Hubungan Antar Stakeholder Dalam Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro Di Kota Surabaya (Studi Kasus Pada Suyitno Pelaku Usaha Mikro Tas Dompet Di Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kota Surabaya)

Main Author: Ariany, Richa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13153/1/Richa%20Ariany.pdf
http://repository.ub.ac.id/13153/
Daftar Isi:
  • Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang memiliki minat cukup banyak dalam menjalankan jenis usaha mikro. Jenis usaha mikro yang digeluti seperti handycraft, frozen food, batik, keripik tempe, vas batik dan tas dompet. Kategori usaha mikro yang diminati cukup banyak ialah pada bidang fashion kategori tas dompet. Berdasarkan minat usaha mikro yang tinggi menggerakan pemerintah Kota Surabaya menginisiasikan sebuah program pemberdayaan masyarakat pelaku usaha mikro sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota Surabaya dengan melibatkan beberapa Satuan Kerja Pemerintahan Daerah, salah satunya dengan memberdayakan usaha miko melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Suabaya. Pada penelitian ini tujuan peneliti ialah untuk mengetahui bagaimana hubungan antar stakeholder pemberdayaan pelaku usaha mikro Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Pemberdayaan dengan fokus pada Hubungan Stakeholder Pemberdayaan (Ambar Teguh Sulistiyani, Isbandi Rukminto dan Alif) yang terdapat empat indikator, yaitu (1) Hubungan Kemitraan (2) Hubungan Pembinaan (3) Hubungan Partisipasi clan (4) Hubungan Koordinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antar stakeholder pemberdayaan cukup baik walau masih terdapat tumpang tindih didalamnya. Pemberdayaan masih didominasi oleh Dinkop Surabaya; hubungan PT. Pelindo dan Dinkop cenderung kurang baik, karena adanya benturan kepentingan terkait perbedaan wewenang; Hubungan PT. Pelindo dengan pelaku UM mengarah pada hubungan antara atasan dan bawahan; hubungan akademisi dengan pelaku UM layaknya hubungan persaudaraan yang mengayomi.