.pdf http://repository.ub.ac.id/131531/2/SKRIPSI_IIN_INDRAWATI.pdf http://repository.ub.ac.id/131531/ |
Daftar Isi:
- Kumbang tembakau, Lasioderma serricorne Fabricius (Coleoptera: Anobiidae) adalah hama utama pada tembakau dalam disimpan. Kumbang ini merupakan hama yang memiliki ancaman yang serius terhadap tembakau yang disimpan dan telah dilaporkan dapat menyebabkan kerugian sebesar 10-40% diseluruh dunia pada setiap tahunnya. Pengendalian kumbang ini dilakukan dengan cara fumigasi menggunakan pestisida kimia sintetik berbahan aktif fosfin yang apabila digunakan secara terus menerus dan tidak terkontrol dapat menyebabkan perkembangan strain serangga baru yang resisten, berdampak terhadap lingkungan, dan menyebabkan residu pada bahan simpanan. Pemanfaatan pestisida nabati dari ekstrak tanaman adalah alternatif pengendalian L. serricorne yang ramah lingkungan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah sereh wangi karena mengandung senyawa sitronellal, geraniol, sitronellol, dan elemol yang bersifat antimikroba, larvasida, pupicidal, adulticidal, insektisida, repelent, antifidan, dan antioviposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bioaktivitas ekstrak sereh wangi terhadap L. serricorne dan untuk mengetahui nilai LC50 pada setiap fase perkembangan L. serricorne. Metode penelitian pengujian aktivitas atraktan dan repelent dengan cara memaparkan 20 imago pada Petri Dish Olfactometer dan pengujian aktivitas fumigan dengan cara memaparkan 20 larva, 20 pupa, dan 20 imago kedalam botol 250 mL, dan 20 telur kedalam toples 600 mL. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian adalah 0 ppm, 100 ppm, 300 ppm, 500 ppm, 700 ppm, dan 900 ppm. Analisis data indeks repelent dan mortalitas serangga dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), apabila terdapat perbedaan nyata pada perlakuan dilanjutkan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Nilai LC50 dihitung dengan menggunakan analisis probit dengan program Probit Analysis. Hasil penelitian bioaktivitas ekstrak sereh wangi terhadap L. serricorne adalah ekstrak sereh wangi bersifat repelent terhadap L. serricorne dengan nilai IR positif dengan konsentrasi yang efektif sebagai repelent adalah 900 ppm setara dengan 0,09%. Hal ini dikarenakan senyawa yang terkandung dalam ekstrak sereh wangi khususnya senyawa utama sitronellal bersifat sebagai repelent. Ekstrak sereh wangi juga bersifat toksik terhadap L. serricorne. Hasil uji BNT persentase mortalitas L. serricorne pada tahap teur, larva, pupa, dan imago menunjukkan bahwa konsentrasi 900 ppm setara dengan 0,09% adalah konsentrasi yang paling baik untuk mengendalikan L. serricorne. Hasil analisis probit diperoleh nilai LC50 yang berbeda pada setiap fase perkembangan L. serricorne. Urutan menurun dari kerentanan L. serricorne terhadap ekstrak sereh wangi adalah sebagai berikut: pupa (LC50= 157,50 ppm), telur (LC50= 411,47 ppm), imago (LC50= 533,49 ppm), dan larva (LC50= 535,80 ppm). Hal ini dikarenakan efek toksik dari ekstrak sereh wangi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi dan fase perkembangan L. serricorne. Kandungan senyawa utama seperti sitronellal, geraniol, sitronellol, dan linalool memiliki daya racun yang tinggi terhadap serangga hama.