Tingkat Pendapatan Usahatani dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (Kasus Pada Kelompok Wanita Tani “Melati Putih II” Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Suk

Main Author: Fitria, RachmaDini
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131427/1/Skripsi_Rachma_Dini_Fitria_%28125040100111078%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/131427/
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah yang banyak, menurut BPS (2015) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sudah mencapai 255461,70 ribu juta jiwa. Menurut Zahro (2012), permasalahan bertambahnya penduduk menjadi salah satu faktor dalam permasalahan krisis pangan di Indonesia. Berdasarkan Susenas, 2011 (dalam Arifin dkk, 2013), konsumsi buah dan sayur dalam Pola Pangan Harapan (PPH) masih di bawah target pemenuhan 30%. Berdasarkan data tersebut, artinya kita masih harus kerja keras meningkatkan konsumsi sayuran dan buah bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Salah satu faktor menurunnya tingkat produktivitas pertanian adalah fakta bahwa lahan pertanian yang semakin sempit dan terbatas keberadaannya. Hal ini diperkuat dengan hail survey BPS (2013) yang menunjukkan bahwa tahun 2010-2011 secara nasional terjadi konversi lahan pertanian seluas 355.360 Ha atau berkurang 1,97% dari tahun sebelumnya. Salah satu bentuk aktualisasi komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perwujudan ketahanan pangan adalah melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang mengoptimalisasikan pemanfaatan pekarangan sebagai lahan budidaya tanaman sayur dan buah. Penelitian dilakukan di Kelurahan Bandungrejosari pada bulan Februari- Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat pemanfaatan lahan pekarangan peserta Program KRPL dan non peserta Program KRPL di Kelurahan Bandungrejosari; (2) Menganalisis tingkat pendapatan usahatani di lahan pekarangan peserta Program KRPL dan non peserta Program KRPL di Keluarahan Bandungrejosari; (3) Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani di lahan pekarangan peserta program KRPL dengan pendapatan usahatani non peserta KRPL. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif untuk menjelaskan kondisi wilayah penelitian secara geografis, karakteristik responden, dan tingkat pemanfaatan lahan pekarangan peserta KRPL dan non peserta KRPL dibantu dengan Scorring. Analisis kedua yang digunakan adalah analisis data kuantitatif yaitu Analisis Usahatani pekarangan untuk mengetahui tingkat pendapatan dalam usahatani pekarangan dan analisis Uji Beda Rata-Rata untuk mengetahui adanya perbedaan antara pendapatan usahatani peserta KRPL dan pendapatan usahatani non peserta KRPL. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : ii 1. Pemanfaatan lahan pekarangan milik peserta KRPL termasuk kedalam kategori tinggi yaitu sebesar 84,25%. Sedangkan pemanfaatan lahan pekarangan miliki non peserta KRPL termasuk kedalam kategori sedang yaitu 71,17%. Hal tersebut membuktikan bahwa peserta KRPL lebih memanfaatkan lahan pekarangannya sebagai lahan budidaya secara optimal. Faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut yaitu adanya bantuan yang diterima peserta KRPL berupa bantuan bibit, dan kegiatan penyuluhan dari instansi terkait, mudahnya mendapatkan sarana dan prasarana dalam usahatani, dan mudahnya mendapatkan akses pasar untuk menjual hasil panennya. 2. Rata-rata pendapatan usahatani pekarangan peserta KRPL lebih besar dari pada pendapatan usahatani non peserta KRPL. Diketahui rata-rata pendapatan usahatani pekarangan peserta KRPL yaitu sebesar Rp. 767.705 per tahun dengan penerimaan sebesar Rp. 1.293.776 dan biaya usahatani sebesar Rp. 526.071. Sedangkan rata-rata pendapatan usahatani pekarangan non peserta KRPL yaitu Rp. 262.993 per tahun dengan rincian penerimaan usahatani sebesar Rp. 448.600 dan biaya usahatani sebesar Rp, 185.606. Perbedaan pendapatan usahatani disebabkan karena (a) Jumlah tanaman yang ditanam oleh peserta KRPL lebih banyak dibandingkan non peserta KRPL, (b) Peserta KRPL lebih mudah mendapatkan sarana & prasarana dalam berusahatani, (c) Peserta KRPL memiliki kemudahan dalam mengakses pasar. 3. Rata-rata pendapatan usahatani lahan pekarangan milik peserta KRPL berbeda nyata dengan pendapatan usahatani non peserta KRPL. Hal ini dibuktikan dengan hasil t Hitung sebesar 91628,69 dan taraf kepercayaan 95% memberi kesimpulan bahwa t Hitung lebih besar dari t Tabel (1,6701) yang berarti Ho ditolak atau rata-rata pendapatan usahatani di lahan pekarangan peserta KRPL berbeda nyata dengan pendapatan usahatani di lahan pekarangan non peserta KRPL. Perbedaan disebabkan karena Peserta KRPL memiliki jumlah tanaman yang lebih banyak daripada non peserta KRPL sehingga produktivitas juga lebih tinggi yang akan berpengaruh terhadap pendapatan peserta KRPL yang lebih tinggi. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian kali ini yaitu (1) Untuk dapat mengoptimalkan lahan sempit di pekarangan dapat diterapkan teknik vertikultur agar ragam dan jumlah tanaman yang dibudidayakan semakin banyak. (2) Diperlukan pembinaan dan bimbingan dari penyuluh secara intensif serta perhatian yang lebih dari dinas terkait berkaitan dengan kemandirian peserta KRPL agar tidak selalu bergantung dari bantuan yang selama ini mereka terima demi keberlanjutan Program KRPL ini. (3) Agar hasil panen dapat menambah pendapatan keluarga, orientasi dalam usahatani di lahan pekarangan harus berubah ke orientasi pasar sehingga hasil panen tersebut dapat dijual dan menambah pendapatan.