Hubungan Intensitas Pendampingan Perhutani Terhadap Keberhasilan Penanaman Kopi Pada Program Phbm (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) (Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kec. Dau, Kab. Malang)

Main Author: Yaqin, SayyidiAinul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131419/
ctrlnum 131419
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/131419/</relation><title>Hubungan Intensitas Pendampingan Perhutani Terhadap Keberhasilan Penanaman Kopi Pada Program Phbm (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) (Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kec. Dau, Kab. Malang)</title><creator>Yaqin, SayyidiAinul</creator><subject>338.1 Agriculture</subject><description> PHBM merupakan program Perhutani yang bergerak dalam bidang produksi getah pinus dengan cara bermitra dengan masyarakat desa hutan. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pada kegiatan penyadapan getah. Untuk itu pihak Perhutani terus memberikan pendampingan kepada penyadap. Tetapi pada pelaksanaannya penyadapan tidak dilakukan pada musim hujan, karena pada saat musim hujan getah yang dihasilkan sedikit, sehingga penyadap lebih memilih untuk melakukan budidaya sayuran di bawah tegakan pinus. Kegiatan tersebut tidak dianjurkan oleh pihak Perhutani, karena budidaya sayuran dapat menyebabkan erosi pada lahan hutan yang pada umumnya miring. Sehingga Perhutani menganjurkan penyadap untuk melakukan penanaman kopi. Maka untuk mengetahui keberhasilan penanaman kopi, kemampuan penyadap akan dilihat dari tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang budidaya kopi yang baik dibawah tegakan. Kegiatan tersebut dapat dikatakan berhasil apabila pendampingan yang dilakukan Perhutani berjalan dengan baik. Dampak lain yang ditimbulkan dari keberhasilan penanaman kopi tersebut adalah erosi lahan di bawah tegakan akan berkurang. Selain mengetahui tentang keberhasilan penanaman kopi dan pendampingan Perhutani, penelitian ini juga melihat faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik penyadap yang dapat mendukung suatu keberhasilan penanaman kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan intensitas pendampingan Perhutani pada pengelolaan PHBM, 2) mendeskripsikan penyelenggaraan program PHBM, 3) mendeskripsikan faktor intrinsik dan ekstrinsik penyadap yang dapat mendukung keberhasilan penanaman kopi, 4) melakukan analisis terhadap keberhasilan penanaman kopi, 5) menganalisis hubungan intensitas pendampingan dengan keberhasilan penanaman kopi. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di Dusun Sumberbendo Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penentuan responden menggunakan metode sensus terhadap keseluruhan anggota penyadap. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui intensitas pendampingan, implementasi program dan faktor intrinsik dan ekstrinsik penyadap, dan analisis kuantitatif rank spearman yang digunakan untuk menganalisis hubungan pendampingan dengan keberhasilan penanaman kopi. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa 1) intensitas pendampingan yang dilakukan oleh Perhutani terhadap penyadap tergolong cukup baik. Pendamping sebagai konseptor mampu menjelaskan rencana kegiatan dan manfaat yang akan diterima masyarakat apabila mengikuti kegiatan PHBM, sebagai fasilitator pendamping akan segera memfasilitasi kebutuhan penyadap apabila penyadap melaporkan kerusakan alat kepada pihak Perhutani, sebagai pembimbing teknis pendamping selalu menjelaskan cara-cara penyadapan dan budidaya di bawah tegakan yang baik dan tidak merusak lahan, sebagai motivator pendamping mampu mengajak penyadap untuk menanam kopi dalam mengurangi ii erosi lahan di bawah tegakan dan selalu mengevaluasi kegiatan yang kurang baik seperti cara pembukaan kuare yang tidak boleh terlalu tebal. Tetapi pendamping kurang baik dalam memberikan informasi baru kepada penyadap. 2) Pada pelaksanaan kegiatan, penyadap mampu melakukan pemeliharaan terhadap tanaman pinus, tetapi pada pelaksanaan produksi tidak dilakukan penyadap pada musim hujan, sehingga getah yang dihasilkan tidak mencapai target. Pada tahap evaluasi, apabila ada kendala pada kegiatan penyadapan, penyadap langsung melaporkan kondisi tersebut kepada pihak Perhutani, terutama pada kerusakan alat dan penentuan harga getah. 