Daftar Isi:
  • Perdagangan internasional memberi kesempatan dan tantangan baru dalam mengembangkan komoditas pertanian agar mempunyai keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif merupakan suatu ukuran dalam menunjukkan peluang keunggulan komoditas dalam perdagangan internasional. Salah satu komoditas pertanian yang mempunyai peluang untuk dikembangkan yaitu komoditas hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memegang peranan penting bagi suatu negara khususnya sebagai sumber pendapatan petani dan sumber peningkatan devisa. Salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai peluang untuk dikembangkan yaitu Jeruk Keprok Batu 55. Jeruk Keprok Batu 55 memiliki buah berbentuk oblate dan permukaan kulit kasar agak bergelombang. Jeruk Keprok Batu 55 dikembangkan di daerah sekitar Batu. Daerah pengembangan Jeruk keprok Batu 55 berada di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Desa Bulukerto memiliki karakteristik lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh komoditas Jeruk Keprok Batu 55, yakni dapat tumbuh pada ketinggian 700-1200 m dpl dan jenis tanah latosol. Jeruk Keprok Batu 55 yang dibudidayakan di Desa Bulukerto masih menghadapi beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain harga Jeruk Keprok Batu 55 yang cenderung berfluktuatif, harga bibit di lokasi penelitian cukup mahal, serta lahan budidaya Jeruk Keprok Batu 55 sudah terkontaminasi pestisida. Oleh karena itu, penelitian tentang keunggulan komparatif usahatani Jeruk Keprok Batu 55 perlu dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi sumber daya domestik di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis keuntungan ekonomi komoditas Jeruk Keprok Batu 55 di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, 2) menganalisis keunggulan komparatif komoditas Jeruk Keprok Batu 55 di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, 3) menganalisis tingkat sensitivitas keunggulan komparatif komoditas Jeruk Keprok Batu 55 ketika terjadi perubahan variabel: a) harga input (upah tenaga kerja), b) harga output, c) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan d) harga input (upah tenaga kerja), harga output, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika secara bersama-sama. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis ekonomi, analisis keunggulan komparatif dengan menggunakan perhitungan DRC (Domestic Resource Cost), DRCR (Domestic Resource Cost Ratio) dan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis ekonomi diperoleh hasil bahwa usahatani Jeruk Keprok Batu 55 di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu menguntungkan secara ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan keuntungan usahatani Jeruk Keprok Batu 55 rata-rata dari tahun ke 5 sampai 8 tahun yaitu Rp 40.630.799/ha/tahun. Keuntungan tersebut dapat dikatakan memiliki keuntungan ekonomi dikarenakan biaya usahatani Jeruk Keprok Batu 55 lebih rendah dibandingkan keuntungan yang diperoleh. Hasil analisis keunggulan komparatif pada penelitian ini diperoleh nilai DRCR sebesar 0,418. Nilai DRCR tersebut diperoleh dari pembagian antara DRC dengan SER (Shadow Exchange Rate). Nilai SER tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai DRC sehingga nilai DRCR yang diperoleh kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sistem produksi usahatani Jeruk Keprok Batu 55 di lokasi penelitian memiliki keunggulan komparatif. Hasil analisis sensitivitas keunggulan komparatif usahatani Jeruk Keprok Batu 55 ketika terjadi perubahan variabel a) penurunan harga output sebesar 50% menunjukkan hasil bahwa nilai DRCR yang diperoleh yaitu sebesar 1,27. Nilai 1,27 tersebut menunjukkan hasil lebih dari satu yang berarti bahwa usahatani tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif, b) kenaikan upah tenaga kerja sebesar 25% tidak menyebabkan perubahan nilai DRCR yang cukup besar. Hal ini dikarenakan nilai DRCR yang diperoleh sebesar 0,453, c) kenaikan nilai tukar rupiah sebesar 18% terhadap dollar Amerika menyebabkan keunggulan komparatif menurun, sedangkan penurunan nilai tukar rupiah sebesar 8% terhadap dollar Amerika meningkatkan keunggulan komparatif Jeruk Keprok Batu 55. Namun, nilai DRCR yang dihasilkan kedua-duanya masih menunjukkan bahwa usahatani Jeruk Keprok Batu 55 memiliki keunggulan komparatif, d) perubahan harga upah tenaga kerja, harga output dan kenaikan nilai tukar rupiah secara bersama-sama menyebabkan nilai DRCR menjadi 0,96, sedangkan Perubahan upah tenaga kerja, harga output, dan penurunan nilai tukar rupiah sebesar 9% menyebabkan nilai DRCR menjadi 0,51. Hasil kedua-duanya masih menunjukkan bahwa usahatani Jeruk Keprok Batu 55 memiliki keunggulan komparatif dikarenakan nilai DRCR yang diperoleh kurang dari satu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang diajukan dalam pengembangan usahatani Jeruk Keprok Batu 55 antara lain 1) berdasarkan hasil penelitian terkait permasalahan petani terhadap lahan yang sudah terkontaminasi oleh pestisida dapat diatasi dengan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia dengan meningkatkan penggunaan pupuk dan pestisida organik, 2) hasil penelitian menunjukkan bahwa Jeruk Keprok Batu 55 layak bersaing dengan jeruk impor, namun kualitas Jeruk Keprok Batu 55 perlu ditingkatkan dengan penggunaan bibit yang bersertifikat dan apabila pemerintah memberikan bantuan bibit Jeruk Keprok Batu 55 seharusnya menggunakan bibit bersertifikat, 3) hasil penelitian tentang analisis sensitivitas terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menyebabkan ketidakpastian nilai DRCR, sehingga pemerintah perlu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, 4) hasil penelitian tentang analisis sensitivitas perubahan harga ouput mengakibatkan nilai DRCR lebih rendah dibandingkan nilai DRCR sebelum terjadinya perubahan, sehingga pemerintah perlu menjaga kestabilan harga Jeruk Keprok Batu 55 saat panen raya.