Daftar Isi:
  • Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan merupakan salah satu aspek dalam perwujudan ketahanan pangan. Desa Tegalrejo merupakan desa yang berada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Desa ini kurang lebih 15 km dari pusat Sumbermanjing Wetan. Indikasi terjadinya tidak tahan pangan di desa ini yaitu mayoritas mata pencaharian penduduk merupakan buruh tani dengan jumlah penduduk 220 kepala keluarga yang dikategorikan dalam warga miskin, pendapatan yang diterima kurang lebih Rp 600.000,00 setiap bulannya untuk mencukupi kebutuhan dari setiap rumah tangga dengan jumlah anggota 4-5 orang, jauhnya dari aksesibilitas dan penyerapan pangan. Jalan yang terdapat di desa hanya sebagian yang baik dan tidak terdapatnya angkutan umum jika penduduk tidak memiliki kendaraan sendiri. Akses untuk menuju pasar jauh sehingga sulit dalam menjangkau pasar untuk memenuhi pangan. Selain itu permasalahan di desa ini yaitu tidak memadainya fasilitas kesehatan, walaupun terdapat Poli Desa tetapi tidak setiap hari dan tidak setiap saat bisa di manfaatkan. Akses kesehatan yang jauh berada di pusat Sumbermanjing Wetan dan masih banyak penduduk yang kurangnya pengetahuan akan kesehatan dan pengetahuan akan gizi yang dibutuhkan sehari-hari. Berdasarkan hasil identifikasi desa tersebut, dapat dikatakan sebagai tidak tahannya pangan berdasarkan faktor ketahanan pangan rumah tangga yaitu ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan penyerapan pangan. Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa ketahanan pangan tidak hanya di bentuk dari faktor ketersediaan pangan rumah tangga saja, melainkan faktor akses terhadap pangan dan penyerapan pangan juga perlu di bentuk. Dimana ketahanan pangan akan terwujud ketika ketiga faktor tersebut dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian hasil identifikasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk meneliti lebih lanjut tentang ketahanan pangan di Desa Tegalrejo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi rumah tangga di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; menganalisis indikator dari faktor ketersediaan yaitu rata-rata produksi pertanian, rata-rata anggota rumah tangga dan rata-rata konsumsi pangan pokok rumah tangga di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; menganalisis indikator dari faktor akses terhadap pangan yaitu rata-rata pendapatan rumah tangga, rata-rata pengeluaran rumah tangga serta rata-rata akses transportasi atau akses pasar di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; menganalisis indikator dari faktor penyerapan pangan yaitu rata-rata tingkat pendidikan rumah tangga, rata-rata tingkat pengetahuan kesehatan (pengetahuan gizi) serta rata-rata ketersediaan air bersih di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; serta menganalisis pengaruh faktor ketersediaan, akses dan penyerapan pangan terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode Partial Least Square Path Modeling. Metode ini digunakan untuk menganalisis model struktural menggunakan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Hubungan antara Ketersediaan Pangan (X1) dengan Ketahanan Pangan (Y) adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 2,935 (>1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0,394 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara Ketersediaan Pangan (X1) dengan Ketahanan Pangan (Y) adalah positif. Dengan demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Ketersediaan Pangan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Ketahanan Pangan (Y)’; (2) Hubungan antara Akses terhadap Pangan (X2) dengan Ketahanan Pangan (Y) adalah tidak signifikan dengan T-statistik sebesar 0.451 (<1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0,116 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara Akses terhadap Pangan (X2) dengan Ketahanan Pangan (Y) adalah positif. Dengan demikian hipotesis H2 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Akses terhadap Pangan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Ketahanan Pangan (Y)’, namun pengaruhnya tidak signifikan pada level 5% (3) Hubungan antara Penyerapan Pangan (X3) dengan Ketahanan Pangan (Y) adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 2,218 (>1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0,361 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara Penyerapan Pangan (X3) dengan Ketahanan Pangan (Y) adalah positif. Dengan demikian hipotesis H3 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Ketersediaan Pangan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Ketahanan Pangan (Y)’. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka saran yang dapat diajukan yaitu bagi pemerintah disarankan untuk melakukan pembangunan pasar di desa Tegalrejo agar masyarakat dapat mudah dalam menjangkau pangan. Sehingga tidak mempersulit masyarakat dalam memperoleh pangan. Bagi pendudukdesa Tegalrejo dapat meningkatkan taraf pendidikan pada usia dini, diharapkan dapat meningkatkan hingga ke jenjang yang lebih tinggi agar dapat menerima informasi maupun inovasi baru dengan baik. Selain itu agar dapat mengembangkan sumber daya manusia yang baik untuk mencapai sebuah ketahanan pangan rumah tangga. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperdalam penelitian dengan menambah indikator dari setiap variabel ketahanan pangan.