3) faktor intrinsik yang dapat mendukung keberhasilan penanaman kopi adalah faktor pengalaman penyadap dalam berusahatani dan usia, faktor pendidikan penyadap kurang mendukung dalam keberhasilan penanaman, disebabkan rata-rata pendidikan terakhir penyadap adalah sekolah dasar. Faktor ekstrinsik yang sangat mempengaruhi adalah faktor pendapatan, dan kepemilikan lahan. 4) tingkat keberhasilan penanaman kopi pada aspek pengetahuan yang didapatkan penyadap dari teman dan pengalaman usahataninya. Tetapi, penyadap kurang memahami apa alasan di balik pengetahuan yang mereka dapatkan, sehingga keterampilan penyadap juga hanya mengikuti anjuran teman. 5) hubungan yang terjadi antara intensitas pendampingan dengan keberhasilan penanaman kopi adalah Perhutani mampu menjelaskan beberapa tahap kegiatan budidaya kopi yang baik agar tidak mengganggu tanaman pokok, dan rata-rata penyadap mampu melakukannya. Penanaman kopi yang dilakukan penyadap mampu mengurangi erosi lahan di bawah tegakan sesuai dengan tujuan pendampingan yang dilakukan Perhutani melakukan produksi tetapi tetap menjaga kelestarian hutan produksi tersebut. Pendampingan yang dilakukan oleh Perhutani perlu ditingkatkan lagi, seperti pada kegiatan penyampaian informasi tentang target getah kepada seluruh penyadap, agar pengelolaan program PHBM semakin baik. Pelaksanaan kegiatan penyadapan juga perlu ditingkatkan pada musim hujan, apabila dilakukan lebih rutin hasil getah dapat membantu Perhutani dalam memenuhi target yang sudah ditentukan, meskipun getah yang dihasilkan tidak sebanyak musim kemarau. Penyadap juga dapat memanfaatkan lahan di bawah tegakan untuk ditanami kopi. Tetapi perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan penyadap dalam budidaya kopi, dengan cara memberikan penyuluhan tentang budidaya kopi yang baik di bawah tegakan pinus.&#xD; </description><date>2016-07-28</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Yaqin, SayyidiAinul (2016) Hubungan Intensitas Pendampingan Perhutani Terhadap Keberhasilan Penanaman Kopi Pada Program Phbm (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) (Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kec. Dau, Kab. Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2016/420/ 051607572</relation><recordID>131419</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Yaqin, SayyidiAinul
title Hubungan Intensitas Pendampingan Perhutani Terhadap Keberhasilan Penanaman Kopi Pada Program Phbm (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) (Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kec. Dau, Kab. Malang)
publishDate 2016
topic 338.1 Agriculture
url http://repository.ub.ac.id/131419/
contents PHBM merupakan program Perhutani yang bergerak dalam bidang produksi getah pinus dengan cara bermitra dengan masyarakat desa hutan. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pada kegiatan penyadapan getah. Untuk itu pihak Perhutani terus memberikan pendampingan kepada penyadap. Tetapi pada pelaksanaannya penyadapan tidak dilakukan pada musim hujan, karena pada saat musim hujan getah yang dihasilkan sedikit, sehingga penyadap lebih memilih untuk melakukan budidaya sayuran di bawah tegakan pinus. Kegiatan tersebut tidak dianjurkan oleh pihak Perhutani, karena budidaya sayuran dapat menyebabkan erosi pada lahan hutan yang pada umumnya miring. Sehingga Perhutani menganjurkan penyadap untuk melakukan penanaman kopi. Maka untuk mengetahui keberhasilan penanaman kopi, kemampuan penyadap akan dilihat dari tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang budidaya kopi yang baik dibawah tegakan. Kegiatan tersebut dapat dikatakan berhasil apabila pendampingan yang dilakukan Perhutani berjalan dengan baik. Dampak lain yang ditimbulkan dari keberhasilan penanaman kopi tersebut adalah erosi lahan di bawah tegakan akan berkurang. Selain mengetahui tentang keberhasilan penanaman kopi dan pendampingan Perhutani, penelitian ini juga melihat faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik penyadap yang dapat mendukung suatu keberhasilan penanaman kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan intensitas pendampingan Perhutani pada pengelolaan PHBM, 2) mendeskripsikan penyelenggaraan program PHBM, 3) mendeskripsikan faktor intrinsik dan ekstrinsik penyadap yang dapat mendukung keberhasilan penanaman kopi, 4) melakukan analisis terhadap keberhasilan penanaman kopi, 5) menganalisis hubungan intensitas pendampingan dengan keberhasilan penanaman kopi. