Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Agronomi pada 7 Famili F5 Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Polong Kuning

Main Author: Gultom, ChristinaSolideo
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131418/1/Skripsi_PDF.pdf
http://repository.ub.ac.id/131418/
Daftar Isi:
  • Kesadaran akan kesehatan pada saat ini membuat masyarakat lebih banyak mengkonsumsi sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi. Salah satu sayuran dengan kandungan gizi tinggi adalah buncis yang memiliki kadar serat lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat beberapa sayuran. Polong buncis berkhasiat menurunkan kolesterol darah, mencegah penyebaran sel kanker dan beberapa penyakit kronis lainnya (Cahyono, 2007). Produksi buncis di Indonesia tidak selalu meningkat atau berfluktuatif tiap tahunnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu keadaan lahan atau luas panen yang semakin menyempit dan penggunaan varietas yang tidak mempunyai daya hasil tinggi oleh banyak petani buncis. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan varietas baru yang memiliki produktivitas tinggi dan kualitas baik. Pengembangan varietas sedang dilakukan dan hingga waktu ini telah mencapai generasi ke-5 (F5) yang menjadi fokus penelitian. Kegiatan pemuliaan awal dilakukan dengan menyilangkan tetua unggul, yaitu varietas introduksi dan varietas lokal. Varietas introduksi Cherokee Sun memiliki keunggulan kandungan antioksidan tinggi dan varietas lokal Gogo Kuning, Gilik Ijo, dan Mantili memiliki rata-rata produksi tinggi (Oktarisna et al., 2013). Pada populasi F4 menunjukkan nilai keragaman telah mendekati homozigot. Meski sudah mendekati homozigot tetap diperlukan penghitungan keragaman genetik dan nilai heritabilitas di populasi F5 untuk mendapat famili terbaik yang lebih seragam, sehingga dapat digunakan pada generasi selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keragaman genetik dan nilai duga heritabilitas karakter agronomi 7 famili F5 buncis (Phaseolus vulgaris L.) polong kuning hasil persilangan varietas introduksi dan varietas lokal. Hipotesis yang dinyatakan pada penelitian ini adalah terdapat keragaman genetik yang masih tinggi dan nilai heritabilitas tinggi pada karakter agronomi 7 famili F5 buncis (Phaseolus vulgaris L.) polong kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kajang Lor, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang terletak pada ketinggian ± 650 m dpl pada bulan Maret sampai Juli 2015. Alat yang digunakan adalah ajir, tali rafia, mulsa, cangkul, sprayer, alfaboard, alat tulis, jangka sorong, timbangan analitik, pita meter, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah benih buncis yang berasal dari 7 famili terpilih dari F4, yaitu CS.GI 63-33-3, CS.GI 63-0-24, CS.GI 63-21-29, CS.GI 63-21-40, CS.GK 63-15-37, CS.GK 63-15-7, dan CS.GK 50-0-24, serta 3 varietas tetua, yaitu Cherokee Sun, Gilik Ijo, dan Gogo Kuning. Bahan pendukung adalah pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk daun, insektisida, dan moluskisida. Penelitian ini menggunakan petak tunggal atau single plot. Penanaman dilakukan dengan cara satu bedeng ditanam satu famili. Pengamatan yang dilakukan pada karakter kualitatif (tipe pertumbuhan, intensitas warna daun, warna bunga, warna polong, derajat kelengkungan polong, dan warna biji) dan ii kuantitatif (panjang tanaman, jumlah daun, umur awal berbunga, umur awal panen, jumlah polong segar per tanaman, panjang polong, diameter polong, bobot segar per polong, bobot polong segar per tanaman, bobot 100 butir benih, bobot benih per tanaman). Karakter kualitatif dianalisis berdasarkan UPOV (2005) dan karakter kuantitatif dianalisis dengan menggunakan perhitungan heritabilitas (h2bs) dan koefisien keragaman genetik (KKG). Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar famili dalam penelitian ini memiliki keragaman genetik tergolong sempit pada karakter kuantitatif yang dilihat dari nilai koefisien keragaman genetik. Namun, masih ditemukan kategori cukup tinggi yang juga tergolong keragaman luas pada beberapa famili, yaitu jumlah polong segar per tanaman dalam famili CS.GK 63-15-37 dan CS.GK 63-15-7, serta bobot biji (benih) per tanaman dalam famili CS.GI 63-21-29. Pendugaan heritabilitas dari tujuh famili tersebut menunjukkan tiap famili memiliki nilai heritabilitas dengan kategori tinggi pada beberapa karakter, khusus pada jumlah polong segar per tanaman adalah karakter yang termasuk haritabilitas tinggi dalam semua famili yang diamati. Karakter kualitatif tiap famili juga menunjukkan persentase keseragaman yang tinggi pada sebagian besar karakter, khususnya karakter warna polong kuning. Keragaman genetik antar famili F5 pada seluruh karakter menunjukkan kategori yang rendah hingga agak rendah dan untuk nilai heritabilitas seluruh karakter tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan nilai keragaman yang didapat, maka dilakukan pemilihan famili terbaik dari 7 Famili F5 ini untuk dapat dilanjutkan ke generasi 6 (F6). Pemilihan dilakukan dengan ketentuan nilai keragaman genetik yang rendah hingga agak rendah pada famili yang memiliki bobot polong segar lebih dari 300 gram per tanaman dan persentase keseragaman yang tinggi pada karakter warna polong kuning. Famili yang memiliki kesesuaian dengan kriteria tersebut adalah famili CS.GI 63-33-31, CS.GI 63-0-24, dan CS.GK 50-0-24.