Analsis Daya Saing Tembakau Indonesia di Pasar ASEAN dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Main Author: | Wicaksono, Qistan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131435/1/merged.pdf http://repository.ub.ac.id/131435/ |
Daftar Isi:
- Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk kerjasama antara anggota negara-negara ASEAN yang terdiri dari Brunei, Filipina, Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura dan Vietnam. MEA yang dilaksanakan pada tahun 2016 merupakan program bagi negara-negara ASEAN agar dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi khususnya perdagangan sebagaimana terdapat dalam ASEAN Economic Community (AEC). Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan meningkatkan sektor pertanian. Komoditas tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian Indonesia. Komoditas ini diprediksi mampu menjadi salah satu komoditi unggulan Indonesia yang memiliki daya saing dalam menghadapi MEA (Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia, 2015). Spesialisasi dan daya saing sangat dibutuhkan dalam menghadapi keadaan globalisasi ini (Oktoviani, 2009). Walaupun demikian, apabila Indonesia tidak meningkatkan daya saing maka bukan tidak mungkin jika impor tembakau semakin banyak dan mempengaruhi spesialisasi perdagangan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis spesialisasi perdagangan tembakau Negara Indonesia di pasar ASEAN (2) Menganalisis daya saing komparatif tembakau di pasar ASEAN (3) Menganalisis daya saing kompetitif tembakau di pasar ASEAN. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif dan menggunakan alat analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) yang digunakan untuk menganalisis spesialisasi perdagangan tembakau di pasar ASEAN, sedangkan untuk menganalisis keunggulan komparatif tembakau menggunakan Revealed Comparative Trade Advantage (RCTA) dan dari keunggulan kompetitif dengan menggunakan Export Competitiveness Index (XCi). Tembakau Indonesia dianalisis dan dibandingkan dengan negara lain di ASEAN (Thailand, Singapura dan Filipina) dengan pertimbangan ketiga negara tersebut merupakan negara pesaing Indonesia dalam ekspor tembakau di ASEAN Hasil Penelitian daya saing ekspor tembakau Indonesia di pasar ASEAN antara lain: 1. Spesialisasi perdagangan tembakau dari keempat negara yang dianalisis dengan menggunakan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) pada periode 1994-2003 adalah Thailand (0,8379) memiliki nilai ISP yang tertinggi lalu Indonesia (0,5454), Singapura (-0,0214) dan Filipina (-0,3153). Thailand dan Indonesia dikatakan sebagai negara eksportir karena nilai ISP diatas nol (0) sedangkan Singapura dan Filipina dikatakan sebagai negara importir karena memiliki nilai ISP yang dibawah nol (0). 2. Berdasarkan hasil perhitungan XCi, Singapura (1,8073) memiliki nilai rata-rata XCi tertinggi disusul Filipina (1,2894), Indonesia (1,2122) dan Thailand (0,9961). Singapura, Filipina dan Indonesia dapat dikatakan memiliki trend daya saing yang meningkat atau dapat dikatakan berdaya saing kompetitif dikarenakan ketiga negara tersebut memiliki nilai XCi diatas 1 sedangkan vi Thailand dapat dikatakan menghadapi kemungkinan penurunan pangsa pasar atau daya saing yang melemah. 3. Berdasarkan hasil RCTA, Filipina (2,0293) memiliki nilai RCTA tertinggi disusul Singapura (0,5505), Indonesia (-0,40214) dan Thailand (-0,7116). Filipina dan Singapura dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki daya saing karena apabila RCTA bernilai positif maka negara tersebut dapat dikatakan memiliki daya saing dalam perdagangan tembakau, sebaliknya apabila hasil RCTA yang diperoleh bernilai negatif maka negara dikatakan tidak memiliki daya saing. Sedangkan untuk Indonesia dan Filipina memperoleh nilai yang negatif dan dikatakan negara tidak memiliki daya saing. Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan spesialisasi perdagangan diperlukan peningkatan nilai ekspor tembakau Indonesia seperti meningkatkan harga tembakau. Upaya untuk meningkatkan daya saing komparatif dapat dilakukan dengan meningkatkan faktor yang mempengaruhi produksi tembakau seperti sumberdaya manusia yang berkualitas, luas areal tanaman tembakau, alat-alat budidaya yang yang lengkap, menambah inovasi Ilmu pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Selain itu untuk meningkatkan daya saing kompetitif perlu perhatian pemerintah seperti dalam segi kebijakan yang menunjang agar budidaya tembakau menghasilkan hasil yang maksimal.