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di Dusun Sumberbendo Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penentuan responden menggunakan metode sensus terhadap keseluruhan anggota penyadap. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui intensitas pendampingan, implementasi program dan faktor intrinsik dan ekstrinsik penyadap, dan analisis kuantitatif rank spearman yang digunakan untuk menganalisis hubungan pendampingan dengan keberhasilan penanaman kopi. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa 1) intensitas pendampingan yang dilakukan oleh Perhutani terhadap penyadap tergolong cukup baik. Pendamping sebagai konseptor mampu menjelaskan rencana kegiatan dan manfaat yang akan diterima masyarakat apabila mengikuti kegiatan PHBM, sebagai fasilitator pendamping akan segera memfasilitasi kebutuhan penyadap apabila penyadap melaporkan kerusakan alat kepada pihak Perhutani, sebagai pembimbing teknis pendamping selalu menjelaskan cara-cara penyadapan dan budidaya di bawah tegakan yang baik dan tidak merusak lahan, sebagai motivator pendamping mampu mengajak penyadap untuk menanam kopi dalam mengurangi ii erosi lahan di bawah tegakan dan selalu mengevaluasi kegiatan yang kurang baik seperti cara pembukaan kuare yang tidak boleh terlalu tebal. Tetapi pendamping kurang baik dalam memberikan informasi baru kepada penyadap. 2) Pada pelaksanaan kegiatan, penyadap mampu melakukan pemeliharaan terhadap tanaman pinus, tetapi pada pelaksanaan produksi tidak dilakukan penyadap pada musim hujan, sehingga getah yang dihasilkan tidak mencapai target. Pada tahap evaluasi, apabila ada kendala pada kegiatan penyadapan, penyadap langsung melaporkan kondisi tersebut kepada pihak Perhutani, terutama pada kerusakan alat dan penentuan harga getah. 3) faktor intrinsik yang dapat mendukung keberhasilan penanaman kopi adalah faktor pengalaman penyadap dalam berusahatani dan usia, faktor pendidikan penyadap kurang mendukung dalam keberhasilan penanaman, disebabkan rata-rata pendidikan terakhir penyadap adalah sekolah dasar. Faktor ekstrinsik yang sangat mempengaruhi adalah faktor pendapatan, dan kepemilikan lahan. 4) tingkat keberhasilan penanaman kopi pada aspek pengetahuan yang didapatkan penyadap dari teman dan pengalaman usahataninya. Tetapi, penyadap kurang memahami apa alasan di balik pengetahuan yang mereka dapatkan, sehingga keterampilan penyadap juga hanya mengikuti anjuran teman. 5) hubungan yang terjadi antara intensitas pendampingan dengan keberhasilan penanaman kopi adalah Perhutani mampu menjelaskan beberapa tahap kegiatan budidaya kopi yang baik agar tidak mengganggu tanaman pokok, dan rata-rata penyadap mampu melakukannya. Penanaman kopi yang dilakukan penyadap mampu mengurangi erosi lahan di bawah tegakan sesuai dengan tujuan pendampingan yang dilakukan Perhutani melakukan produksi tetapi tetap menjaga kelestarian hutan produksi tersebut. Pendampingan yang dilakukan oleh Perhutani perlu ditingkatkan lagi, seperti pada kegiatan penyampaian informasi tentang target getah kepada seluruh penyadap, agar pengelolaan program PHBM semakin baik. Pelaksanaan kegiatan penyadapan juga perlu ditingkatkan pada musim hujan, apabila dilakukan lebih rutin hasil getah dapat membantu Perhutani dalam memenuhi target yang sudah ditentukan, meskipun getah yang dihasilkan tidak sebanyak musim kemarau. Penyadap juga dapat memanfaatkan lahan di bawah tegakan untuk ditanami kopi. Tetapi perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan penyadap dalam budidaya kopi, dengan cara memberikan penyuluhan tentang budidaya kopi yang baik di bawah tegakan pinus.
id IOS4666.131419
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T02:05:42Z
last_indexed 2021-10-28T07:20:42Z
recordtype dc
_version_ 1751453806723334144
score 17.538404