Daftar Isi:
  • Suatu negara yang mampu menghasilkan produk hortikultura hingga bersaing di pasar dunia mempunyai peluang dalam perdagangan internasional. Adanya perdagangan internasional membuat setiap negara dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu jenis produk hortikultura yang diperdagangkan secara internasional adalah kubis. Saat ini, Indonesia masih melakukan impor dalam memenuhi kebutuhan kubis dalam negeri (Badan Pusat Statistik, 2010 – 2015). Untuk itu, pemerintah Indonesia melakukan peningkatan produksi kubis yang tersebar di beberapa daerah penanaman kubis, salah satunya di Kota Batu. Pengembangan usahatani kubis di Desa Sumberbrantas, Kota Batu masih mengalami beberapa kendala, yaitu harga kubis yang berfluktuasi dan harga input (sewa lahan) yang sering mengalami perubahan. Hal tersebut dapat menyebabkan biaya yang dikeluarkan petani semakin besar dan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani kubis. Oleh karena itu, keunggulan komparatif usahatani kubis di Desa Sumberbrantas perlu dilakukan untuk mengetahui penggunaan sumberdaya domestik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis usahatani kubis secara ekonomi, (2) menganalisis keunggulan komparatif usahatani kubis di Desa Sumberbrantas dan (3) menganalisis perubahan keunggulan komparatif usahatani kubis di Desa Sumberbrantas apabila terjadi perubahan harga output, kenaikan input sewa lahan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan perubahan pada harga output, sewa lahan, dan nilai tukar rupiah yang terjadi secara bersama-sama. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Penentuan lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa Desa Sumberbrantas memiliki potensi sumberdaya alam untuk pengembangan usahatani kubis dan penghasil komoditas tanaman sayuran khususnya kubis paling tinggi di Kecamatan Bumiaji. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode probability sampling dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) karena responden di lokasi penelitian mempunyai luas lahan dan varietas kubis yang ditanam sama. Berdasarkan perhitungan dari rumus slovin diperoleh responden 31 petani. Metode pengumpulan data berdasarkan data primer melalui wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder melalui study literatur dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu penentuan harga bayangan, analisis ekonomi, analisis keunggulan komparatif, dan analisis sensitivitas Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kegiatan usahatani kubis di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu menguntungkan secara ekonomi sebesar Rp 12.236.941,6. Keuntungan ini diperoleh dari seluruh penerimaan output usahatani kubis per hektar per musim tanam sebesar Rp 67.577.809,2, kemudian dikurangi oleh biaya produksi sebesar Rp 55.340.867,61/hektar/musim tanam. Biaya tersebut terdiri dari biaya input tradable sebesar Rp 24.471.329,63 dan biaya input non tradable (domestik) sebesar Rp 30.869.537,98. Usahatani kubis di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRCR (Domestic Resource Cost Ratio) sebesar 0,72. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kubis di Desa Sumberbrantas telah efisien dan menguntungkan dalam pemanfaatan sumberdaya domestik jika diproduksi sendiri di dalam negeri. Usahatani kubis di Desa Sumberbrantas dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan di dalam negeri, karena dapat menghemat devisa negara sebesar US$ 1 dengan mengorbankan sumberdaya domestik sebesar US$ 0,72. Hasil analisis sensitivitas usahatani kubis di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu digunakan pada skenario perubahan penurunan harga output kubis sebesar 50%, kenaikan harga input sewa lahan sebesar 10%, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar 11% dan perubahan harga output, sewa lahan dan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi secara bersama-sama. Pada penurunan harga output sebesar 50% menyebabkan nilai DRCR kubis turun menjadi 3,2 sehingga, usahatani kubis tidak memiliki keunggulan komparatif. Pada analisis sensitivitas yang kedua yaitu kenaikan harga input domestik (sewa lahan) sebesar 10% menyebabkan nilai DRCR menjadi 0,76. Turunnya nilai DRCR tidak menghilangkan keunggulan komparatif usahatani kubis. Pada analisis sensitivitas yang ketiga yaitu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar 11%, dapat meningkatkan nilai DRCR usahatani kubis menjadi 0,56. Sedangkan pada analisis sensitivitas yang keempat pada perubahan harga output, harga sewa lahan, dan nilai tukar rupiah yang terjadi secara bersama-sama menyebabkan nilai DRCR menjadi 2,18, sehingga usahatani kubis tidak memiliki keunggulan komparatif. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah nilai keunggulan komparatif usahatani kubis di lokasi penelitian dapat ditingkatkan dengan penggunaan input pada pestisida sesuai dengan anjuran, perlunya dilakukan pengaturan pola tanam dan perwilayahan komoditas sesuai karakteristik lahan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi panen raya di berbagai daerah, dan sebaiknya pemerintah tidak perlu melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan kubis dalam negeri, melainkan meningkatkan produksi kubis serta mengembangkan potensi ekspor.