Daftar Isi:
  • Tanaman hias sebagai elemen dekor tidak lepas dari proses pemilihan tanaman, dengan berbagai pertimbangan baik dari segi fungsi, estetis dan hortikultura. Mengingat tanaman adalah makhluk hidup dimana setiap jenis membawa karakter masing-masing. Salah satu jenis tanaman hias berbunga dengan potensi sebagai elemen dekor baik desain interior maupun eksterior adalah tanaman petunia (Petunia × hybrida). Memiliki berbagai macam warna yang semarak, ukuran bunga yang beragam dan kemudahan dalam perawatan menjadi nilai tambah bagi petunia.Tidak semua tanaman hias lanskap ditanam langsung dilapang dan memperoleh intensitas cahaya matahari penuh dan seragam. Beberapa tanaman akan ditanam dalam pot, beberapa akan ternaung karena adanya strata tanaman yang menyebabkan tanaman rendah (groundcover, semak rendah) ternaungi oleh kanopi pohon maupun perkerasan. Pengabaian aspek intensitas cahaya matahari yang diterima oleh tanaman sebagai elemen desain dapat merusak nilai estetis tanaman tersebut dikemudian hari. Meski petunia dikenal sebagi tanaman hias dengan intensitas cahaya penuh, peran petunia sebagai tanaman dekor baik interior maupun eksterior tidak lepas dari masalah naungan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas mengenai toleransi naungan petunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan kedua tipe tanaman petunia pada fase vegetative meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun dan indeks klorofil, pada fase pembungaan meliputi saat berbunga, jumlah bunga, ketajaman warna dan diameter bunga pada berbagai level naungan. Hipotesis penelitian ini adalah respon kedua petunia terhadap peningkatan level naungan berpengaruh pada tampilan fisik kedua tipe tanaman petunia, pada fase vegetatif yakni menurunkan jumlah daun, penambahan panjang tanaman, luas daun dan indeks klorofil; pada fase pembungaan yakni perlambatan pembungaan, pelebaran diameter bunga, penurunan jumlah bunga dan penurunan ketajaman warna bunga Penelitian dilaksanakan di Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Maret - Juni 2015. Terletak pada ketinggian 505 - 600 m dpl dengan temperatur rata-rata 24 -27oC. Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, gembor, sabit, meteran, timbangan analitik, spray semi otomatis, Royal Horticulture Society Color Chart, alat tulis menulis dan alat lain yang mendukung penelitian ini. Bahan yang digunakan meliputi bibit petunia tipe grandiflora dan tipe multiflora, bambu, alvaboard, polibag, paranet dengan tingkat kerapatan 25%, 50% dan 75%, pupuk NPK (16:16:16), pupuk daun, kompos, cocopeat dan arang sekam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan petak tersarang dengan dua faktor. Faktor pertama adalah tingkat naungan dengan empat taraf yakni 0% (N0), 25% (N25), 50% (N50), 75% (N75). Faktor kedua adalah jenis petunia dengan dua taraf, yaitu tipe grandiflora (T1) dan multiflora (T2). Dengan kombinasi perlakuan, N0T1 (Petunia tipe grandiflora dengan pencahayaan 100%), N0T2 (Petunia tipe multiflora dengan naungan 0%), N25T1 (Petunia tipe grandiflora dengan naungan 25%), N25T2 (Petunia tipe multiflora dengan naungan 25%), N50T1 (Petunia tipe grandiflora dengan naungan 50%), N50T2 (Petunia tipe multiflora dengan naungan 50%), N75T1 (Petunia tipe grandiflora dengan naungan 75%) dan N75T2 (Petunia tipe multiflora dengan naungan 75%). Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu yakni pada 14, 28, 42, 56 dan 70 hari setelah transplanting (HST). Parameter mewakili fase vegetatif dan pembungaan. Parameter yang akan diamati adalah sebagai berikut: Panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai tan-1), luas daun (cm2 tan-1), indeks klorofil, umur berbunga (HST), jumlah bunga (bunga tan-1), umur bunga, warna bunga dan performa.Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA Rancangan Petak Tersarang dengan uji tabel F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Hasil dari analisis ANOVA, apabila terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan akan diuji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Tidak terdapat interaksi antara tipe petunia dan level naungan di seluruh parameter pengamatan. Peningkatan level naungan berpengaruh pada seluruh parameter pengamatan. Fase vegetatif dibanding tanpa naungan, pemberian naungan menyebabkan pemanjangan hingga 37%, penambahan luas daun hingga 93%, peningkatan indeks klorofil hingga 75%, penurunan jumlah daun hingga 29%. Fase generatif dibanding kontrol, naungan menyebabkan perlambatan bunga hingga 13 hari, penambahan diameter hingga 5%, penurunan jumlah bunga hingga 73%. Berdasarkan parameter jumlah bunga, petunia merespon positif pada naungan 25% dengan nilai intensitas cahaya matahari sebesar 84.000 lux dibanding tanpa naungan. Tipe tanaman berpengaruh nyata seluruh parameter kecuali jumlah daun dan saat inisiasi bunga pertama. Berdasarkan jumlah bunga, tipe multiflora memiliki jumlah bunga lebih banyak dibanding tipe grandiflora.