Pengaruh Karpain Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Pertumbuhan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) pada Buah Cabai Merah Besar (Capsicum annum L.)
Main Author: | Laila, Kumil |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131513/1/Bab_1-5.pdf http://repository.ub.ac.id/131513/2/Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/131513/3/Ringkasan-Daftar_isi.pdf http://repository.ub.ac.id/131513/ |
Daftar Isi:
- Cabai merah besar (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, namun terdapat kendala yang mengakibatkan penurunan produksi buah cabai merah besar (Capsicum annum L.). Salah satu kendala yaitu penyakit antraknosa akibat infeksi jamur Colletotrichum capsici sehingga perlu dilakukan pengendalian terhadap penyakit antraknosa. Alternatif pengendalian penyakit antraknosa yang ramah lingkungan adalah menggunakan fungisida nabati dari senyawa karpain daun pepaya (Carica papaya L.). Senyawa karpain tergolong alkaloid yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa karpain dari ekstrak daun pepaya pada berbagai konsentrasi dalam mengendalikan pertumbuhan jamur C. capsici. Penelitian dilakukan di sub Mikologi Laboratorium Penyakit Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2015. Penelitian diuji secara in vitro dan in vivo dengan 6 perlakuan konsentrasi yaitu konsentrasi 0 ppm (kontrol), 0,5 ppm, 1,5 ppm, 4,5 ppm, 13,5 ppm, 40,5 ppm, dan masing-masing perlakuan terdapat 3 ulangan. Penelitian diatur menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada uji in vitro dan in vivo. Secara in vitro menggunakan metode peracunan makan yaitu mencampurkan media Potato Dextrose Agar (PDA) dengan senyawa karpain. Kemudian penghambatan pertumbuhan jamur C. capsici diukur dari diameter koloni jamur dan biomassa miselium jamur. Sedangkan secara in vivo dilakukan dengan cara merendam buah cabai merah besar ke dalam larutan senyawa karpain, buah dilukai dan ditetesi suspensi jamur C. capsici. Pengamatan dilakukan setiap hari setelah inokulasi hingga 14 hari. Senyawa karpain didapatkan dari hasil maserasi daun pepaya menggunakan pelarut etanol. Kemudian dilakukan penguapan menggunakan Rotary Vaccum Evaporator. Senyawa karpain dipisahkan dengan menambahkan larutan eter menggunakan corong pisah. Komponen kimia senyawa karpain diidentifikasi menggunakan Liquid Chromatography Mass Spectrometer (LCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa karpain mampu menghambat pertumbuhan penyakit antraknosa akibat infeksi jamur C. capsici pada buah cabai merah besar baik secara in vitro maupun in vivo. Konsentrasi senyawa karpain yang efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur C. capsici pada perlakuan in vitro dan in vivo adalah konsentrasi 40,5 ppm. Pada uji in vitro metode peracunan makan memiliki EC90 sebesar 111,682 ppm, sedangkan untuk uji in vivo memiliki EC90 sebesar 354,672 ppm.